Perkataan Ibell tadi siang, sedikit mengganggu Ara. Ara menarik nafasnya lalu menghembuskannya secara perlahan berharap dengan begitu pikirannya bisa menjernih.
Ara berusaha mengamati apa yang terjadi saat ini, terlalu menyakitkan. Tetapi, bukankah Tuhan menguji setiap hambanya sesuai kemampuan hambanya, berarti Tuhan percaya jika ia bisa melewati ini dengan sebaik mungkin.
Ara memejamkan matanya lalu kembali menarik nafas dengan perlahan dan menghmbuskannya dengan perlahan. Ia melangkah memantapkan hatinya untuk kembali dengan Andrea. Namun baru satu langkah bayangan ekspresi kakaknya yang kecewa langsung menghampiri Ara. Ara berhenti melangkah, nafasnya kembali memburu. Ia sangat tahu bagaimana tabiat kakak iparnya itu.
Suara bel apartement Ibell seolah menyadarkan Ara. Ia segera melihat monitor yang berada di ruang tengah. Tidak ada orang, tapi Ara benar-benar mendengar suara bel.
Ara melangkah menuju pintu, lalu membuka pintu tidak ada orang, hanya ada kardus yang ditujukan untuknya.
Ara membawa kardus itu, lalu mengambil gunting untuk membuka kardus itu. Ara langsung membuka kardus itu.
"Ara meremas ujung bajunya sendiri, ia mundur beberapa langkah, jantungnya benar-benar berdetak dengan kencang, kepalanya menjadi pening.
"Aku tidak salah, dia yang menjebakku" teriak Ara.
Ara langsung menangis sejadi-jadinya. Ia terduduk sembari memeluk kedua lututnya.
"Aku tidak salah"
Ibell benar-benar terkejut melihat Ara yang kembali menangis. Ia segera meletakkan belanjaannya lalu menghampiri Ara.
"Kenapa?" tanya Ibell.
Ara menatap Ibell.
"Bell aku gak salah kan? Aku gak salah"
"Salah apa?"
"Aku gak salah kan? Aku cuman korbankan Bell?" tanya Ara.
"Ra, tenang lo kenapa?"
Ara malah semakin menangis. Ibell melihat kardus lalu melihat isi kardus itu, Ibell mengepalkan tangannya.
Paket ini akan sampai kepada kakakmu jika kau menemui Andrea lagi:)
Kardus itu berisikan beberapa foto tidak senonoh antara Ara dan Rayhan, Ibell juga menemukan sebuah kaset dengan sticky note diatasnya.
Bahkan aku juga masih mrmpunyai rekamannya:)
Ibell langsung mematahkan kaset itu.
Ia memeluk Ara.
"Lu tenang ya, disini lo korban, lo gak usah takut. Bukankah Tuhan maha tau siapa yang salah dan siapa yang benar?"
Ara menatap Ibell, Ibell tersenyum menenangkan, lalu mengusap lembut bahu Ara.
"Yang gue tahu Ara itu anak yang kuat, gak cengeng dan juga pemberani, masa hadepin macan kek Andrea aja bisa. Ini hadepin bencong kek si Rayhan gak bisa"
Ara menatap Ibell.
Ibell mengangguk lalu mengusap lembut bahu Ara."All gonna be okay" ucap Ibell berusaha menenangkan Ara.
***
Setelah memastikan Ara tertidur, Ibell segera keluar dari kamar dan berdiri di balkon apartementnya, dia mendial nomor yang terus menghubunginya.
"Keadaannya semakin parah, dia terus keinget sama kejadian itu. Lo kesini cepetan, bawa Ara pergi, nikahin terus hidup bareng dia, bahagia selama-selamanya"
"Heh bukannya lo bisa ngelakuin apa aja? Masa lu kalah sama Rayhan sih. Kalau kayak gitu gue gak akan ngasih alamat gue" lanjut Ibell dengan nada cukup tinggi.
"Cepetan kalau engga gue serahin Ara sama Rayhan nih"
Ibell langsung mematikan sambungan teleponnya. Lalu menghembuskan nafasnya kasar.
Ibel mondar mandir di balkon apartementnya sembari menggigit bibir bawahnya dan mengepalkan tangannya berharap semua ini bisa berjalan dengan seharusnya.Bayangan tentang hal yang belum terjadipun terus menghantui Ibell.
"Aaaarrrrggghhh bisa gila gue, mikirin masalah hidup si Ara. Kenapa hidup lu gini amat dah" ucap Ibell.
Ibell kembali ke kamar untuk memastikan keadaan Ara, Ibell menyentuh dahi Ara dengan telapak tangannya, agak panas. Ibell menghembuskan nafasnya.
Ibell menarik selimut yang dikenakan Ara sampai sebatas leher.
"Gue harap setelah ini lo bahagia Ra, gue serahin elo ke Andrea karena gue tau dia yang tepat buat lo. Bahagialah sama Andrea" ucap Ibell lagi.Terdengar bunyi bel Ibell segera memeriksa siapa yang menekan bel, ia melihat monitor hanya untuk memastikan siapa yang memencet bel.
Ibell segera membuka pintu dan menyuruh orang itu untuk masuk.
"Dia ada di kamar, gue tadi udah kasih obat, agak lama buat dia sadar. Lo udah nyiapin semuanya kan?"
Andrea menatap Ibell.
"Gue udah siapin semuanya, lo tenang aja makasih ya" ucap Andrea.
Andrea langsung menggendong Ara, lalu berpamitan dengan Ibell.
"Sekali lagi gue ucapin makasih"
***
Rayhan menggeram lalu membanting ponsel mahalnya.
"Aaarrrggghhh, kenapa dia bisa mendapatkan Ara?" ucap Rayhan kepada para suruhannya.
"Kirimkan lokasinya sekarang! Aku akan menjemputmu Ara!"
Rayhan segera berlari menuju lift dan langsung menuju basment kantornya, ia memasuki mobilnya dan langsung menancapkan gas dengan kecepatan tinggi. Rayhan sudah mndapatkan lokasinya, ia seperti orang kesetanan saat menjalankan mobilnya, ia tidak peduli dengan umpatan dari pejalan kaki yang kaget dengan kecepatan mobil Rayhan.
Rayhan sudah menemukan mobil Andrea, dia langsung menghentikan mobil Andrea. Rayhan turun dari mobilnya sedangkan Andrea kini memilih tetap diam di dalam mobil.
Rayhan berusaha membuka pintu mobil Andrea. Namun Andrea mengunci dari dalam.
Andrea menatap Ara yang kini masih tertidur pulas.Andrea keluar dari mobilnya, lalu menghampiri Rayhan.
"Gue mohon lo berhenti sekarang juga" ucap Andrea.
"Siapa lo? Berani nyuruh gue buat berhenti?"
"Gue? Gue calonnya, dia udah nerima lamaran gue"
Rayhan tersenyum meremehkan.
"Bukannya Ara sudah membatalkan pernikahan kalian"
"Karena lo yang nyuruh"
"Plis Han, berhenti ganggu Ara, dia berhak bahagia" lanjut Andrea. "Lo juga udah punya istri kan? Bahagia sama istri lo, biar Ara jadi tanggung jawab gue"
"In your dream Dre"
Bugh. Satu pukulan tepat mengenai punggung Andrea.
"Selesaikan dia, aku akan membawa Ara" ucap Rayhan.
Tbc...
Nih aku updatenya lumayan panjang ya, semoga suka, jangan lupa buat di vote sama boom komennya ya jangan lupa juga buat di share biar aku lebih semangat lagi nulisnya, karena vote, komen, kalian adalah mood boster aku:)
Sampai jumpa di part selanjutnya see you💜
2020,
Daydip.
Istri sah dan satu-satunya Kim Taehyung💜
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Boss [18+] [SELESAI]
RomanceBerawal dari kalah taruhan dengan sahabatnya membuat Arabella Wicaksono seorang gadis bertubuh gempal harus memasuki sebuah club malam dan harus berurusan dengan seorang ceo muda, tampan, dan kaya.