"Ya, silahkan masuk" ucap Vincent tanpa melihat siapa yang masuk ke dalam ruangannya.
"Kau istirahat dulu. Aku membawakan makan siang untukmu" ucap Jennie lalu duduk di depan meja Vincent.
"Aku sedang bekerja. Terimakasih, makanannya simpan saja di meja" jawab pria itu yang sedang sibuk membaca lembar demi lembar tumpukan kertas di depannya.
"Ini dari Irene"
Barulah Vincent mengalihkan pandangannya saat nama Irene disebut. Jennie terkekeh sinis lantaran tak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang.
"Ya, Kim Taehyung! Aku bisa jadi uwu phobia jika tingkahmu seperti ini terus. Kau membuatku geli"
Vincent mengambil kotak bekal itu dari tangan Jennie lalu mulai tersenyum saat membaca sebuah kertas kecil di atas tutupnya.
"Terimakasih adikku, sayang" ucapnya lalu mengelus pucuk kepala Jennie.
"Makanlah yang banyak agar kau bisa menghadapi David saat pemilihan CEO nanti"
"David? Dia ikut dalam kandidat?"
"Tentu saja. Dia sangat pandai mengambil hati dewan direksi dengan janji-janjinya"
"Kau tahu darimana?"
"Taehyung, kau lupa aku siapa? Aku punya banyak informan di kantor ini. Aku tidak percaya mereka mengkhianati kita saat ayah telah tiada"
"Apakah masih mungkin jika aku mengambil hati para dewan direksi juga?"
"Hmmm sebenarnya bisa saja cuma mereka itu tipe orang yang mudah terpengaruh. Jika kau terus berhasil meningkatkan pendapatan perusahaan, akan lebih mudah bagi kita untuk meminta dukungan dari mereka"
"Aku sudah membuat pendapatan meningkat selama beberapa bulan. Apa itu tidak cukup?"
"Kau pikir itu cukup? Tentu saja tidak. David sudah melakukan hal itu selama bertahun-tahun. Agensi yang ia pimpin masuk ke dalam jajaran agensi terbaik. Kau harus bisa melakukan lebih dari itu"
"Baiklah baiklah. Kalau begitu tolong jemput Aeri, yah? Aku banyak kerjaan" Vincent tersenyum manis di depan Jennie untuk membujuk adiknya itu. Walau wanita lain akan mengatakan ia sangat menggemaskan, Jennie malah ingin muntah melihat wajahnya sekarang.
"Pak!" seseorang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan Vincent sehingga membuat pria itu juga Jennie terkejut.
"Pak, tolong lihat berita handphonemu sekarang" tambah asisten Vincent panik.
Jennie dan Vincent buru-buru membuka handphonenya untuk melihat berita itu. Keduanya kembali saling bertatapan dengan ekspresi yang tak bisa dibaca.
Foto-foto kebersamaan Irene dan Vincent tersebar luas di internet dan langsung menjadi trending di mesin pencarian. Di keterangan foto yang beredar itu tertulis bahwa keduanya sudah berkencan selama 7 bulan.
Vincent tak tahu bagaimana bisa foto itu didapatkan beserta informasi yang akurat padahal dia selalu mengecek keadaan jika ingin jalan-jalan bersama Irene.
Bahkan sudah banyak wartawan yang menunggu saat dia hendak mengambil mobilnya di basement.
Di perjalanan pulang Vincent terus mencoba untuk menghubungi Irene karena khawatir dengan keadaan wanita itu. Dia ingin sekali memeluknya sekarang untuk mengatakan semuanya akan baik-baik saja.
Vincent lega saat Jennie menelpon dan mengatakan ia di apartemen bersama Irene sekarang. Jennie juga melarang Vincent untuk datang dan menyuruhnya menunggu saja di rumah karena wartawan sudah berkumpul di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vice Versa (COMPLETE) ✅✅
RomanceTakdir membawa Vincent harus berurusan dengan Irene, penyanyi sekaligus aktris paling populer yang hidup dalam kepalsuan. Irene tidak bahagia dengan pernikahannya, ayahnya menukar dirinya dengan uang dan semua orang mengira hidupnya sangat sempurna...