WARNING 7

949 60 6
                                    

WARNING 21+++

.

.

.

"Jika ini memang yang terjadi... maka terjadilah."

.

.

.

Pemuda yang sebenarnya berparas manis menjadi buruk rupa dengan banyaknya luka yang ia dapatkan. Hinata terbaring lemas dan tidak dapat berbuat apapun selain menjerit dikala sebuah tato bergambar ular yang di cetak ditubuhnya dengan besi yang dipanaskan sudah bersinggah manis di punggungnya. Ia benar-benar kehabisan tenaga dan hanya ingin Tuhan mencabut nyawanya. Hinata yang mulai lemas melihat si penjaga yang memiliki kunci untuk membuka pintunya. Ia sudah sangat menunggu hal ini. Ia menyembunyikan pecahan lantai keramik yang tajam di belakang tubuhnya.

"Waktunya makan anjing ke--"

STABBB!!!

Dia langsung terjatuh disaat Hinata menusuk lehernya. Hinata dengan cepat mencari kunci untuk membuka borgol di tangan dan kakinya. Kemudian, ia lari dengan memakai kemeja milik di penjaga dan membawa kabur kunci-kuncinya. Hinata berlari dengan berhati-hati. Namun naas, ia menabrak seorang pelayan wanita yang sedang membawa makanan untuk Zeck. Hinata hampir saja menusuknya jika saja si wanita ingin teriak, namun ternyata tidak. Ia malah menyembunyikan Hinata di dapur dan di sana para pelayan dan koki terkejut bukan main melihat si wanita membawa Hinata. 

"Elena! kau sudah gila?! kita bisa di pancung karena hal ini!"

"Aku tidak bisa meninggalkannya disini Ayah! dia hampir mati!"

Derap langkah mulai terdengar. Para pelayan dan koki akhirnya menyembunyikan Hinata. Hinata bersembunyi di balik rok seorang pelayan wanita yang bertubuh sedikit tambun. Ia berdoa agar para penjaga tidak menemukan dirinya.

DRAGH!!!

Pintu terbuka secara paksa dan mengagetkan seisi ruangan. Di sana para penjaga mulai menggeledah seiisi dapur dan para pelayan serta koki mulai menjalankan sandiwara mereka.

"Apakah kalian melihat tahanan Tuan Zeck? ia kabur dan kemungkinan besar ia berada disini."

"Mengapa demikian?"

"Karena kami sudah mencari keseisi ruangan dan hanya tempat inilah yang belum kami periksa."

"Bukannya kami ingin mematahkan semangatmu. Tapi sedari tadi kami sibuk memasak dan tidak melihat orang yang masuk kesini. Kemungkinan besar dia sudah pergi? mungkin?"

Para penjagapun segera meninggalkan dapur dan segera mencari keluar halaman. Sedangkan para pelayan mulai menuntun Hinata untuk keluar melalui gudang penyimpanan yang terhubung dengan belakang pulau. Hinata berterimakasih dengan segala yang sudah mereka lakukan dan segera melarikan diri. Namun, baku tembak terdengar dari arah rumah besar itu. Jangan-jangan...

"Kageyama..."

Benar saja, ia melihat beberapa pengawal yang terembak dan itu adalah pengawal Kageyama. Ia sangat ingat bajunya. Tunggu.... jika Kageyama menyerang, maka berati... para pelayan dan koki tersebut dalam bahaya. Hinata segera berlari dan masuk kembali ke gudang penyimpanan. Benar saja, Mereka sudah ditawan dan di todong senjata.

"Tunggu! mereka yang membantuku keluar dari tempat ini!"

Seketika mereka melihat kearah Hinata dan para pengawal Kageyama segera membawa tuan muda mereka menuju kekasihnya. Terucap kata terimakasih dari para bibir pelayan. Namun teryata, Zeck belum mau menyerah. Ia menyerang balik dan membunuh pengawal Kageyama yang sedang mengawal Hinata. Mereka juga membunuh para pelayan dan koki tanpa sisa. Zeck menjambak rambut Hinata dan menggiringnya keluar dari rumah besarnya menuju balkon. Hinata melihat Kageyama yang sedang bertarung dan tetiba mulutnya meneriaki nama kekasihnya. Kageyama sontak menengok keatas dan melihat kekasihnya yang sedang di sandra. Lagi-lagi... semua membelalakan mata mereka. Mereka iba melihat keadaan Hinata yang sudah seperti korban perang yang memiliki luka sayatan di tubuhnya.

"DASAR BRENGSEK!"

Kageyama emosi dan mulai memaki. Zeck hanya terdiam dan ia mengambil sebilah pisau dari sakunya dan--

"UGH--!"

Hinata tersungkur dihadapan semua orang dan menghilang dari bibir balkon.

"HINATA!!!"

.

.

.

TBC


Fear Not Fear (Kagehina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang