Before I go (30)

1.2K 165 47
                                    

Rose bergegas turun dari taksi lalu berlari secepat mungkin ke dalam gedung rumah sakit. 30 menit yang lalu saat ia menelpon Vincent hendak menanya kabar pria itu, Rose dibuat khawatir karena Vincent mengatakan ia sedang di rumah sakit sekarang. Dia tahu bahwa Irene yang kecelakaan tapi tetap saja dia khawatir pada Vincent.

Ia berlarian di koridor rumah sakit, mencari tempat yang dimaksud perawat tempatnya bertanya tadi. Rose baru bisa bernapas lega ketika dari jauh melihat Vincent baik-baik saja bersama Jennie. Pria itu nampak sangat khawatir menunggu di depan ruang UGD.

"Kau harus tenang, Taehyung. Irene pasti baik-baik saja" tegur Jennie karena melihat kakaknya itu terus menunduk dengan tubuh bergetar.

"Aku selalu terlambat" ucap Vincent penuh penyesalan.

"Bukan salahmu, kita tunggu saja hasil penyelidikan polisi agar tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Irene. Kau harus tenang dan menunggu saat ini"

"Aku tidak tahu harus bagaimana jika Joohyun-- jika Joohyun pergi" Vincent kembali menangis tanpa suara. Dia masih shok apalagi melihat kemejanya yang di penuhi darah dari Irene. "Aku mungkin bisa melepasnya walau sebenarnya aku masih sangat mencintainya tapi aku tidak akan mungkin bisa jika harus kehilangan dia selama-lamanya"

Jennie membawa Vincent ke pelukannya. Sejujurnya ia juga menyesal karena telah meninggalkan Irene sendirian. "Dia pasti baik-baik saja. Dia sudah berjanji untuk bertahan sampai akhir, Irene pasti bertahan"

"Takdir terlalu kejam padanya. Joohyun hanya ingin bahagia tapi kenapa terasa begitu sulit. Aku menyesal karena berhenti mengejarnya" ucap Vincent memeluk Jennie erat.

----------

Irene dinyatakan koma oleh dokter akibat benturan keras di kepalanya. Dokter masih belum bisa menyimpulkan apapun mengenai kondisi lebih lanjut karena Irene belum sadar. Yang pasti dokter yakin bahwa wanita itu mendapat kekerasan fisik dilihat dari bekas lebam dan hasil ct scan.

Polisi juga semakin menyelidiki kasus itu saat tahu bahwa Irene mengalami kekerasan fisik. Polisi yakin ada alasan kenapa sampai wanita itu berlari keluar dari apartemennya dengan sangat terburu-buru.

Tuan Bae dan nyonya Bae sudah datang dan menemani Irene di kamar inapnya. Sebagai ibu, bagaimana bisa nyonya Bae tidak menangis histeris melihat keadaan putrinya. Vincent dan Jennie masih ada di sana walau mereka tahu kehadirannya tidak di harapkan oleh ayah Irene.

"Kabar ini sudah mulai menyebar dan pasti akan berdampak pada perusahaan" ucap tuan Bae saat melihat kondisi anaknya yang terbaring tak sadarkan diri.

Betapa kagetnya pria itu saat istrinya tiba-tiba menampar wajahnya. Ini pertama kali nyonya Bae melakukan itu padanya. Dari awal pernikahan wanita itu terkenal sangat lemah lembut juga sangat penyang.

"Ada apa denganmu?" tanya tuan Bae.

"Bagaimana bisa kau memikirkan perusahaan di saat putrimu berjuang melawan maut?!" suara nyonya Bae terdengar lebih besar. "Kau masih tidak puas merenggut kebahagiaannya? Kau tidak puas membuat hidupnya sangat menderita?! Ayah macam apa kau ini!!" ucap nyonya Bae mulai memukuli dada suaminya sambil terus menangis.

"Aku melakukan itu demi keluarga kita"

"Keluarga? Kau tega menyiksa putrimu sendiri dan kau masih sebut semuanya untuk keluarga?"

"Sayang jangan seperti ini. Kau tahu aku --"

"Aku memilih mati saja daripada harus kehilangan anakku. Lupakan soal uang dan biaya pengobatanku. Kita harus membahagiakan Joohyun, anak kita. Sudah cukup ia menderita karena kita"

Tuan Bae memilih pergi dari ruangan itu meninggalkan istrinya yang masih menangis setelah terdiam cukup lama. Jennie menghampiri nyonya Bae untuk menenangkan wanita itu sedangkan Vincent mengejar tuan Bae.

Vice Versa (COMPLETE) ✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang