MPB-20.

80.7K 3.4K 70
                                    

Andrea benar-benar dibuat frustasi saat ini, bagaimana tidak, dengan spihak Ara membatalkan pernikahannya dan juga sangat sulit untuk dihubungi.

"Jangan menghubungiku jika kau belum menemukan Ara!" teriak Andrea seraya mematikan ponselnya.

Andrea baru saja mendapatkan rekaman video cctv sesaat setelah Ara mengantarkannya sampai lobby.

"Sampai kapan pun kau tidak akan aku lepaskan Ara. Kau milikku! Tidak ada yang bisa memisahkan kita kecuali kematian, aku janji akan hal itu Ara" ucap Andrea seraya mengepalkan tangannya.

"Dan untuk kau Rayhan, kau tidak bisa dan tidak akan memisahkan aku dengan Ara"

***

Ibell menatap iba kearah Ara yang kini sedang terduduk di lantai balkon apartementnya. Ibell kemudian terduduk di sebelah Ara lalu mengusap lembut pundak Ara.

"Gak usah dipikirin nanti lo kurus!"

Ara tidak menanggapi perkataan Ibell.

"Keputusan lo buat batalin pernikah lo sama Andrea itu salah besar Ra" ucap Ibell tanpa memandang Ara, sedangkan Ara kini melihat ke arah Ibell.

"Kalau lo lanjutin hubungan lo sama Andrea, dan perselingkuhan lo ketahuan, kemungkinan besar lo masih bisa di maafin sama kakak lo, ya meskipun kemungkinannya sangat kecil. Tapi dengan lo masih mengikuti permainan kakak ipar lo, yang ada kakak lo makin terluka, makin kecewa, dan mungkin gak akan pernah maafin lo karena lo udah ngancurin rumah tangga mereka"

Ibell menatap Ara.

"Gue tahu gimana rasanya dicap sebagai penjahat karena merebut apa yang seharusnya tidak bisa kita miliki. Sakit Ra, gue gak mau lo ngerasain hal yang sama. Gak masalah lu cuman dicaci maki atau apapun itu, tapi lingkungan lo? Apa bisa nerima? Belum tentu."

Ibell menarik nafasnya perlahan.

"Beruntung jika nantinya lingkungan lo di zona positif tapi kalau enggak? Lo bisa nerimanya?, padahal bukan elo kan yang mau ada di posisi itu. Balik ke Andrea Ra, sebelum terlambat"

Ara tidak menjawab pernyataan Ibell, ia bingung harus bagaimana sekarang.

***

Rayhan kini menyenderkan tubuhnya di kursi kebesarannya.

"Nona Ara tidak ada di apartementnya tuan"

"Biarkan, hanya pastikan Andrea tidak menemuinya" ucap Rayhan.

"Baik tuan"

Setelah kepergiaan orang suruhannya, Rayhan kini tersenyum sinis.

"Aku akan pastikan kau menjadi milikku Ara"

Flashback on.

Hal yang tadinya tidak dipercaya oleh Rayhan kini ia rasakan, cinta pada pandangan pertama. Ya, itulah sekiranya yang bisa ia ungkapkan saat ini.

Melihat gadis membawa tas eiger dengan rambut dikuncir ponytail kini menarik perhatiannya.

"Assalammualaikum Ara pulang" ucap gadis itu.

"Ara, nama yang cantik" pikir Rayhan.

"Ara kenalkan ini kak Rayhan calon kak Anna" ucap sang ibu dari gadis itu.

Dia mengulurkan tangannya lalu Rayhan menjabat tangan Ara, untuk pertama kalinya Rayhan merasakan jantungnya berdetak kencang hanya dengan menjabat tangan dari seorang gadis.

"Rayhan"

"Ara"

Rayhan tersenyum penuh arti.

"Aku pastikan kau akan menjadi milikku" ucap Rayhan dalam hati.

***
Sebuah pernikahan harusnya di jalani dengan penuh cinta, dan kebahagiaan. Namun semua tidak dirasakan oleh Rayhan sedari tadi pandangannya hanya fokus kepada satu gadis yang kini sedang memakan eskrim.

Rayhan benar-benar ingin menerkam Ara saat ini, dress biru muda itu benar-benar mencetak tubuh Ara.

Ara kini menatap Rayhan, lalu membuang pandangannya dan kini berjalan menuju toilet.

"Anna, aku akan ke kamar mandi sebentar" ucap Rayhan kepada Anna.

"Iya"

Rayhan terus mengikuti Ara, kemana pun ia berada. Rayhan kini menunggu Ara yang keluar dari toilet. Rayhan langsung menarik Ara menuju lorong yang sepi.

"Kak, apa yang kakak lakukan?"

Rayhan tidak menjawab, ia langsung mencium Ara dengan rakus, bukan hal baru ia melakukan ciuman hanya saja rasanya sangat berbeda jika dengan Ara.

"Harusnya aku menikahimu" ucap Rayhan.

"Jika seperti ini aku bisa gila" gumam Rayhan. "Aku harus mendapatkannya malam ini juga" lanjut Rayhan.

Malam harinya Rayhan benar-benar merencanakan semuanya dengan baik, dari mulai ruang kerja yang terhubung dengan kamar Ara, hingga seutas tali dan sebuah kamera.

Setelah semuanya siap, Rayhan melihat cctv yang terpasang di kamar Ara, memastikan bahwa Ara sudah tidur.

Rayhan memasuki kamar Ara, lalu tersenyum melihat Ara yang sedang tertidur lelap. Rayhan menyentuh setiap inci permukaan wajah Ara.
Sentuhannya berlanjut sampai ke leher Ara.

"Malam ini dan seterusnya kamu milikku!"

Rayhan langsung melancarkan aksinya, ia mengikat kedua tangan Ara dan langsung memasang kamera di atas nakas yang langsung menyorot kearah mereka. Rayhan merobek semua pakaian Ara, dan menyentuh setiap inci tubuh Ara.

Rayhan dibuat takjub dengan pemandangan yang ada di hadapannya itu. Rayhan terus menyentuh setiap inci permukaan tubuh Ara hingga tanpa sadar Ara sudah terbangun.

"Apa yang kakak lakukan?" ucap Ara panik.

"Aku ingin melakukan malam pertama, tapi bukan dengan kakakmu, aku lebih menyukai tubuhmu dibandingkan tubuh kakakmu!" ucap Rayhan dengan tenang.

"Jangan gila kak! Hentikan!"

Rayhan tersenyum, Rayhan tidak mendengarkan ucapan Ara, ia mengusap air mata Ara.

"Ini akan terasa sakit, berteriaklah tidak akan ada yang mendengar"

Malam itu Rayhan merenggut mahkota paling berharga dari Ara.

Ara menangis sejadi-jadinya.

"Kenapa kakak melakukan ini?"

Rayhan tidak menjawab ia menempelkan dahinya di dahi Ara, hanya menatap tajam tanpa berbicara, seolah tatapan matanya menjawab semua apa yang di tanyakan Ara.

Rayhan langsung berguling disamping Ara, lalu memeluk tubuh Ara.

"Tidurlah, esok akan menjadi hari yang panjang untukmu!"














Tbc...

Hollaaaa, apa kabar? Tadinya kemarin itu mau update, tapi kemaren aku sibuk nontonin jodoh aku konser wkwk jadi gak sempet so maaf ya🙏

Oh iya menurut kalian alurnya mending maju mundur kayak gini atau di pisah aja? Plis bantu jawab ya:)

Sama satu lagi, disini team AraRayhan atau team AraAndrea nih?
Kalau aku team ciecie aja ya wkwk.

See you di part selanjutnya babay✋
Jan lupa di vote, komen, dan share💜

My Possessive Boss [18+] [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang