14. Mundur!

172 29 0
                                    

Afisan: Eh buset, ngapa foto Putri lu kirim ke gua?
Ridho goblok: Sengaja biar pamer
Afisan: Biar apa? Biar gue tikung?
Ridho goblok: Hehe bercanda kok

Setelah itu  tak ada percakapan lagi. Ridho memang sering seperti itu, lagi gabut sama gaje aja yang aneh-aneh dilakuin.

Afisan hanya menunggu balasan Rara, tapi tak ada satu pun lagi balasan dari perempuan itu, hanya read, alias dilihat.

Keesokan paginya di kampus, Afisan pun menghampiri Rara yang sedang berjalan santai di lorong kampus.

"Ra,!" Ucap Afisan

Rara berdecak lalu membalikkan badannya ke arah Afisan yang dibelakang nya, jujur ia malas bertemu dengan cowok itu pagi itu.
"Ada apa?" Tanya Rara

"Gimana? Pertanyaan aku belum kamu jawab! Jawab kek" ujar Afisan

"Kan udah gue bilang, gue gak suka lo, ngerti kan? Jadi ya udah, gak usah ngejar gue lagi!" Ujar Rara

Afisan menatap perempuan yang ada dihadapannya itu. Mata indahnya, rambut panjangnya, cantik yang tak pernah luntur menghiasi wajah cantiknya.
Perempuan itu hampir nyaris sempurna di hadapan Afisan.

"Oke. Jika itu mau kamu"

Kali ini Afisan mundur, tak tau mau berkata apa, seolah-olah ia kehabisan kata.
Rara juga tak memperdulikan itu, ia pergi meninggalkan Afisan yang masih diam di tempatnya.

Kelas pun berlangsung, seisi kelas fokus ke tugasnya masing-masing, otak bekerja ekstra karena hari ini ada ulangan dadakan.

"Kenapa coba harus ada ulangan dadakan? Kenapa gak tahu bulat digoreng dadakan aja sih?" Ucap Randa berbisik

"Gak usah komentar!" Ucap pak Agus, dosen ilmiah.

"Mampus kena kick lu kan. Awokawok" ledek Rizki dengan tawanya yang terkekeh-kekeh.

"Kamu juga, Rizki, kontrol tawa kamu! Gak usah jadi kuntilanak dadakan!"ujar pak Agus lagi

"Awokawok, satu kosong" ejek Randa

Mereka pun melanjutkan kembali menyelesaikan tugas mereka.
Afisan menatap Rara yang ada di sebelahnya, cewek itu fokus ke buku nya, membolak-balik kertas buku pelajaran yang tebal itu. Rara yang merasa Afisan memperhatikan nya melihat nya dari ekor matanya.

'Ngapain coba lihatin gue? Karena gue cantik mungkin ya,' batin Rara

Sampai kapan Rara terus-terusan tak menerima Afisan seperti ini, anggap sajalah teman, tapi tidak dekat seperti yang lainnya. Rara memang sudah ada teman, tapi ia lebih menyendiri.

***

Jam istirahat pun tiba. Para mahasiswa sebagai besar ada di kantin, berebut ingin memesan.

"WOI GUA LUAN TADI YANG NGANTRI! ENAK BANGET LU NEROBOS!"

"KAKI GUE KEINJEK BANGSAT!"

"EH ELU YANG TINGGI, NGALAH NGAPA SAMA GUE YANG PENDEK!"

Suara para mahasiswa terdengar, semua ingin duluan di layani oleh penjual, tapi ada daya mereka? Tangan cuman dua, pembeli lebih dari dua.

"Dih, untung aja gue udah mesen dari tadi. Makanya gak repot-repot dan harus ngerasain sumpek nya antrian itu" ucap Putri

"Ealah, itu pun cuman minum sama telur gulung juga!" Ujar Selfi

"Bersyukur kali"

Teman-temannya asik bicara, sedangkan Rara hanya diam sambil memainkan sedotan.

"Ra, kok lu diem aja? Ada apa?" Tanya Aulia bingung

"Gak papa kok, Aul. Lagi banyak pikiran aja" bohong Rara

"Oh gitu"

******

Rara berdiri di depan gerbang kampus, seperti menunggu seseorang. Afisan yang melihat Rara pun langsung menghampirinya, meskipun ia tau pasti cewek itu bakal jutek.

"Ra, nunggu siapa?" Tanya Afisan

"Tunggu yang gak pasti" jawab Rara jutek

"Nunggu jemputan ya? Sama siapa?"

"Bukan siapa-siapa. Dikasih tau gak bakalan tau juga"

Tak lama kemudian suara motor terdengar, sampai pada akhirnya ada sebuah pria yang berhenti di depan gerbang kampus. Ya itu adalah cowok yang beberapa hari lalu yang mengantar Rara pulang.

Irwan namanya, cowok tampan dan mapan, tak kalah dengan Afisan, Irwan juga banyak di sukai cewek-cewek di kampusnya. Katanya sih Irwan suka sama Rara, tapi belum tau pasti Rara juga suka atau tidak.

"Hai, nunggu ya?" Ucap Irwan membuka helmnya

"Iya, habisnya kamu lama" ucap Rara tersenyum

Afisan hanya menatapi wajah Rara yang sangat gembira karena adanya Irwan, bukan dirinya.

"Ya udah, yuk kita pulang!" Ajak Rara

"Iya"

Rara pun naik di bangku belakang motor Irwan. Dan Irwan pun menjalankan motornya.
Jujur, Afisan cemburu akan hal itu, bagaimana tidak. Rara menolak nya secara mentah-mentah, dan kini ia bersama pria lain. Maksud apa kah itu? Tak adil?

"Ra, aku tau kamu gak suka aku. Sekalipun kaya nya enggak, Ra. Tapi tolong, Ra, ngertiin perasaan aku. Aku bisa ngertiin kamu kalo kamu ngertiin perasaan aku"

"Tapi, Ra, menurut ku, aku sudah tak tahan dengan ini lagi. Sudah aku bertanya siapa dia, tapi kau tidak mengatakannya. Baiklah, jika kau menyuruhku untuk tidak mengejar mu lagi, aku mundur."

Randa datang menghampiri Afisan, dan menepuk pundaknya. "Mundur, Fi! Saingannya mu glowing!" Ucap Rizki

"Aku gak akan mengejar Rara lagi. Selama dia bersama orang yang bisa membuat nya tersenyum, maka disitulah titik dimana aku akan terus menyayangi nya meskipun tidak dianggap sama sekali."

"Udah dong jangan jadi sad boy!"

"Elu panci boy"




📍TO BE COUNTINED 📍

Musuhku ternyata jodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang