5. Rencana

234 30 1
                                    

Ketika Rara mengucapkan itu, ia terkejut bukan main. Seperti ada yang mengejutkan. "Aaaaa...."

"Eh, Rara. Kamu kenapa? Teriak-teriak kaya orang kebakaran jenggot". Ucap Tasya agak kaget

Entah dari mana tiba-tiba Tasya ada di sampingnya, dan ia berada di kamar dan di atas tempat tidurnya, kayaknya dia habis bangun tidur. Tapi tadi kan dia lagi bicara sama Afisan. Mungkin mimpi kali. Pikirnya.

"Kak Tasya? Heuh, aku kira ada apa!" Ucap Rara mengatur napasnya

"Lagian kamu, dibangunin gak bangun-bangun. Liat nih, udah siang kamu gak kuliah?" Ucap Tasya

"Astaga, aku lupa. Ya, ampun, ya udah aku mau mandi dulu! Bay!" Rara langsung buru-buru menuju kamar mandi

Tasya menggeleng karna sikap adiknya itu. "Dasar"

*****

Rara jalan di koridor kampus dengan tergesa-gesa karna takut telat masuk kelas sambil merapikan rambutnya yang agak berantakan. Maklum ia tipe orang yang gak bisa kalo liat rambutnya berantakan dikit.

Rara melirik arloji warna hitam di tangannya. "Aduh, pasti gue telat nih"

Setelah hampir 5 menit berjalan di koridor kampus, akhirnya ia sampai di kelasnya. Untung saja dosen belum masuk. Ternyata ia tidak telat walaupun kelas sudah mau dimulai.
Rara menuju mejanya, tepat di sebelahnya mejanya ada Afisan yang sibuk dengan teman lain. Rara tak memperdulikan itu. Toh, siapa Afisan? Kan hanya musuhnya saja.

Rara diam, tak memperdulikan sekitarnya yang ribut. Didalam pikirannya ia berfikir apa yang harus ia lakukan. Masa iya ia membatalkan balas dendam nya ke Afisan, kan gak mungkin.

'apa yang harus aku lakukan. Ayo dong, otak gue bekerja!' batin Rara

Tak lama kemudian dosen pun datang. Dan suasana kelas yang tadinya riuh kini hening. Maklum mereka paling takut kalo yang namanya dihukum. Apalagi kalo hukumannya harus scors, alias gak kuliah selama beberapa waktu.

"Selamat pagi semua, hari ini kita...," Dosen memulai kelas

*****

Waktu istirahat pun tiba. Rara duduk di kantin sendirian. Toh, dia kan belum punya teman, palingan kenalan, itupun Putri dia jarang masuk kuliah.

'apa yang harus gue lakuin?' batin Rara

Tiba-tiba sebuah rencana muncul dipikiran Rara. Rencana untuk membuat Afisan merasakan apa yang ia rasakan dulu.
Kebetulan sekali, Rara belum mempunyai teman, mungkin dengan ia berteman atau dekat dengan Afisan. Ia bisa membuat Afisan sakit yg ia rasakan dulu. Mungkin ini mustahil buat Rara, karna ia harus sabar karna rencana ia membutuhkan proses panjang.

'ini semua demi ayah, karna dia telah membuat aku kehilangan ayah ku, jadi dia harus merasakan apa yang aku rasakan!' batin Rara penuh ego

Rara pun pergi dari kantin, mencari dimana keberadaan Afisan. Yah, walaupun sebelumnya dia tak menginginkan ini, bahkan tak mau, bahkan jangan sampai, bahkan tak akan pernah. Setelah mengelilingi kampus ia menemukan Afisan yang sedang berbincang dengan temannya.

Rara menghampiri Afisan meskipun tak perduli ia sedang berbicara dengan siapa. "Hai!"

Afisan menoleh ke Rara dengan senyum manis. "Hai, Rara!"

"Hm, boleh bicara sama kamu nggak?" Tanya Rara

"Boleh dong! Nanti kita bicara lagi ya!" Ucap Afisan dengan temannya itu

Teman Afisan pun pergi, dan Afisan berduaan dengan Rara mendengarkan apa yang ingin gadis cantik itu katakan.

"Kamu mau ngomong apa?" Ujar Afisan

Jantung Rara berdebar kencang, harus dimulai dari mana dulu. Aduh, tolong dong jantung jangan copot, kalo bisa gawat.

Rara mulai pembicaraan meskipun sedikit gugup. "Em, anu, boleh gak, aku...,"

"Kamu apa?" Afisan mengerutkan dahinya

"Jadi teman kamu."

"Ya, ampun Rara. Kalo kamu mau jadi temen aku ya boleh lah. Masa iya, cewek cantik kaya kamu gak mau aku temenin."

'Dasar playboy. Dari omongan nya aja aku udah jijik!' batin Rara

Rara tersenyum kepada Afisan, meksipun ini harus dijalani dengan sabar.

Setelah itu hening. Keduanya saling diam. Yang satu gak mau bicara karna udah terlanjur benci. Yang satu ingin bicara tapi segan, karna Rara orang tertutup.
Afisan pun berbicara kepada Rara, memecahkan keheningan diantara mereka.

"Ra..?" Ujar Afisan

"Hm?"

"Malam ini kamu ada acara enggak?" Tanya Afisan

"Enggak ada tuh. Emang kenapa?"

'Duh, gimana bilangnya? Takutnya Rara nolak lagi!' batin Afisan gugup

"Kamu mau gak, nanti malam jalan sama aku? Kita nonton?" Ajak Afisan

Duar!  Hati Rara bak disambar geledek. Apa? Nonton bareng? Astaga, baru kali ini Rara diajak oleh musuhnya yang sekarang hanyalah teman palsu. Apalagi ini cowok.

Rara diam. Tak berkutik, ia menatap lantai koridor kampus. Tatapannya kosong. Jantungnya masih berdebar tak karuan.

Afisan mengerutkan dahinya bingung kenapa Rara hanya diam saja. "Rara, kamu kenapa? Diam aja?"

Melihat Rara tak kunjung bicara. Afisan menangkup wajah Rara dengan kedua tangannya.

"Kamu kenapa?" Afisan menatap Rara

Pipi Rara merona seketika. Matanya tertuju ke wajah Afisan. Mata yang indah, hidung yang mancung. Aduh, kalau itu gak tempat umum pasti dia udah pingsan.

"Kenapa muka kamu merah? Kamu sakit?" Afisan khawatir

Rara langsung tersadar dari lamunannya. Dan ia salah tingkah karna ia malu dikatakan seperti itu.

"Eh, enggak kok enggak!" Rara buang muka dari wajah Afisan dan melepaskan tangan Afisan

"Terus? Kamu kenapa diam saja?"

'apa aku bilang saja kalo aku lagi terbawa suasana?' batin Rara

"Aku memang sering begini." Rara cengengesan

"Oh" jawab Afisan singkat

"Jadi gimana, Ra? Ya, aku ngajak kamu gak ada unsur paksaan kok! Lagian aku ngajak cuman buat kita bisa kaya temen pada umumnya".

"Oke. Entar aku kabarin lagi bagaimana ya"

"Ha? Jadi kamu mau?" Afisan agak senang

Rara tersenyum lalu mengangguk pelan.

'yes, akhirnya hal yang tak aku duga selama ini terwujud secara tiba-tiba' batin Afisan

'Ingat, Ra, ini semua hanya rencana! Rencana! Hanya drama! Ini semua pura-pura!' batin Rara

"Kalo gitu, aku pergi dulu ya!" Rara mulai berdiri

Dan saat Rara berbalik ingin meninggalkan Afisan, entah dari mana seseorang berlari dengan cepat di samping Rara, dan menyambar Rara. Rara hampir jatuh karena itu, tapi untungnya Afisan menangkap nya.

Kedua mata itu lagi-lagi bertatapan, jantung keduanya berdebar tak karuan. Kini apa yang ada di hati mereka, teman, musuh, atau pujaan hati.

Afisan ingat, Rara cuman teman kamu! Teman kamu! Gak lebih! Jadi jangan berharap lebih sama dia!

Rara camkan, ini hanya rencana! Rencana! Jadi jangan punya perasaan ke Afisan. Jangan pernah




TO BE CONTINUED

Musuhku ternyata jodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang