"sebelumnya aku dan dia hanyalah teman, dan menjadi sebuah sahabat. Dan kini menjadi sahabat lintas negara. Walaupun berbeda tempat tinggal, hati kami tetap satu. Karena tempat bukanlah penghalang untuk sebuah perasaan lain tumbuh kembali."
Mereka berkumpul di rumah Randa setelah selesai mencari alamat dari nomor telepon misterius tadi pagi. Percuma sudah dihubungi berapa kali tidak ada jawaban.
Ridho mengerutkan dahi nya ketika mengingat salah satu dari mereka tidak ada. Ya, dia adalah Clara. Entah kemana dia, kenapa dia gak ikut.
"Eh, si Clara mana?" Tanya Ridho
Putri memukul pundak Ridho kesal, "Ngapain kamu nanya-nanya dia?" Ucap Putri
"Emang kenapa sih? Kan aku nanya!"
"Biarin aja dia gak ikut, ringan dikit!" Ujar Selfi
Mereka pun pergi ke tempat dimana alamat yang mereka dapatkan dari nomor telepon tadi pagi. Mereka pun sampai, sebuah rumah yang jauh dari permukiman warga, tempatnya sepi.
****
"Pokoknya kalian jangan sampe buka mulut kalau saya yang melakukan ini semua!" Clara Adelin menegaskan kepada anak buahnya
"Baik bos, kami akan melakukan nya sebisa mungkin!" Ucap anak buahnya sedikit takut
"Eh, bos kalian tuh siapa sih? Mana dia? Gue mau lihat muka dia!" Ucap Rara. Ia diikat di kursi dengan dengan sebuah kain yang menutupi matanya agar dia tidak mengetahui siapa dibalik ini semua.
"Inget, jangan biarin dia lepas! Saya pergi dulu!" Clara pun pergi meninggalkan mereka.
"Apa motif bos kalian menculik saya? Saya salah apa sama dia sampai-sampai dia melakukan ini?"
"Diam kamu!"
****
Mereka jalan mengendap-endap, mereka membagi tugas Rizki, Ridho, Randa mengawasi di depan agar menarik perhatian penjaga, karena pasti ada penjaganya. Sisa nya lewat dari belakang. Salah satu dari R3 alias Rizki, Ridho, Randa pun mengetuk pintu. Dan tak lama kemudian keluar dua orang pria yang berumur sekitar empat puluhan dengan wajah yang sedikit menakutkan.
Rizki menelan ludahnya, "Emm, anu om, kami gak sengaja lewat sini terus tiba-tiba mobil kami mogok, boleh bantu cek gak? Soalnya kami kurang ngerti" ucap Rizki. Ini adalah bagian dari rencana mereka
Kedua pria itu bertatapan lalu mengiyakan ucapan Rizki, berati mereka ingin menolong.
Mereka melihat dibalik tembok, ada dua lagi penjaga."Kalian lepasin Rara, gue yang akan menarik perhatian mereka, setelah itu kalian telfon polisi!"ujar Afisan berbisik
Putri, Aulia, dan Selfi pun mengangguk ucapan Afisan. Ia pun melempar sebuah batu ke suatu arah, dan penjaga itu pun langsung mencari apa itu padahal hanyalah sebuah batu yang dilempar.
"Ra, ini kami!"ucap Putri setelah kedua penjaga itu pergi.
"Kalian?"
"Sekarang kita keluar, kita tunggu polisi dateng!" Ujar Selfi
Mereka pun keluar, dan tak lama kemudian pun polisi datang. Beruntung saja, mereka satu langkah lebih pintar dari semua penjaga bodoh itu.
"Syukurlah, mereka siapa sih? Kok niat banget nyulik lo, Ra?" Tanya Rizki
"Mana gue tau, gue aja bertanya-tanya lo malah nanya ke gue!" Seru Rara
Afisan hanya menatap Rara yang sedari tadi tidak menatapnya, tidak ada juga sapaan atau percakapan di antara mereka kini mereka benar-benar seperti orang asing. Tidak mengenal satu sama lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Musuhku ternyata jodohku
JugendliteraturCover nya ganti guys, cerita tetap sama;) Ceritanya di stop untuk beberapa waktu dulu ya.. Cerita seorang musuh yang berujung jodoh. Ia membenci pria itu, ia sangat tak suka kepada pria itu. Tapi Tuhan mempersatukan mereka. Sebuah cerita yang sangat...