Afisan terus mondar-mandir di depan pintu ruang ICU dengan perasaan khawatir dicampur cemas, disatukan menjadi rasa takut. Takut kehilangan maksudnya.
"Eh, Rizki, Ridho, sama Randa belum balik?" Tanya Putri
"Belum lah goblok, emang lu lihat mereka?" Selfi sedikit emosi
"Santai kali gak usah ngegas" ucap Putri
Afisan tak menghiraukan mereka berbicara, pikirannya saat ini tertuju pada Rara. Perempuan yang sangat-sangat membenci diri nya. Rara banyak berbicara soal hal yang selama ini tidak ia ketahui.
' Kamu telah merusak kebahagiaan ku dulu, Afisan,'. 'Kamu membuat aku menderita dulu,'.Ya, ucapan itu yang masih terngiang-ngiang di pikirannya sekarang. Biarlah perempuan itu membencinya, asal jangan dirinya.
Selfi yang bingung melihat Afisan akhirnya bertanya. "Fi, lo bisa duduk gak?"
Afisan menggeleng pelan dengan menatap lantai putih rumah sakit. "Enggak. Bagaimana pun juga ini salah ku, kalau sampai Rara kenapa-napa gue gak bakal maafin diri gue!"
"Afisan, lo lihat kan tadi Rara bagaimana? Dan lo bisa denger sendiri kan tadi Rara ngomong apa? Udah, Fi! Mundur! Jangan paksain diri lo. Kalo ujung-ujungnya lo ngerasa sakit gimana?" Jelas Selfi
"Gak perduli"
Selfi tak menyangka, temannya ini tetap saja berjuang demi orang yang sama sekali tak diharapkan. "Fi, dengan cara lo berjuang itu bisa membuat Rara suka sama lo?" Tanya Selfi
Afisan diam, menatap heran temannya itu.
"Jawab! Apa dengan lo berjuang, bisa membuat Rara bahagia? Inget, perasaan lo gak pernah diinginkan Rara!"
Mata Afisan berapi-api menatap temannya yang terus-terusan mensupport untuk mundur. "Terserah apa kata lo. Yang jelas kali ini gue gak bakal nyerah. Biarin Rara gak suka sama gue."
"Untungnya sama lo apa? Apa yang lo harapkan dari Rara? Jadi pacarnya? Hah, mimpi. Boro-boro jadi pacar, diterima sebagai temannya Rara gak mau!"
"TUTUP MULUT KAMU!" ucap Afisan emosi
"Heh kalian bisa diem gak? Ini rumah sakit! Jaga sikap kalian!" Sahut Putri kesal
Selfi dan Afisan terdiam, keduanya tidak berbicara lagi. Sama-sama tak ingin melanjutkan pertengkaran itu lagi.
Tak lama kemudian seorang perempuan paruh baya dengan seragam serba putih keluar dari ruang ICU. "Kalian siapa nya pasien?" Tanya sang dokter
"Temannya, dok!" Jawab mereka serentak
"Keadaan pasien kritis, luka di bagian kepalanya sangat berat, menyebabkan pendarahan. Dan juga pasien membutuhkan pendonor darah" ucap Dokter
"Golongan darah nya apa ya, dok?" Tanya Selfi
"Golongan darah pasien AB dan kebetulan stok golongan itu sedang kosong di rumah sakit ini, dan kita hanya bisa berharap ke tuhan." Jelas dokter
"Kapan Rara membutuhkan golongan darah itu dok?" Afisan cemas
"Secepatnya, jika tidak segera ditangani sangat beresiko besar terhadap pasien. Saya permisi" ucap dokter itu lalu pergi
"Kenapa? Kenapa? Kenapa? Kenapa ini harus terjadi sama Rara?" Kesal Afisan
"Sekarang apa yang harus kita lakuin?" Tanya Putri cemas
*****
"Apa? Rara masuk rumah sakit?" Tasya kaget bukan main mendengar kabar bahwa adiknya masuk rumah sakit
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuhku ternyata jodohku
أدب المراهقينCover nya ganti guys, cerita tetap sama;) Ceritanya di stop untuk beberapa waktu dulu ya.. Cerita seorang musuh yang berujung jodoh. Ia membenci pria itu, ia sangat tak suka kepada pria itu. Tapi Tuhan mempersatukan mereka. Sebuah cerita yang sangat...