No one....

1.4K 105 11
                                    

"Aku akan selalu diatas."

.

.

.

USHIJIMA

kalau kau ingin menjadi kuat, kau harus bersama dengan orang yang kuat juga. Itu sudah hukum alam yang konkrit. Kau tidak bisa melampaui batasanmu. Kalau kau lemah ya kau adalah orang lemah. Kalau kau kuat, itu sudah takdir. Mau seperti apapun musuhku, aku akan menghadapinya. Berdiam diri dikamar dorm, aku membaca majalah olahraga mingguan. Di situ ada wajahku terpampang nyata dengan tulisan perwakilan timnas Jepang. Mejadi kuat dan lebih kuat lagi adalah tujuanku. Entah mengapa suhu di Jepang sedikit memanas. Kuputuskan untuk melepas bajuku dan pergi mandi. Lebih tepatnya aku hanya membasahi diri dengan air dingin saking panasnya suhu di Jepang. Selesai menyegarkan diri, aku melihat Tendou dengan kaus singlet hitamnya. Wajahnya kusut dan terlihat jika ia kepanasan seperti diriku.

"Um, aku sudah selesai memakai kamar mandi." kataku padanya. Ia berbalik kearahku dan menyerahkan sebuah kotak pizza. Jadi tadi dia membeli pizza?  kebetulan sekali aku sedang ingin makan sesuatu. Tanpa banyak bicara ia mengambil alat mandinya dan segera mandi. Sepertinya ia tidak tahan lagi. Sambil membaca majalah, aku juga menikmati lezatnya pizza yang di bawa oleh Tendou. Namun, karena terlalu fokus membaca, aku lupa akan suatu hal. Pizza ini sudah hampir habis. Wajahku pucat pasi dan sisa pizza yang ada sudah kumakan juga. Tepat sekali, ketika aku mengembalikan separuh pizza yang sudah kugigit Tendou keluar dari kamar mandi hanya dengan berbalut handuk yang menutupi daerah prifasinya.

"Kau kenapa Wakatoshi kun?"

"Fidhak Afa afa." aku yang terlalu gugup lupa menelan pizza yang ada didalam mulutku. Tendou berjalan mengambil bajunya dan segera memakainya. Aku memerhatikannya dari atas sampai bawah. Walau tubuhku jauh lebih besar dari pada dirinya, sifat cool dan sexy masih dipegang olehnya. Ada sesuatu yang membuat mataku tidak dapat berpaling dari dirinya.

"Akhirnya aku bisa makan jug--ga.... HAH?!"

Ia melirik kearahku yang memalingkan wajah menutupi kesalahan. Sungguh, aku merasa bersalah kali ini.

"Ak--ku... tidak sengaja... mau ramen?"

TEPLOK!

Dia memukul jidatnya sendiri. Mungkin dia tak habis pikir bagaimana caranya aku bisa menghabiskan sekotak penuh pizza yang harusnya bisa dimakan untuk 2 orang. 

"Aku, bisa jelaskan...." dia mendekat kearahku dan menatapku marah. 

"Biar kutebak. Karena terlalu asik membaca majalah itu kau menghabiskan semua pizzanya bukan."

"Kurang lebih begitu." aku berusaha untuk tersenyum. Hasilnya adalah gagal. Wajahnya semakin mengernyit kala aku berusaha untuk tersenyum. Tangannya terjulur dan ibu jarinya mengusap bibirku lembut.

"Ada saos menempel." seketika juga wajahku memerah karena malu. Entah malu karena apa. Apakah malu karena cara makanku yang seperti anak kecil, atau karena sikap romantisnya barusan yang membuatku kalang kabut. Aku hanya merunduk dan memalingkan wajah.

"Ah! aku punya berita bagus untukmu Wakatoshi kun~ kudengar, ada tim yang sanggup mengalahkan Aoba Johsai loh~ dia akan bertarung dengan--"

"Hinata Shouyou... Kageyama Tobio... orang-orang dari beton yang tidak dapat di tumbuhi oleh tanaman apapun."

"Oho~ kau sudah tahu rupanya hum~ kudengar juga middle blocker mereka ada yang sangat manis loh~ nama--"

BRAKKK!!!

Entah kenapa aku emosi sendiri saat mendengar namanya disebut. Dia juga dipanggil manis oleh Tendou? gila! hal itu benar-benar membuatku marah. Aku tahu jika yang mungil itu manis, aku tahu... jika orang bertubuh besar sepertiku....

"Kau cemburu ya~"

"Ugh! jangan mengada-ada. Sudah! aku ingin tidur."

"He~ tidur dimana? bukankah ini kasurku? jadi kau ingin tidur bersamaku ya hum. Boleh boleh~"

"Tidak per--agh! hei! jangan memelukku."

"Diamlah. Aku mengantuk."

Mendengar perkataannya membuatku diam seribu bahasa. Parahnya lagi, aku benar-benar terdiam dan menikmati hembusan nafas dan detak jantungnya yang lembut. Lambat laun, aku mendengar dengkuran halus dari dirinya. Kupandangi wajahnya yang tertutup rambut basah miliknya. Dia, tampan, Ah! mungkin lebih menuju seksi? Aku tersenyum sendiri membayangkan apa yang barus saja terjadi. Ibu jarinya mengusap bibirku lembut. Benar-benar mendebarkan. Iseng, ku sampirkan helaian basah rambut merah itu demi melihat wajah damai miliknya.

"Hayo~" aku tersikap dan segera menarik tanganku. Namun terlambat, ia menahanku dan menariknya. Ia menyentuh tanganku lembut dan membelainya, kemudian mengecupnya. Hatiku meleleh dengan segala perlakuannya hari ini. 

"Fokuslah pada pertandingan besok. Kalau kita menang nanti, aku akan memberikan apapun yang kau mau."

.

.

.

.

YUHUUU~ KAGET YAW~ TETIBA AUTHOR NYELIPIN TENDOUWAKA HIHIHI.... SELAMAT MENIKMATI YAW~ BAGI KALIAN YANG BELUM NONTON HAIKYUU SEASON 3, MENDINGNGAN SKIP BUATCERITA MINGDEP YAW~ MENGANDUNG SPOILER SOALNYA... DIAKHIR KATA~ SELAMAT MENIKMATI~ BUBAYYYYY..... MUACH.

Fear Not Fear (Kagehina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang