Don't Touch My Property 2

1.4K 80 11
                                        

WAR TU DE NING... WARNING! 21+

(GORE, BLOOD, MALE LACTA, BDSM.)

HAVE FUN TSUMU TSUMU~

.

.

.

"Kau kuijinkan, untuk membunuhku."

.

.

.

ATSUMU

Aku meneguk wineku yang ke 5 dan mulai merasakan pusing. Samar-samar, aku merasakan sentuhan tangan yang menahanku untuk berenti minum. Kupikir itu adalah Akashii.... dia menyuruhku berhenti dan aku berhenti namun dengan wajah cemberut. 

"Sudah lah, biarkan pemuda cantik ini meminum wine nya."

Terdengar suara lain yang asing ditelingaku. Aku tidak tahu dia siapa. Tangan besarnya melingkari pundakku dan tangan yang satinya lagi memaksaku untuk menghadap wajahnya. Aku yang sudah dibawah perngaruh alkohol tidak jelas dengan siapa aku berhadapan. 

"Tuan, aku tidak yakin anda dapat mendekatinya. Dia adalah--"

"Akashii! kau dipanggil bos."

"... Ok."

Kulihat Akashi pergi dan dirinya meninggalkanku sendiri dengan si pria asing tadi. Kesmpatan untukku meminum wine lebih banyak lagi. Namun saat kulihat isi botol yang ada, ternyata sudah habis.

"Ini, kutahu kau masih mau melampiaskan kemarahan dan kesedihanmu."

Entah mengapa aku menangis dan mengambil segelas wine dari tangannya. Baunya sedikit aneh, namun karena sudah terpengaruh alkohol, tentu saja aku tidak memperdulikan hal tersebut. Tidak lama kemudian aku kepalaku pusing dan terasa berat. Penglihatanku memudar dan tidak lama kemudian aku jatuh tidak sadarkan diri.

.

.

.

Ak terbangun dengan kepala yang sangat berat. Mataku sakit saat bias cahaya memaksa masuk dalam retinaku. Saat aku ingin menggerakkan tanganku dan kakiku, rupanya aku sudah terikat? terborgol? entahlah. Yang pasti, aku terbaring di sebuah ruangan yang serba putih dan mirip seperti ruang rumah sakit. Aku berusaha untuk mengumpulkan tenaga dan berteriak harap jika ada yang dengar. Tidak lama kemudian, ada sekitar 5 orang berjubah putih, dan 1 orang tidak engan jubah putih masuk kedalam ruangan dan memerhatikanku. Satu diantaranya maju dan menyapaku.

"Halo cantik, bagaimana tidurmu? apakah nyenyak? ahahaha." ia berkata bagai tidak memiliki dosa sama sekali. Aku mencoba mengingat ingat siapa dirinya dan dari mana ia bisa mengenaliku. Saat aku sudah sadar siapa dirinya, akhirnya aku memberikan tatapan murkaku padanya. Sungguh brengsek orang didepanku ini. Ia memanfaatkan keadaanku yang sudah mabuk dan mencampurkan obat bius kedalam minumanku. 

"Kau--dasar brengsek!"

"A a aaa~ jangan kasar seperti itu cantik. Aku hanya melaksanakan tugasku untuk mereka. Jadi, kau tidak berhak marah padaku. Selamat berjuang."

Setelah mengatakan hal itu, ke 5 orang yang mengenakan jubah putih tadi mendekatiku dengan membawa suntikkan. Aku berteriak sekuat tenaga dan berusaha menghindar namun percuma. Mereka berhasil menahanku dan menyuntikkan sebuah cairan pada leherku. Seketika aku tidak dapat menggerakkan tubuhku. Namun aku masih bisa merasakan rasa dingin dan rasa sakit akibat suntikan. Itu berati mereka tidak suntik rasa sakit, melainkan hanya membuatku lumpuh. Benar-benar orang-orang ini, mereka menculikku dan membuatku lumpuh? Kini aku menyesal karena tidak mendengarkan perkataan salah satu anak buah Sakusa. 

Fear Not Fear (Kagehina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang