WARNING 2

1.3K 77 9
                                        

WARNING... ADEGAN YANG TIDAK PANTAS UNTUK DIBACA ANAK DI BAWAH UMUR KARENA DAPAT MEMBUAT KEADAAN PSIKIS SESEORANG TERGANGGU. KALAU ANDA MEMBACA INI DENGAN SENYUM, SILAHKAN KUNJUNGI SEORAG PSKIATER. 1000++

.

.

.

"Sayapku telah hilang. Aku cacad... tidak sempurna, masihkah kamu mau menerimaku?"

.

.

.

Seorang pemuda manis terbalut baju putih seperti milik rumah sakit mulai siuman dan membuka matanya perlahan. Ia mengedipkan matanya dan memegang kepalanya yang pusing. Saat sepenuhnya tersadar, ia mulai panik dan mencari Yamaguchi. Ia juga baru sadar jika dirinya berada di sebuah ruangan yang segalanya serba putih. Ia berteriak memaki siapapun yang ada di balik pintu besi itu. Hinata mulai kalang kabut saat mendengar ada suara langkah kaki yang mulai mendekat ke arahnya. Ia kembali ke kasurnya dan berpura-pura tidur. Saat yang bersamaan, seorang pria dengan jas putih datang membawa makanan dan sebelum ia mengambi suntikan, Hinata memukul kepala orang itu dan berlari kabur. 

Ia sebelumnya juga memakai jas milik sang dokter dan memakai atributlainnya. sedangkan kepalanya ia tutupi dengan topi kupluk yang ia curi dari salah satu penjaga yang berlalu lalang. Hinata mulai panik saat ia melihat dokter yang tadi ia pukul ternyata sudah sadar. Ia memberi tahu member lainnya jika ada tahanan yang kabur. Dari sinilah ketegangan dimulai. Hinata mulai berjalan dengan hati-hati. Sampai pada sebuah ruangan dengan banyaknya penonton yang seperti sedang menontoni sesuatu. Ia menyentuh kaca yang tebal dan ia memfokuskan pada cahaya yang ada di tengah-tengah panggung. Matanya membulat saat ia tahu jika yang ada di tengah itu adalah sahabatnya, Yamaguchi. Ia menggedor-gedir kaca yang tebal itu. Namun sayang, dari arah belakang, ada seorang pria tua yang memandang Hinata dengan sinis. di belakangnya ada dua penjaga yang membuat Hinata lumpuh seketika. Namun ia masih dapat menggerakkan kepalanya. Ia berteriak memaki si pria tua dan si tua bangka itu menampar Hinata dengan keras. Sampai-sampai di sudut bibirnya terdapat sebuah robekan kecil saking kerasnya. Mata Hinata berkaca-kaca. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh si pria tua ini. 

"Lihatlah itu... sepertinya temanmu itu laku keras."

Hinata mulai panik dan kepalanya melihat seseorang yang mengangkat papan angka. Hinata mulai menangis kala kaki Yamaguchi di buka secara paksa dan mempertontonkan jika dirinya sudah basah. orang yang tadi membeli Yamaguchi tetiba menaikan harganya dan meminta sebuah kotak yang berisi suntikan berwarna biru dan ada beberapa pil. Ia seperti ditawari sesuatu yang lebih mantab lagi dan semua orang bertepuk tangan. Akhirnya ia menandatangani kontrak dan membeli Yamaguchi. Hinata berteriak sekeras-kerasnya. Ia tidak tega melihat sahabatnya tidak berdaya di atas panggung. Ia mulai memberontak dan memaki si tua bangka. Ia menarik dagu Hinata dan Hinata meludahi wajahnya.

"Oh, jadi anak kucing ingin bermain-main denganku hum~ baiklah! Tuan Zeck pasti menyukai dirimu. Kau juga sudah dibeli olehnya."

Mata Hinata melotot dan ia mulai berteriak. Ia sangat panik sekaligus takut. Ia di bawa dengan tangan dan kaki yang terikat serta mulut yang tersumpal dan mata yang diberi blindfold. Ia takut dengan nasibnya saat ini. Ia juga sangat takut dengan keadaan Yamaguchi. Bagaimana dengan nasibnya? Apa yang dilakukan mereka saat ini pada sahabatnya... pada mereka berdua. Apa hubungannya Hinata dan Yamaguchi?

.

.

.

Disamping itu, keadaan Yamaguchi sangatlah mengenaskan. Ia harus merasakan sakit teramat sangat saat mereka melakukan oprasi rahim padanya. Mereka menanamkan rahim buatan yang dapat dipakai satu kali. Namun proses ini baru bisa dilakukan setelah satu bulan paca operasi. Yamaguchi masih belum tahu tentang bahaya orang yang telah membelinya ini. Putingnya pun disuntikan cairan yang sama persis ketika mereka menyuntikannya pada atsumu. Menjadikan putingnya dapat mengeluarkan susu. 

.

.

.

Kondisi Hinata saat ini masih lumpuh dan mereka menyuntikkan cairan yang sama dengan cairan yang di berikan pada Yamaguchi dan Atsumu pada Hinata. Hinata menjerit kesetanan karena rasa sakit yang menjalar. Tidak hanya itu. Hinata melawan dengan menggigit salah satu dari tangan mereka. Hinata akhirnya ditampar untuk kedua kalinya.

"Oh, jadi kau mau melawan huh."

Si tua bangka itu menyuntikkan kembali caran pelumpuh dan obat mati rasa dengan kadar rendah. Wajah Hinata mulai pucat saat ia melihat ada banyak peralan bedah di sana. Ia mulai berteriak dan menangis ketakutan.

"Kau yang menantangku kan~ silahkan kalian memulainya."

Hinata yang sudah lumpuh dan tidak dapat bergerak mulai dibedah di bagian rahimnya. Hinata menangis dan karena ia berisik, mulutnya akhirnya disumpal. Tangisannya teredam dengan darah yang mengucur dengan deras dari rahimnya. Ia menyaksikan proses bedah secara langsung. Ia yang tidak kuat untuk menahan rasa sakit akhirnya pingsan dengan berurai air mata.

.

.

.

AKAN DILANJUT MINGDEP YAWWWW~ BUBAY....

Fear Not Fear (Kagehina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang