If i could (7)

1.2K 188 13
                                    

Irene membuka matanya perlahan-lahan. Bangun lalu duduk dengan mata yang masih mengerjap-ngerjap.

Perasaan dia tidak tidur di sini. Saat pulang dari taman, dia dan Vincent kembali minum bersama. Irene ingat dia tertidur di sofa tapi kenapa sekarang ia malah berada di kamar pria itu.

Dia sendiri dan bangun lebih awal sepertinya. Kepalanya bahkan masih berdenyut nyeri efek dari alkohol.

Irene menyingkap selimutnya. Matanya tak berhenti menjelajahi setiap inci kamar Vincent. Hampir di setiap dindingnya terdapat banyak fotonya dengan Aeri. Bahkan di nakas dekat tempat tidurnya juga ada foto Aeri.

Wanita itu keluar dari kamar, berniat untuk mengambil air. Tenggorokannya sangat kering.

Sambil membawa gelas airnya Irene kembali menjelajahi apartemen Vincent. Dia baru sadar, disana ada foto Aeri lagi saat masih bayi. Kali ini dengan ukuran yang lumayan besar.

"Dia memang menggemaskan dari lahir" ucap Irene sambil tersenyum menatap foto Aeri.

"Kau sudah bangun?"

"Astaga!" Irene menjerit kaget karena suara Vincent. "Kau membuatku kaget" ucapnya lagi.

"Aku tidak bermaksud seperti itu. Maaf"

"Kenapa kau bangun?"

"Aku biasa bangun jam begini. Kau kenapa bangun? Kau mabuk berat semalam"

"Lantas kau tak ingin aku bangun? Begitu?" Irene berbicara dengan nada sinis.

"Tidak tidak. Kalau kau ingin sikat gigi, aku punya yang baru di kamar mandi. Disini juga ada air hangat dan bathup" jelas Vincent.

"Baiklah. Aku mungkin akan meminjam baju kaosmu juga celana training. Kau punya?"

"Kau ingin memakai bajuku?"

"Apa aku harus berkeliaran tanpa baju?"

"Tidak-tidak" Vincent menggeleng cepat. Irene sampe di buat tertawa karena ekspresi wajahnya yang terlihat sangat malu.

"Aku hanya bercanda" ucap Irene masih terkekeh.

"Ba-baiklah. Aku akan membuat sarapan." Vincent berjalan cepat ke arah dapur. Dia rasanya sangat malu, entah karena apa.

"Aku akan membantu" ucap Irene menyusul pria itu. "Kau ingin memasak apa? Beritahu aku"

"Kau bisa masak memangnya?"

"Kau meremehkanku, ya? Oke lihat saja nanti" Irene mengikat rambutnya asal.

Aeri terbangun lebih awal di hari liburnya. Dia keluar dari kamarnya dan melihat Irene dan Vincent sibuk memasak dan mengobrol. Pantas saja ribut.

Aeri duduk di sofa, memeluk bonekanya erat lalu mulai tersenyum. Dari kejauhan, dia melihat ayahnya dan Irene. Mereka tertawa bersama, terlihat sangat bahagia.

Aeri berpikir, mungkin ini rasanya jika ia memiliki keluarga yang lengkap. Ada ibu dan ayah yang menyambut dia saat bangun dari tidur.

"Aeri, ini susu. Minumlah"

Aeri sadar dari lamunannya, melihat ayahnya yang sedaritadi berdiri di depannya sambil memegang segelas susu.

"Terimakasih, ayah" ucap Aeri mengambil gelas itu. Vincent menundukkan badannya, meminta kecupan selamat pagi dari anaknya itu.

Aeri mengecup pipi Vincent. "Selamat pagi"

Pria itu tersenyum "Selamat pagi. Habiskan susunya. Sarapan sebentar lagi jadi"

Vincent kembali menghampiri Irene. Wanita itu tersenyum hangat dari kejauhan. "Selamat pagi, Aeri" ucapnya.

"Selamat pagi. Apa yang kau lakukan di sana?"

Vice Versa (COMPLETE) ✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang