Takdir membawa Vincent harus berurusan dengan Irene, penyanyi sekaligus aktris paling populer yang hidup dalam kepalsuan.
Irene tidak bahagia dengan pernikahannya, ayahnya menukar dirinya dengan uang dan semua orang mengira hidupnya sangat sempurna...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Foto-foto Vincent menjadi sampul majalah untuk kesekian kalinya. Kesuksesannya sebagai CEO Wione Group juga visual wajahnya yang semakin memikat membuat ia mendapat julukan "Nation's Husband" atau arti lainnya suami idaman.
Vincent yang baru memimpin Wione selama hampir 2 tahun sudah cukup membuktikan kehebatannya dalam berbisnis, persis seperti ayahnya.
Berkat kepopulerannya, kehidupan Vincent sering membuat banyak orang penasaran. Meski sering ditimpa rumor kencan dengan beberapa wanita, kepopuleran Vincent tidak berkurang sedikit pun. Toh jika benar juga orang-orang tidak masalah karena sudah sepantasnya pria itu mencari pedamping hidupnya.
Disaat semuanya sibuk mencocok-cocokkan dirinya dengan wanita lain, sebenarnya Vincent hanya akan menunggu satu wanita saja. Joohyun-nya yang hilang bagai ditelan bumi.
Vincent sudah berusaha mencari Irene tapi tetap saja dia tidak menemukan apapun. Enam bulan lalu dia hanya dikirim sebuah surat oleh ibu Irene yang mengatakan bahwa mereka baik-baik saja.
Vincent mencari alamat pengirim surat itu namun bukan Irene yang ia temukan. Alamat palsu rupanya.
"Dan akhirnya tuan putri bertemu dengan sang pangeran setelah perang selesai. Mereka hidup bahagia selama-lamanya" Vincent menutup buku dongen di depannya lalu beralih menatap Aeri yang sudah sayup-sayup matanya. "Aeri, ayah dengar minggu depan kau akan ikut lomba piano"
"Hm, benar aku akan ikut lomba. Ayah bisa datang?"
"Tentu saja. Ayah harus hadir untuk mendukungmu. Aku ini penggemar nomor satu dari Aeri" ucap Vincent tersenyum.
"Tapi ayah jangan bersorak sangat keras, aku malu" protes Aeri saat mengingat terkahir kali ayahnya itu mencuri semua perhatian orang karena suaranya yang sangat keras saat bersorak untuk dirinya.
"Kenapa tidak? Ayah sangat bangga makanya bersorak seperti itu"
"Ayah bangga padahal aku tidak pernah menang"
"Tidak perduli kau menang atau tidak. Aeri sudah berani untuk ikut lomba saja itu sudah sangat keren menurut ayah"
