"Alif? Ngapain?"tanya Rara bingung
Tumben sekali Alif datang pagi-pagi sekali, ada apa. Pasti ada sesuatu.
"Aku-- aku mau minta maaf sama kalian. Termasuk sama kamu, Rara!"ucap Alif
"Minta maaf? Sama aku?" Rara semakin bingung.
Alif secepatnya memegang tangan Rara, dan memohon. "Ra, tolong, maafin aku! Aku udah banyak sekali salah sama kamu!"
Afisan pun berbicara, "Alif, mending kamu pulang sekarang!"ujar Afisan
"Enggak! Aku gak akan pergi sebelum Rara maafin aku. Ra, aku mau jujur. Sebenarnya, yang pernah mukul kamu pakai kayu itu-- itu aku." Ucap Alif
Keduanya terkejut mendengar ucapan Alif. Jadi dia yang pernah membuat Rara masuk rumah sakit hanya karena itu. Kenapa ia tidak bilang sejak lama.
"Jadi, kenapa kamu baru bilang?"tanya Rara
"Sebenarnya, Randa, Rizki, sama Ridho udah tau. Tapi mereka aku suruh diam jangan ngasih tau Rara ataupun Afisan. Karena aku mau jujur sendiri!"Alif menjelaskan, air matanya membanjiri pipinya
Rara dan Afisan saling menatap, memutuskan harus memaafkannya atau tidak.
"Baiklah, aku memaafkan mu, Alif. Kau sudah jujur. Lain kali jangan diperbuat ya!"ucap Rara
Alif mengusap jejak air matanya, lalu beranjak memeluk Rara. "Makasih, Ra! Aku janji gak akan perbuat! Sekarang kita temenan kan?"
Rara mengangguk pelan, apa salahnya kan memaafkan seseorang dan menjadikan orang tersebut sebagai teman. Rara yakin, Alif pasti berubah, karena orang tidak selamanya jahat.
"Kalau begitu aku pamit ya! Sampai jumpa!" Alif berpamitan lalu pergi
"Aku bangga punya kamu, Ra. Kamu baik banget, apalagi sama orang yang pernah jahat sama kamu."ucap Afisan sambil tersenyum
"Tuhan aja memaafkan hamba-nya, masa aku yang hanya manusia biasa tidak."jawab Rara
***
Clara menjatuhkan semua barang-barang yang ada di meja cermin nya dengan kasar, ia frustasi. Ia tidak terima jika Afisan dan Rara bersatu, kenapa dia baru tau sekarang.
"Gue gak biarin si sialan itu bahagia sama Afisan. Gue harus buat rencana lagi sama Farel! Ya! Farel!" Clara bergegas menemui Farel
***
Farel tersenyum miring mendengar ucapan Clara. "Cla, udah deh lo nyerah aja! Mereka udah nikah, gak mungkin lo bisa merusak hubungan mereka."ucap Farel
"Farel, kita lakuin rencana seperti yang pernah kita lakukan dulu! Lo mau dapetin Rara kan?" Clara memaksa
Farel berdiri lalu menatap Clara dengan tatapan tajam. "Clara, gue pernah mau dapetin Rara. Tapi gue lihat, Rara itu lebih bahagia sama Afisan, karena Rara udah bahagia sama pilihannya, ya udah. Gue mundur. Gue gak mau ikut lo lagi."ujar Farel
"What? Seorang Farel mundur? Bener-bener ya, gue gak habis pikir sama lo! Menyerah begitu saja! Lemah!"
"Terserah lo mau bilang apa, yang jelas gue gak mau lagi ikut-ikutan lo! Lo aja yang jahat, gue enggak!" Farel kembali duduk
"Lo bakal nyesel nolak penawaran gue! Bye!" Clara pun pergi
' Gue pernah jahat untuk mendapatkan seseorang, tapi gue tahu kalo cara itu tidak akan membuat mu bisa mendapatkan nya, melainkan membuat nya jauh. Bahagia lah dengan pilihan mu, Ra,' batin Farel getir
****
Clara berdiri di depan rumah Afisan dengan perasaan sedikit gugup, hari ini ia akan menjalankan rencana jahatnya. Clara mengetuk pintu.
Keluarlah Rara, ia tau pasti Clara datang untuk menganggu."Ada apa?"tanya Rara ketus
Clara pasang muka baik, "Ra, Afisan ada gak?"tanya Clara balik sok polos
' Kau kira aku bodoh? Kau tentu tau Afisan ada dirumah, lantas mengapa kau nanya? Dasar,' batin Rara
"Ada. Emang kenapa? Ada urusan apa lo sama suami gue?" Rara tidak suka
Tanpa dipersilahkan masuk, Clara sudah masuk dan duduk di sofa. "Ada urusan sebentar, panggilkan dong!"ujar Clara bak ratu
' Sabar, Ra, dia manusia,' batin Rara
Jujur, kalau tidak ada Afisan ia sudah memukuli Clara, pasalnya perempuan itu selalu saja membuat Rara naik darah.
"Tunggu sebentar ya!" Ucap Rara manis. Ia pun menghampiri Afisan yang ada dikamar
"Ada Clara tuh. Dia nyariin kamu!"
"Clara? Nyariin aku? Ngapain?" Afisan bingung
Rara menaikkan kedua bahunya, ia tidak suka jika Afisan maupun Clara dekat. Bagaikan minyak sama air, yang gak akan bisa satu.
Afisan pun menghampiri Clara yang sedang duduk. "Ada apa?"
"Hallo, Afisan. Kamu kangen gak sama ku?" Clara merangkul tangan Afisan
Afisan melepaskan rangkulan Clara, "Langsung saja, ada apa kau kemari?" Ucap Afisan dingin
"Ih, Afisan, gak boleh emang aku lama-lama disini?"
"Cepat bilang atau aku usir?"
' Dasar, ini semua pasti sialan itu telah menyuruh Afisan seperti ini. Lihat aja kamu Rara, kamu gak bakalan lihat Afisan dan begitu juga kamu Afisan. Gak akan lihat Rara,' batin Clara sinis
"Afisan, aku cuman mau bilang hati-hati, jangan coba bermain-main sama aku. Aku bisa nekat, aku bisa membuat kamu tidak akan bisa melihat Rara mu! Ingat itu, sayang! Aku pergi dulu!" Clara langsung pergi
"Maksud dia apa? Aku gak ngerti" gerutu Afisan.
"Ra, kamu kenapa buruh dia masuk coba?"tanya Afisan menghampiri Rara yang ada dikamar
"Dia masuk sendiri."jawab Rara dingin
"Kamu tau gak dia tadi bilang apa"
"Dia bilang apa emangnya?" Tanya Rara dingin
Mendadak sifat Rara menjadi dingin seperti itu. Pasti karena Clara, siapa lagi coba.
"Kamu kenapa?"tanya Afisan
"Aku gak papa!" Jawab Rara dingin
"Kamu marah aku deket sama Clara?"
"Enggak."
"Rara, kami cuman bicara. Bukan ngapa-ngapain, masa kamu marah sih" Afisan menjelaskan
' Tetap saja, aku tidak mau kamu bertatapan dengan orang seperti dia,' batin Rara
"Oh" Singkat Rara
"Aku mau keluar, mau jumpa sama Putri. Kami janjian!" Ucap Rara berdiri
"Eh, kamu kenapa sih tiba-tiba gini? Kalo kamu marah, ya udah aku minta maaf. Aku gak bakalan deket lagi sama dia!"
"Aku gak marah. Ya udah aku pergi! Bye!" Rara pun pergi
' Aku tau kamu marah, Ra. Jika tidak kenapa kamu seperti ini?,' batin Afisan
' Aku sengaja seperti ini, aku mau Afisan itu peka,' batin Rara getir
📍TO BE COUNTINED📍

KAMU SEDANG MEMBACA
Musuhku ternyata jodohku
Teen FictionCover nya ganti guys, cerita tetap sama;) Ceritanya di stop untuk beberapa waktu dulu ya.. Cerita seorang musuh yang berujung jodoh. Ia membenci pria itu, ia sangat tak suka kepada pria itu. Tapi Tuhan mempersatukan mereka. Sebuah cerita yang sangat...