Cover nya ganti guys, cerita tetap sama;)
Ceritanya di stop untuk beberapa waktu dulu ya..
Cerita seorang musuh yang berujung jodoh. Ia membenci pria itu, ia sangat tak suka kepada pria itu. Tapi Tuhan mempersatukan mereka.
Sebuah cerita yang sangat...
"Rara, kamu ini dipanggil juga gak jawab!" Ucap orang itu dengan nada kesal
Rara yang tadinya kaget, kini biasa saja. Karena setelah ia tau bahwa itu Tasya, kakaknya.
"Kak Tasya, kalo mau masuk kamar Rara ketuk pintu dulu!" Ujar Rara balik kesal
"Kamu sih kaya gak punya kuping! Udah kamu bersihin badan kamu, habis itu makan!" Kata Tasya
"Iya kak" jawab Rara
Jujur, di pikirannya nya hanyalah kata-kata Afisan tadi. ' Bagaimana jika aku mempunyai perasaan ke kamu?'. Ya, hanya kata-kata itu. Ia tak tau apa maksud Afisan, tapi ya sudahlah, tak harus banyak dipikirkan.
*****
Rara lari dengan sekuat tenaga nya di koridor kampus, mengendong tas ransel yang sedikit berat di pundaknya, sambil sesekali melirik jam arloji branded import warna merah di tangan kirinya.
"Ya, ampun telat nih gue!" Ucap Rara
Sementara suasana kelas ribut, ya biasalah kelas merdeka karna belum ada dosennya.
"Rara lama banget sih datengnya!" Afisan khawatir
"Cieee, ehem, ada yang suka sama Rara" goda Randa
"Apaan sih?" Afisan baperan
"Eh guys, gue punya foto aib Rara nih! Tadi malem gue minta sama dia!" Ucap Putri
"Mana, Put? Gue mau lihat dong!" Selfi melirik ponsel Putri
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Teman-temannya hanya menahan tawa ketika melihat ekspresi seorang Rara di ponselnya Putri. Rara itu mau di bagaimana kan pun tetap cantik.
"Ini.. ini beneran Rara?" Afisan tak percaya
"Iya" jawab Putri singkat
Randa merangkul pundak Afisan dan menggoda nya. "Cantik juga ya orang yang lu suka!"
Afisan menatap Randa sinis dan melepaskan rangkulannya. "Apaan sih?"
"Hai guys!" Sapa Rara dengan nada sedikit ngos-ngosan
"Panjang umur! Btw, kok lu lama sih, Ra?" Kata Selfi
"Iya, gue kesiangan!" Rara duduk di kursinya
"Mau minum? Biar Afisan yang ngasih!" Ucap Randa
"Ha? Maksud nya gimana?" Rara bingung
Baru saja Randa ingin mengatakan sesuatu tapi, Afisan menginjak kakinya. "Eh, gak ada apa-apa kok! Biasa Randa suka ngawur!"
"Oh." Padahal Rara tau, ada yang disembunyikan
'Sampai kapan aku harus memendam perasaan ku?,' batin Afisan
Tak lama kemudian dosen pun datang, kelas yang sebelum nya riuh kini hening. Karena Gilang, dosen yang terkenal galak masuk ke kelas mereka, apalagi pelajaran Gilang matematika.
"Selamat pagi semuanya!" Sapa Gilang
"Pagi, pak!"
"Hari ini bapak akan menjelaskan bab baru, jadi harap pasang dan gunakan kuping, mata, dan otak kalian. Tutup mulut kalian, jangan ngerumpi mulu! Terutama kamu Alif!" Jelas Gilang
Alif yang merasa tersinggung pun menjawab. "Iya, pak"
Gilang pun mulai menjelaskan bab pelajaran matematika saat itu. Tapi ia kembali berkata.
"Oh iya, selesai bapak menjelaskan bapak akan menunjuk salah satu dari kalian buat maju agar dia kembali menjelaskan apa yang bapak jelaskan!" Ucap Gilang
"Selalu seperti ini!" Gerutu Rizki
"Apa? Kamu ngomong apa Rizki?" Ternyata Gilang mendengar ucapan Rizki
"Eh, enggak kok pak!" Rizki pura-pura bodoh.
Gilang pun kembali menjelaskan pelajaran nya. Setelah lama menjelaskan pelajaran nya yang sangat-sangat muter-muter di otak mahasiswa akhirnya selesai.
"Oke, bapak akan menunjuk salah satu dari kalian!" Gilang melihat satu persatu seisi kelas
Dan pada akhirnya berhenti pada Randa yang dari tadi gak bisa diam kaya ulat bulu.
"Randa! Maju kamu!" Tunjuk Gilang
Randa langsung gugup, hatinya berdetak tak karuan. Apa? Dia yang ditunjuk?
Randa ketika ditunjuk untuk kedepan sama guru:
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ta.. tapi.. pak!" Randa mencari alasan
"Maju lo, Ran! Ditunjuk itu!" Ucap Afisan
"Tau nih!" Sambung Selfi
"MAJU! MAJU! MAJU!" sorak seisi kelas
"Oke! Gue maju! Tapi Afisan harus mengatakan sesuatu!" Ujar Randa berdiri dari duduknya
"Apaan sih? Eh, maju lo!" Afisan mengelak
"Kalian semua! Dan buat lo, Ra!" Randa menatap Rara
"Aku?" Rara mengkerut kan keningnya
"Iya! Afisan punya perasaan ke kamu!" Sambung Randa
Rara menatap Afisan yang disebelahnya. Kini mereka saling pandang. Keduanya masih bingung mau berkata apa lagi.