But I still want u (25)

931 136 58
                                    

Dengerin lagu yang di mulmed 👆 sambil baca cerita ini biar rasanya seperti anda menjadi Ironman

---------

Rose menghela nafasnya berkali-kali sambil tetap melihat penampilannya di cermin. Ini hari pertana ia akan bekerja di agensi milik keluarga Kim. Walau sebenarnya tak ada yang perlu ia takutkan, Rose tetap gugup.

Seseorang memencet bel pintu apartemennya, membuat Rose berlari kecil untuk melihat siapa sosok yang datang pagi-pagi untuk menemuinya.

"Chimpunk, ayo buka pintunya" wajah Vincent terlihat dari layar monitor.

"Dasar tamu tidak tahu diri" umpat Rose bercanda. "Apa yang ingin kau lakukan pagi-pagi begini di apartemenku?" tanyanya saat Vincent sudah masuk.

"Aku akan mengantarmu. Sekalian mengantar Aeri juga" ucap Vincent jelas berbohong. Dia ingin melihat Joohyun-nya yang hilang tanpa kabar bagai di telan bumi.

"Baiklah. Aku bisa mengirit uang taksi. Ayo berangkat sekarang" Rose menyambar tasnya kemudian berjalan keluat apartemen menggandeng Vincent.

Di perjalanan menuju sekolah, Aeri yang duduk di pangkuan Rose terus bernyanyi bersama sambil menggerakkan badannya ke kiri dan ke kanan.

"Suara Aeri bagus. Kalau besar mau jadi apa?" tanya Rose.

"Menjadi penyanyi seperti tante Irene" 

Bukan Rose yang kaget melainkan Vincent yang sedang mengemudi. Sejak kapan cita-cita anaknya berubah dan dia tidak tahu akan hal itu. Sesibuk itukah dirinya?

"Wah hebat. Kalau begitu Aeri harus belajar yang rajin dan makan yang banyak"

"Benarkah" Aeri menatap Rose penasaran.

"Hm, benar. Aku bisa mengajarimu cara bermain piano kalau mau"

"Tante bisa main piano?"

"Piano dan gitar. Aku bisa mengajarimu keduanya kalau mau. Bagaimana?"

"Aku mau main piano dulu" Aeri tersenyum penuh harapan. Akhirnya dia menemukan guru piano yang tidak galak.

"Baiklah piano dulu. Kalau begitu kau harus menghabiskan sarapanmu. Kata ayahmu kau tidak mau sarapan tadi pagi"

"Baiklah aku akan sarapan"

"Aeri pintar" Rose menangkup kedua pipi Aeri lalu mengeceup bibir anak itu singkat. Rose terlihat menyuapi sandwich yang sengaja Vincent bawakan untuk Aeri karena anak itu tidak mau sarapan. Rose memang bisa dihandalkan, kepribadiannya yang hangat bisa membuat siapa saja betah bersamanya. Vincent akui itu.

Setelah selesai mengantar Aeri ke sekolah, Vincent melajukan mobilnya ke gedung agensi tempat Rose mulai bekerja.

Sepanjang perjalanan keduanya terus ribut saling mengejek, membahas masa-masa kuliah mereka yang cukup menyenangkan.

"Aku membawa nasi goreng kimchi untukmu. Ibuku meminta aku untuk memberikan padamu sebagai bentuk terimakasih" jelas Vincent sambil menunjuk paperbag di kursi belakang.

"Berat badanku akan bertambah jika seperti ini terus"

"Kenapa? Bukannya kau itu cacingan makanya tidak bisa gemuk?"

Sebuah pukulan mendarat mulus di kepala Vincent sebagai hadiah dari ucapannya barusan. "Aku tidak cacingan! Kenapa dari dulu kau sering meledekku!" protes Rose menghentak-hentakkan kakinya. Proposi tubuhnya padahal menjadi idaman setiap wanita yang bertemu dengannya.

Vuncent hanya tertawa puas melihat wajah kesal wanita itu. Sudah lama rasanya dia tidak tertawa selepas ini.

"Semangat! Hubungi aku jika kau perlu sesuatu" ucap Vincent sebelum Rose turun dari mobilnya yang kini sudah berhenti di depan lobby.

Vice Versa (COMPLETE) ✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang