WARNING 8

1.1K 73 13
                                    

NO WARNING

.

.

.

"Maafkan aku... sungguh... aku mencintaimu."

.

.

.

KAGEYAMA

Aku berteriak dikala Hinata yang tersungkur dan menghilang dari hadapanku. Tanpa babibu, aku dan bawahanku bergerak menyerang dari segala arah. Si brengsek Zeck kabur dengan melewati pintu belakang dengan para anak buahnya. Aku memerintahan salah seorang anak buahku untuk mengevakuasi Hinata yang sekarat bersimbah darah. Aku berteriak kesetanan mengejar Zeck. Dasar kadal busuk. Berani sekali ia menyakiti orang yang aku sayangi. Aku mengejarnya dan endapati dirinya sedang membantai anak buahnya sendiri. Aku terkejut dengan apa yang kulihat sekarang ini. Di ruangan ini, ia sudah menaruh 2 mayat di sofanya dan terlihat jika mayat-mayat itu sudah ia mumifikasikan. Zeck tertawa kesetanan dan ia memamerkan ke 2 mayat tersebut yang ternyata adalah istri dan anaknya. Aku tidak peduli dan hanya mendengarkan ocehan gilanya. 

"Kau tahu... karena keluargamulah mereka kehilangan nyawa." aku hanya diam dan mengambil senjata secara diam-diam. Ia menghadapku dan mulai berbicara lagi.

"Bagaimana rasanya kehilangan seorang kekasih hum~ menyenangkan bukan~" kutarik senjataku dan melepaskan peluru kearahnya. Ia jatuh tersungkur dengan bersimbah darah. Yang membuatku semakin bingung adalah ketika dirinya malah tertawa dengan bertepuk tangan.

"Hinata tidak ada sangkut pautnya dengan hal ini." desisku. Dia menatapku dan kutembak ia sekali lagi. Namun tidak ada perubahan di wajahnya. Hingga aku mendapat kabar dari Sakusa jika di pulau ini terdapat bom waktu yang sebentar lagi akan aktif. Aku memandang bengis ke arah Zeck. 

"Dasar sialan!" 

Dengan kalap aku menembaki dirinya namun tidak sampai mengenai jantungnya. Anak buahku dengan paksa menarik mundur diriku dengan waktu yang tersisa hanya 1 menit. Namun sebelum aku berbalik kupandangi dirinya yang tersenyum ke arahku.

"Turut berduka atas kepergian istri dan anakmu."

Wajahnya berubah dan aku meninggalkannya terkubur bersama istri dan putrinya. Aku bergegas pergi dari tempat itu dan sesaat ketika helikopterku sudah meninggalkan pulau, pulau itu meledak dan menghancurkan segalanya. 

.

.

.

TBC

AUTHOR MINTA MAAF ATAS SEGALA KETERLAMBATANNYA YAW... TUGAS DOSEN MENYIKSA AUTHOR SEKALI INI.... PUSING AWOKWOK SELAMAT MENIKMATIIII.... BESOK ADALAH CHAPTER TERAKHIRRRRRR YEYYYYYY BUBAYYY


Fear Not Fear (Kagehina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang