WARNING 4

956 65 12
                                    

GILA AUTHOR MERASA BAGIAN INI DAPAT MENYEBABKAN PARA PEMBACA MURKA. MOHON BERSABAR INI UJIAN. CERITA HANYA FIKSI... NAMUN PASTI ADA DI KEHIDUPAN NYATA. SEKALI LAGI KALAU ADA YANG DI BAWAH UMUR TOLONG KONDISIKAN YA... :( AUTHOR TAK MAU BERTANGGUNG JAWAB JIKA INI MENJADI MIMPI BURUK ;)

21+++

.

.

.

"Dosa apakah yang sedang kutanggung ini..."

.

.

.

HINATA

Aku terbangun dengan kepala yang sangat pusing. Lagi-lagi aku merasakan rasa sakit yang ada di daerah rahimku. Aku mengingat kejadian mengerikan itu. Mereka memasangkan rahim buatan dan dadaku sudah seperti seorang wanita yang dapat mengeleuarkan air susu. Aku menangis melihat tubuhku yang sudah terobrak-abik oleh manusia setan itu. Aku berada di dalam bangsal putih yang merantai tangan dan kakinya. Keadaan Hinata sudah seperti orang gila sekarang ini. Kali ini, aku diberi rantai yang diikatkan di leher, tangan, dan kakiku. Sudah tidak ada harapan Hinata untuk kabur kembali.

Pintu terbuka dan menampakan seorang pria tua bangsat yang sudah membuatku murka dan ingin menghantam wajahnya. Namun sayang, rantai terlalu pendek dan membuatku tidak dapat menjangkau si brengsek itu. Ia tertawa dan bertepuk tangan seperti orang gila.

"Ya Tuhan, sudah mendapatkan perlakuan seperti itu kau masih bisa bertahan ya ahahaha... tidak salah Zeck Rams membayar mahal padaku. Dia memilih barang bagus."

"Cuih--!" aku meludahi wajah menjijikannya itu dan menatap wajahnya. "Kau pikir aku akan menyerah. KAU ITU SUDAH BAU TANAH DAN DEWA KEMATIAN AKAN DATANG MENJEMPUTMU!"

PLAKKK

"JAHIT ANUSNYA! kita lihat... seberapa sanggupkah kau menahan rasa sakit perutmu itu. Bawa kemari obatnya."

Mereka menjahit anusku dan sekali lagi... tanpa obat bius terlebih dahulu dan mereka menyiksaku sedikit demi sedikit. Mereka menjahitku dan darah mulai turun dengan deras. Mereka menyayat tubuhku dan menaburinya dengan garam. Aku berteriak seperti babi yang dipermainkan sebelum dieksekusi mati. Para penjagal menertawakan diriku yang sekarat dan mereka menyuntukan sebuah cairan. Tak lama kemudian aku merasakan panas ditubuhku. Setiap rasa sakit yang diberikan mereka membuatku bergetar hebat. Nafasku sudah sangat berat. Segala sentuhan yang mereka berikan membuatku mendesah. Aku mulai menangisi keadaanku. Bisa-bisanya aku mendesah atas perlakuan meraka.

"NGahhhAAhh! Hen--hentikhan."

Mereka memainkan putingku yang mengeluarkan susu. Aku menangisi diriku sendiri yang entah bagaimana caranya aku mendesah akibat perbuatan mereka. Ini salah... benar-benar salah. Aku mengalami penculikan, pemerkosaan, dan penyiksaan. Mengapa aku harus menikmati semua ini..... mengapa?! aku hanya bisa pasrah dan menangis sejadi-jadinya. Aku merindukan Kageyama. Aku benar-benar mengharapkan sikap jelly nya yang manis itu. Aku merindukannya yang akan mengusap-usap kepalanya di dadaku saat dia sedang mengantuk. Aku suka saat dirinya marah ketika aku berbicara dengan Kenma. Dia adalah blueberryku yang manis. Namun saaat ini... aku sadar... Aku tidak akan bisa bertemu dengannya lagi. Aku tidak tahu dimana diriku. Aku tidak tahu siapa mereka. Aku tidak tahu bagaimana keadaan Yamaguchi. Ke mana mereka membawa sahabatku itu. Aku merindukan omelan Daichi dan Sugawara. Aku rindu dengan sinisan Tsukishima. Aku rindu dengan segala chaos yang ada di Karasuno. Kututup mataku yang sangat berat. Berharap jika aku akan mencapai surga... lebih baik aku mati. Aku sudah tidak  memiliki wajah untuk Kageyama... aku hina... aku... ternoda.

.

.

.

KAGEYAMA

Aku mendengar suara helikopter yang datang. Aku benar-benar tidak sabar menunggu dua wanita kesayanganku itu. Aku menunggu mereka sambil terus melacak keberadaan Hinata dan Yamaguchi. Sakusa sedang mempersiapkan anak buah dan Tsukishima sedang menajamkan katananya. Aku yankin jika mereka sedang gusar. Terlebih aku dan Tsukishima. 

"KAGEYAAAAMAAAA~~"

"Tuan Kageyama."

"Sick... Toxic.... lama tidak berjumpa."

Di depan mataku. Seorang gadis dengan memakai bra hitam dan hot pants yang membalut tubuh seksinya itu dan seorang lagi yang memakai seragam Jepang dan membawa boneka kesayangannya. Ya, si seksi bernama Toxic dan si manis bernama Sick. Mereka adalah sahabat gilaku. Selama ini mereka berkerja untuk diriku. Mereka adalah favoritku. Sick adalah tipe penyelundup dan penipu. Dia sangat cerdas dan bersih dalam membunuh. Sedangkan Toxic adalah tipe yang sangat bar bar dan cenderung kotor dalam bermain. Terlebih dia akan sangat gila jika ada pria tampan. Dasar penggila penis. 

"Kalian sudah mendengar semuanya kan."

"Ya, kami sudah mendengarnya."

"WOOOooooOOOOO~ Akan ku tungangi mereka semua~"

"Mereka siapa?" tanya Sakusa. Aku menjelaskan pada mereka berdua dan mereka setuju untuk mengikutkan Sick dan Toxic ke dalam misi ini. Terdengar suara ketukan pintu dari luar dan dia adalah anak buah Sakusa.

"Ada apa?"

"Tuan Sakusa, Tuan Atsumu ingin bertemu dengan anda."

"Suruh dia masuk."

Atsumu masuk dan memandang kekasihnya yang sedang mempersiapkan alat-alat untuk meyelamatkan teman-temannya. Atsumu berjalan mendekati Sakusa dan duduk di pangkuannya. 

"Berjanjilah kalian kembali dengan selamat."

"Hm..."

"Berjanjilah kalian akan menyelamatkan chibi chan dan yama yama."

"Tentu."

Setelah itu Atsumu di tarik keluar dari ruangan ini karena kami akan segera membahas rencana kami. Aku menyadari raut wajah Atsumu yang sedih dan terlihat setress. Aku mengerti perasaanya. Terlebih dia juga mengalami insiden ini. Untungnya dia selamat. Setelah kepergiannya, kami mulai berdiskusi. 

"Aku sudah menemukan lokasi mereka. Mereka adalah penjual manusia. Ternyata mereka bukan dari Jepang dan bukan kelompok Yakuza. Pemilik tempat itu adalah Gerald Jiz. Dia tidak memiliki motif apapun untuk menculik. Namun kasus yang menyangkut kekasih kita berbeda lagi. " kata Tsukishima. 

"Biar kutebak. Mereka sengaja memilih orang yang berkualitas dari kalangan hitam dan putih agar harga mereka semakin mahal bukan?" tebak Sick.

"Ya, selebihnya seperti itu."

"Manusia Durna! dia memang pantas aku umpankan untuk sarapan hiu-hiuku."

Akhirnya, kami menyusun rencana yang pastinya akan kami lakukan nanti malam. Aku tidak dapat menunggu lebih lama lagi. Patinya Hinat dan Yamaguchi sudah di targetkan untuk seseorang. Sampai-sampai mereka berani menyerang tempatku. 

Ketika malam tiba dan semua sudah siap. Kami pergi dengan menggunakan Helikopter. Kami tidak membawa banyak orang karena merasa jumlah kami sudah cukup. Selain Sick dan Toxic, Sakusa memerintahkan seorang anak buahnya yang bernama Cara dan Tsukishima memerinahkan seorang anak buahnya yang bernama Leo untuk pergi. Mereka adalah seorang tricker dan mereka bertugas mengelabuhi para penjaga. Kami memulai dengan tampilan kami yang berubah dengan memakai topeng. Karena hari ini akan ada pelelangan manusia lagi. Aku berharap, Hinata dan Yamaguchi masih ada di sana. Aku benar-benar merindukan Hinata.

"Hinata...."

.

.

.

YOHOOOO MALEM LAGIIII DAN TIDAK TENTUUUU SELAMAT MENIKMATIIII


Fear Not Fear (Kagehina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang