Epilog

2.3K 194 37
                                    

Irene menyambut paginya dengan bahagia seperti biasa. Melihat wajah terlelap Vincent yang terus memeluknya erat sampai pagi lalu kemudian bergegas membuat sarapan untuk keluarga kecilnya untuk memastikan mereka semua tidak kelaparan saat bangun tidur.

Setelah selesai membangunkan Vincent dan Aeri, Irene kembali menata masakannya di meja makan sebagus mungkin. Ini hari spesial. 

Langkah kaki yang terdengar menghampiri membuat Irene menoleh ke belakang. Dari jauh tampak Eunwoo berlari dengan kaki kecilnya.

"Sayang tidurmu nyenyak?" tanya Irene pada putranya yang kini sudah hampir berusia 5 tahun sambil menggendongnya.

"Ya. Aku tidur nyenyak" jawab Eunwoo yang kini sudah bergelut manja di gendongan Irene.

"Terus kenapa kau bangun sangat cepat sayang"

"Aku mencium aroma masakan ibu" jawab anak itu membuat Irene terkekeh gemas.

"Kau harus menunggu kakak dan ayahmu. Bagaimana jika minum susu dulu"

"Setuju" Eunwoo mengacugkan jari jempolnya.

Beberapa menit kemudian Vincent dan Aeri bersamaan keluar dari kamar mereka masing-masing.

Seperti pepatah buah jatuh tak jauh dari pohonnya, Aeri yang makin dewasa kian memeseona dengan wajahnya yang begitu cantik.

Eunwoo juga tak jauh beda dengan kakaknya itu. Walau masih kecil wajah anak itu sering mencuri perhatian banyak orang. Eunwoo tak memiliki kemiripan yang banyak dengan sang ayah, wajahnya sangat mirip dengan sang ibu. Tampak tenang dan tapi sangat menggemaskan saat tersenyum.

"Selamat pagi" tegur Vincent mengecup pucuk kepala Irene sebelum duduk di meja makan bersama Eunwoo. Tak lupa pria itu memberikan kecupan yang sama untuk Eunwoo.

Aeri lebih memilih untuk menghampiri Irene terlebih dahulu untuk memberinya kecupan selamat pagi. Sifat manjanya pada Irene kian bertambah.

"Ibu, aku rasa aku akan pulang telat hari ini karena jam latihan pianoku ditambah" ucap Aeri mulai menyantap makanannya.

"Baiklah. Jangan melewatkan makan malam. Ibu tidak mau kau sampai sakit karena berlatih terlalu keras" Irene mengelus pucuk kepala Aeri. Irene tidak bisa berhenti mengkhawatirkan anak itu karena di matanya Aeri tetaplah putri kecilnya yang menggemaskan.

"Oh ya, Rose kemarin mengababariku kalau penelitiannya sudah selesai dan dia tinggal menunggu hasil" Vincent berbicara pada Irene sambil sesekali menyuapi Eunwoo yang sibuk bermain dengan sarapannya.

"Sungguh?! Wah dia memang sangat cerdas. Aku bangga padanya" jawab Irene. "Aku juga mengunjungi ayah kemarin dan potongan masa tahanannya telah disetujui"

"Syukurlah. Eunwoo ingin bertemu kakek, kan?" tanya Vincent pada anaknya.

"Ya! Aku mau bertemu kakek!!" sorak anak itu semangat.

"Kakek menitip salam untuk Aeri, dia sangat bangga ketika melihat video penampilanmu" Irene kembali mengusap lembut pucuk kepala Aeri.

"Aku juga ingin bertemu kakek. Aku ingin mengajaknya main catur"

Irene terkekeh mendengar jawaban Aeri. Saat semuanya mulai menyantap makanan, Irene malah terdiam di kursinya.

Tidak terasa dia dan Vincent sudah menikah 6 tahun lamanya. Dia bersyukur dengan hidupnya sekarang bersama keluarga kecilnya. Irene bahkan tak jarang merasa ini hanya mimpi saking tidak percayanya.

Jika kalian bertanya soal David, pria itu berhasil di tangkap oleh polisi namun sayangnya harus menekam di rumah sakit jiwa, bukan penjara. Pria itu gila karena tidak bisa menerima kenyataan bahwa hampir semua hartanya disita.

Vice Versa (COMPLETE) ✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang