Cat

1.6K 141 3
                                    

"Kau maju, akupun maju."

.

.

.

KAGEYAMA

Hati dan jiwaku panas melihat adegan keakraban Hinata dan Kenma. Bagamana bisa ia kenal dengan si kucing? bukankah ini kali pertama ia latih tanding dengan Nekoma? atau jangan-jangan...

"Oi!" aku memanggil Hinata dengan nada membentak. Kutarik dia kebelakang tubuhku dan ku tatap sengit manusia kucing berkepala puding didepanku ini. Kenma hanya membalas tatapanku dalam diam dan melirik Hinata. Aku terkejut dengan hal yang ia lakukan setelahnya.

"Sampai nanti Shouyou," dia mengatakan hal itu sembari tersenyum, kemudian ia pergi masuk kedalam gedung. Tunggu, tadi dia memanggil Hinata apa? Shouyou? cih! aku saja tidak pernah memanggil nama kecilya itu. Berani sekali dia memanggi Hinata dengan nam kecilnya.

"Kageyama? kau kenapa sih?" tanya Hinata dengan nada yang polos. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan pertanyaan Hinata. Namun ada sesuatu didalam diriku yang meledup-ledup dan marah tanpa sebab. Tanpa mengatakan apapun aku pergi meninggalkan Hinata dan masuk duluan kedalam gedung. Aku tidak tahu kenapa aku bisa semarah itu dengan Hinata.

Kami memulai latihan tanding. Kebetulan, kami melakukan latihan tanding pertama bersama Nekoma. Ada percikkan api ketika dengan mudahnya Hinata akrab dengan pemuda yang sangat tinggi dan bercanda dengannya. Aku sempat melirik orang itu dan mencoba mengintimidasi dirinya. Namun seperti yang kalian duga, dia bukannya takut malah tersenyum dan melambaikan tangan padaku. Aku hanya bisa meremas-remas bola yang tidak bersalah hanya untuk melampiaskan amarahku. Ketika pertandingan di mulai, aku ingin pamer pada tim lawan tentang kekuatan senjata baru Karasuno. Hinata mulai berlari dengan cepat, lalu aku men Toss bola tepat di telapak tangannya. Semua orang terkejut tanpa terkecuali. Dengan senyuman bangga yang tidak kentara.

'Selama ada Tossku Hinata--'

"Hebat Shouyou, aku terkejut tadi."

"Benarkah? hehehe terimaka--"

"BOKE HINATA BOKE! Lompatanmu kurang tinggi!"

"Heh~ menurutku lompatan Shouyou tadi juga sudah bagus." cih! wajah Hinata langsung berseri-seri ketika menapat pujian daripada dirinya. Kenapa dengan orang itu dia lebih tenang. Kenapa dia sangat dingin padaku?

Dari 9 set, kami memenangkan 4 set. Itu dikarenakan senjata yang kami pikir sudah cukup untuk mengalahkan Fukurodani. Lebih mengejutkannya lagi, di set ke 2 Nekoma sudah bisa mengimbangi kecepatan Hinata. Aku harus memutar otak dan berlatih lebih keras bersama dengan Hinata malam ini. Setelah makan aku memaksa Hinata untuk berlatih bersama. Walau tanpa paksaan juga dia akan berlatih denganku karena dia adalah maniak bola volly. Kami berlatih keras hingga terucaplah satu hal yang membuatku terkejut setengah, mati.

"Kageyama... aku, ingin berhenti menutup mata saat memukul Toss darimu." hah? dia bilang apa? otakku yang sedang panas dan pikiranku yang tidak tenang membuat tanganku mencengkram kerah bajunya. Dia menampilkan wajah horror namun masih tertawa. Berkat senyumannya yang manis itu kepalaku menjadi lebih dingin.

"Kau cukup percaya saja padaku, dan satu lagi... jangan dekati Kenma."

"Tunggu, atas dasar apa kau melarangku berteman dengan Kenma? satu hal lagi, aku ingin membuka mataku agar aku lebih leluasa memukul bola. Aku--AKU JUGA INGIN BERTAMBAH KUAT." matanya mulai berkaca-kaca. 

"Dengar, kita bisa melakukan latihan Toss tanpa tutup mata, tapi ada alasan lain untuk masalah yang kedua."

"Kenapa? apa alasannya? aku--aku hanya ingin berteman. Lagi pula dia juga sangat ba--Hmphh!"

Tanpa banyak bicara, kulumat bibir yang menggoda imanku itu sedari tadi. Kuhisap dengan ganas dan tanganku tidak tinggal diam. Aku mulai meremas dan memijat bokong sintal yang sudah pernah kurajam dengan penisku. Dia mulai memberontak karena kehabisan nafas, namun aku tetap melanjutkan aksiku dan lututku mulai menggesek kejantanannya. Gemas, aku gigit bibirnya dan ia menjerit.

"Puah Akh! Hnthi--Maghh! Bherhen--"

PLAK!

"AKU BILANG BERHENTI!" Hinata menamparku agar aku dapat berhenti mencumbu bibirnya. Aku tertegun karena baru kali ini dia menamparku. Dengan wajah amarah dia pergi meninggalkan diriku. Aku membenturkan kepalaku kedinding karena sudah membuat pemuda yang aku sayang menangis karena diriku.

.

.

.

HALOW~ HEHEHE... AUTHOR BALIK NIH... MINGDEP AKAN ADA ADEGAN 21+ JADI ATI-ATI YAW~ KALO SUKA DI LIKE JUGA YAW MUACH.


Fear Not Fear (Kagehina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang