PUNISHIMENT

2.1K 87 5
                                    

WARNING 21 ++++ AYO AYO ANAK KECIL DILARANG BACAAAAAA

(SEX TOYS, BDSM, COW SUIT.)

.

.

.

"Aku memang menjanjikan hadiah, sayang sekali... yang kau dapatkan hari ini adalah hukuman."

.

.

.

TENDOU

Keringat membanjiri kami semua. Mau itu dari tim kami, atau tim lawan. Semuanya sudah mencapai titik tertinggi. Jujur saja aku terkejut ketika Waka chan berhasil di block oleh 2 orang. Dia sendiripun pastinya terkejut. Walau dia memasang wajah datar seperti itu, aku yakin 100% jika dirinya sedang gusar saat ini. Matanya tidak lepas dan selalu awas dari si pendek no 10 dan si pintar berkacamata no 11. 

"Oho~ sepertinya Wakatoshi kun sedang tertarik pada si no 10 ya hum~ kau terlihat berbeda dari biasanya." kupikir perkataanku sudah membuat drinya naik darah tinggi. Kulihat ia menggenggam buku-buku jarinya dengan ganas.  Dia memandangku dan menghampiriku.

"Tidak, aku membencinya. Sangat membencinya."

"Oro ro? ini seperti bukan kamu saja Wakatoshikun~ ada apa hum?"

"...."

Ia tidak menjawabku dan hanya menyerahkan air minum untukku. Oho~ sepertinya sapi manis ini sedang cemburu. Kubiarkan saja dia mengamuk habis-habisan. Semakin ia serius dalam pertandingan, maka akan semakin besar peluang kemenangan kita.

"Shirabu,"

"Ya?"

"Jangan lupakan janjimu pada Waka-chan. Terus berikan dia umpan. Biarkan dirinya memukul bola sebanyak yang ia bisa." 

Shirabu tidak bodoh. Ia tahu maksudku, dan pastinya dirinya akan memberikan umpan terbaik untuk Waka-chan. Aku sendiri yang akan menghadapi si cebol manis no 10. Akan sangat menyenangkan melihat seekor mangsa berkeringat dingin saat dihadapkan pada pemangsa sepertiku. Namun ada yang berbeda dari si pendek ini. Ia seakan-akan tidak takut pada tekanan yang kuberikan. Bahkan sorot mata itu benar-benar membuatku terkejut. Baru kali ini aku kedapatan berhadapan langsung dengan lawan yang semakin ditekan, dia akan semakin menyeramkan. Babak ini adalah babak penentu. Baru kali ini kami berhadapan dengan lawan yang setara dengan Aoba Johsai. Pantas saja Aoba Johsai kalah. Ternyata, kami sudah meremehkan tim gagak ini. Aku yang sudah bertukar posisi dengan Semi mulai muncul keraguan dalam diriku. 

Si no 11 yang tangannya terluka karena menahan serangan Waka-chan telah kembali, tidak ketinggalan si setter yang jenius itu telah memasuki lapangan. Kupikir mereka akan putus asa. Si cebol yang tadinya sedikit lesu sudah kembali menjadi monster yang tidak pernah habis tenaganya. Mereka terus menyerang dan kami tidak mengendurkan pertahanan kami. Namun, posisi pertahanan kami yang sedemikian rupa itu berhasil di kecohkan oleh strategi peyerangan Karasuno. Pada akhirnya, Match-poin Karasuno berakhir. Mereka mengalahkan kami dengan jujur dan sportif. Mereka hebat, mereka kuat. Sampai jumpa lagi, surgaku. Setelah mendapatkan ceramah dari sang pelatih, kami harus melakukan peregangan dan selepas upacara pemberimaan penghargaan, kami akan pulang.

"Wakatoshi kun,"

"Hum?" 

"Setelah ini aku tidak akan melanjutkan volly lagi,"

"...Hum."

"Jika nanti kau sudah terkenal, katakan pada dunia jika kita adalah sepasang kekasih."

"Kau apa?"

"Kubilang, sepasang kekasih."

Ia terdiam dan disinilah aku terkikik, merah manis di wajahnya itu. Tidak dapat ditutupi oleh wajahnya yang datar. Sekeras apapun dia berusaha untuk menutupi rasa malunya, dia tidak dapat menutupinya dariku. Dengan ini, kami resmi berpacaran. Kami pulang dengan rasa yang bercampur aduk. Namun aku pulang dalam keadaan sukacita. Oh, minus dengan Waka-chan. Dia nampak murung kali ini.

Fear Not Fear (Kagehina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang