28. Perbuatan yang diketahui

157 28 5
                                    

Rara duduk di sebelah Putri yang dari tadi sibuk dengan ponselnya. Ia bukan ada urusan dengan Putri, melainkan hanya mencoba untuk menenangkan diri.

"Jadi si penggaris anak TK itu Dateng ke rumah lo?"ucap Putri. Ia baru berbicara setelah dari tadi sibuk sendiri

"Iya. Gue gak tau apa yang dia bilang ke Afisan." Ucap Rara dingin

"Lo cemburu nih?"

Rara mengangkat kedua bahunya, "Gak tau"

"Coba deh, Ra. Lo dengerin dulu penjelasan Afisan, tanya sama dia Clara bilang apa. Gue yakin, Afisan bakal jujur. Dia gak akan bohong, apalagi sama lo!"ujar Putri. Mendadak dirinya menjadi pintar

"Tapi, gue takut kalo Afisan bakal marah."

"Dia gak akan marah! Percaya sama gue! Kalo dia marah sama lo, bilang ke gue. Biar gue marahin balik dia!"umpat Rara

"Beneran gak papa gue nanya?"

"Dari pada lo diem terus?"

Rara mencoba memutuskan, haruskah ia bertanya dari pada diem gak jelas gini? Dia mau Afisan itu peka.

****

Hujan deras yang disertai angin kencang menemani suasana malam yang dingin nan sunyi. Afisan berdiri di depan pintu rumahnya, menunggu Rara pulang. Sejak sore sampai sekarang ia belum pulang juga, ponselnya juga tidak aktif. Dirinya sangat khawatir dengan Rara.
Tak lama kemudian ia melihat seseorang yang berjalan mendekat ke arah rumahnya, memegang sebuah payung yang bergoyang-goyang karena angin.

"Rara.." gumam Afisan. Ia sangat mengenali orang itu dari jauh, ya itu adalah Rara. Ia langsung menghampirinya

"Ra, kamu dari mana aja? Kenapa baru pulang?"tanya Afisan khawatir

'Pulang-pulang udah dimarahi, dasar, mending gak usah pulang tadi,' batin Rara kesal

Rara tidak menjawab Afisan, ia menatap ke arah lain, enggan menatap Afisan.

"Sekarang kamu masuk, ganti baju! Entar kamu masuk angin."ujar Afisan

Rara mengangguk dan tersenyum tipis, ia pun masuk setelahnya, meninggalkan Afisan yang masih berdiri.
Kenapa bisa jadi gini sih.

"Ra, aku masih nunggu jawaban kamu. Kamu dari mana?"tanya Afisan kembali setelah Rara mengganti bajunya

"Kan tadi siang aku udah bilang, aku ada urusan sama Putri. Udah izin lagi sama kamu"jawab Rara. Nada nya sedikit ketus

"Iya aku tau. Tapi kemana? Kok sampe malem?"

' Apa urusannya sama kamu?,' batin Rara

"Aku mampir ke rumah Putri habis selesain urusan kami. Udah kan? Nanya apalagi?"

Afisan berusaha agar tidak marah ke Rara, bagaimana pun juga ini salahnya. Rara tidak tau apa-apa. Rara coba dengerin dulu penjelasan dia jangan egois gini.

****

Selfi dan Putri duduk di depan ruang perawatan, menunggu sebuah kabar dari dokter tentang Rara. Pasalnya saat mereka datang ke rumah Rara, mereka mendapati Rara pingsan dan mereka segera membawa nya ke rumah sakit.

"Duh, lama banget sih. Mudah-mudahan Rara gak kenapa-napa"ujar Putri

"Iya. Bagaimana Rara sama Afisan? Masih belum ngomong?"ucap Selfi

"Belum. Rara itu bodoh atau bagaimana sih? Kalo gue jadi Rara pasti gue bakal nanya!"umpat Putri

"Lo udah ngasih tau sama Afisan kalo Rara masuk rumah sakit?"tanya Selfi

Musuhku ternyata jodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang