Regret (29)

1K 141 40
                                    

Rose mengecup pucuk kepala Aeri untuk kesekian kalinya sejak anak itu telah terlelap. Wajahnya yang menggemaskan membuat ia tak jarang tersenyum-senyum sendiri. Rose sudah gila dibuat Aeri.

Dia baru sadar Vincent belum kembali padahal pesta sudah selesai. Rose menghubungi pria itu tapi tidak ada jawaban. Setelah bertanya ke pelayan barulah ia menemukan pria itu di ruang kerjanya sedang minum sendirian di lantai.

Rose menghampiri untuk duduk di sampingnya. Tumben sekali Vincent tidak mengajaknya.

Entah karena mabuk, Vincent bahkan tidak menyadari kehadiran Rose di sampingnya. Pipi pria itu memerah dan matanya sangat sayup.

"Tumben kau tidak mengajakku" tegur Rose membuat Vincent menoleh. Pria itu tiba-tiba tersenyum sangat manis ke arahnya.

"Joohyun, kau datang?"

Raut wajah Rose seketika berubah.

"Aku kira kau sudah pulang tadi. Apa kau sudah tidak kedinginan? Aku memberikan jas juga syal untukmu"

"Ya Taehyung kau --"

Vincent memeluk tubuh Rose erat sambil meletakkan kepalanya di ceruk leher wanita itu. "Baiklah, aku akan memelukmu karena kau masih kedinginan"

Rose berusaha meyakinkan dirinya untuk tidak marah. Vincent sekarang mabuk dan dia harus memaklumi itu.

"Aku senang kau datang. Aku merindukanmu tapi tidak bisa mengatakan pada siapapun"

Bayangkan rasanya di posisi Rose sekarang. Calon suamimu sedang memelukmu karena mengira kau adalah wanita yang ia rindukan.

"Taehyung, aku bukan Joohyun" tegur Rose.

"Kau Joohyunku. Kau Joohyun yang masih mencintaiku"

"Aku Rose"

"Bukan. Aku tidak mencintai Rose"

Perih di dadanya kian bertambah. Rose seharusnya bisa memaklumi ini tapi tetap saja rasa sakitnya sungguh menyakitkan.

"Kapan kau akan mencintai Rose"

"Aku tidak tahu. Aku hanya mencintai Joohyun"

Rose mengigit bibirnya sendiri, berusaha menahan air yang tergenang di matanya agar tidak tumpah.

Di tempat berbeda Irene sedang menatap ke arah luar jendela taksi yang ia lewati. Bersama dengan khayalannya di kepala, Irene merasa menyesal telah memeluk Vincent tadi.

Memeluk pria itu seperti menabur garam pada luka yang belum kering. Irene khawatir semuanya akan terasa lebih sulit dari sebelumnya. Ia takut semakin sulit untuk melupakan Vincent, begitu juga dengan pria itu.

Perhatiannya berhasil teralihkan oleh mobil pemberian David yang baru melewati taksinya. Irene rasa David tidak menggunakan mobil itu karena sedang di bengkel. Penuh penasaran Irene menyuruh taksi yang ia tumpangi untuk mengikuti mobilnya itu.

Irene semakin heran di buat saat mobil itu terparkir di basement salah sebuah hotel. Ia menyuruh taksi itu untuk menunggunya sementara ia berjalan mendekat, berusaha melihat siapa sosok yang mengendarai mobilnya itu.

Irene balik belakang saat pengendara mobilnya keluar, dari pantulan kaca mobil di depannya ia bisa melihat sosok wanita keluar dari sana lalu terlihat seperti sedang menghubungi seseorang.

Mata Irene membulat sempurna saat dengan jelas ia bisa melihat David memeluk wanita itu dari belakang.

Dia tertipu. Lagi-lagi tertipu.

Betapa terkejutnya David saat melihat Irene yang tiba-tiba muncul di depannya. Wanita yang ia peluk juga tak kalah kaget dari David. Wajah Irene sekarang sangat menyeremkan, datar tanpa ekspresi. Tatapannya seakan siap menerkam dua manusia hina ini sekarang.

Vice Versa (COMPLETE) ✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang