Ara menatap tak percaya kearah Vivi, bagaimana dengan mudahnya ia mengatakan bahwa Andrea dan dirinya akan menikah dalam waktu satu bulan.
"Ibu gak salah bicara?" ucap Ara memastikan.
"Tidak! Dari pada kalian berbuat seperti itu, lalu timbul anak yang tidak berdosa sebelum kalian menikah, lebih baik di nikahkan segera"
"Tapi bu, saya gak cinta sama pak Andrea"
"Cinta bisa datang karena terbiasa. Sudah tidak ada lagi alasan! Pokoknya kalian akan segera menikah!"
Vivi langsung pergi meninggalkan Andrea dan Ara.
Andrea menatap Ara yang kini sedang menahan kesal.
"Aku akan menepati janjiku. Aku akan membiayai pengobatan ibumu dan mmbantu usaha ayahmu"
Ara menatap Andrea dengan tajam.
"Jika anda tidak melakukan itu. Ini tidak akan terjadi!"
"Aku sudah malas berdebat denganmu! Sekatang kau kembali ke ruangamu dan nanti saat jam makan siang kau temui aku, kita makan bersama"
Ara tidak menjawab pernyataan dari Andrea dia langsung pergi dari ruangan Andrea.
Ara datang kembali keruangannya dengan perasaan yang sulit di artikan, kesal, sedih, bingung semuanya bercampur jadi satu dan hal itu tak luput dari perhatian teman-teman sedivisi Ara.
"Lu kenapa dah?" tanya Ririn saat Ara baru tiba di ruangannya.
Ara menatap Ririn lalu menggelengkan kepalanya.
"Oh iya kok elo di ruangan pak Andrea lama banget sih?"
"Eh itu ada problem sedikit"
Ara kemudian tersenyum canggung mana mungkin ia menceritakan hal yang sebenarnya terjadi."Oh ya udah deh"
Ara bernafas lega beruntung Ririn tidak terlalu kepo dengan urusannya.
Ara kembali ke mejanya lalu menyelesaikan beberapa tugas yang harus segera ia selesaikan.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam makan siang, Ara teringat apa yang di katakan Andrea tapi ia menguiraukannya, ia lebih memilih makan bersama teman-teman se-divisinya. Namun sayang sepertinya dewi fortuna sedang tidak berpihak pada Ara, karena Andrea sudah menunggu di depan pintu ruangan Ara.
"Aku tahu kau akan menghiraukan ucapanku maka dari itu aku yang menghampirimu!"
Andrea langsung menarik Ara menuju ruangannya disana sudah ada makanan yang tersaji, merwka duduk saling berhadapan, meskipun makanan yang tersaji di hadapan Ara adalah makanan kesukaaan Ara. Namun ia sama sekali tidak tertarik dengan dengan makan yang ada di hadapannya itu.
Andrea menatap Ara dengan tatapan bingung. Bagaimana tidak jika sedari tadi hanya ekspresi mrnahan kesal yang di tunjukkan Ara.
"Kamu kenapa sih?" tanya Andrea.
"Aku gak pa-pa" jawab dingin Ara.
"Biasanya kalau cewek bilang gak pa-pa, artinya ada apa-apa"
"Gak usah sok tau deh!"
Andrea menghela nafas.
"Makanannya gak enak?"
Ara tidak menjawab.
"Mau aku pesenin lagi?"
"Gak!"
"Terus maunya apa?"
"Gak tau"
"Kamu lagi PMS ya?"
"Berisik!"
Ara segera bangkit dari duduknya lalu meninggalkan Andrea sendirian. Andrea hanya menghela nafas ketika melihat kepergian Ara.
TBC...
Masih ada yang nungguin cerita ini gak???
Maaf banget baru bisa update, soalnya hp saya sedang bermasalah :(
Terus mood juga lagi ancur soalnya minggu kemarin akun ig saya di hack orang tidak bertanggung jawab:(
Btw, jangan sungkan untuk memperbaiki tulisan saya ya, entah itu typo atau tanda baca dan lainnya:)
Jangan lupa buat di vote, komen dan share
Luv you❤Daydip,
2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Boss [18+] [SELESAI]
RomanceBerawal dari kalah taruhan dengan sahabatnya membuat Arabella Wicaksono seorang gadis bertubuh gempal harus memasuki sebuah club malam dan harus berurusan dengan seorang ceo muda, tampan, dan kaya.