Destiny? (1)

2.2K 224 0
                                    

"Aeri, bangunlah. Kau harus sarapan sebelum berangkat ke sekolah"

Vincent masih terus mengatakan hal itu sekitar hampir 10 kali. Ia sedang sibuk membuat sarapan untuk Aeri, tidak sempat menjemput anak itu di kamar.

"Aeri, bangunlah. Kau harus sarapan sebelum--"

"Berangkat ke sekolah" sambung Aeri yang sudah berdiri tak jauh dari Vincent. Anak itu tampak masih berusaha mengumpulkan seluruh kesadarannya.

Vincent tersenyum. Ia lalu melepas apron dan peralatan masaknya untuk menggendong Aeri.

"Apakah mimpimu indah?" tanyanya sambil mendekatkan pipinya ke wajah Aeri.

Seperti mengerti kode yang ayahnya berikan, Aeri mengecup singkat pipi Vincent. "Aku mimpi ayah membelikanku tas baru. Warna pink"

Vincent mendudukkan Aeri di kursinya lalu ia mulai menyiapkan makanannya. "Kau sangat pandai membuatku luluh. Tapi tidak kali ini. Kau punya banyak tas pink"

"Aku akan menyimpannya dan menggunakannya nanti. Ayolah ayah belikan aku"

"Tidak" tolak Vincent lembut.

"Kenapa tidak?"

"Ayah tidak punya uang. Lagipula tas Aeri masih banyak, kan. Masih banyak yang belum kau gunakan. Bahkan masih terbungkus"

Aeri memanyunkan bibirnya. Perkataan ayahnya benar juga. Dia masih punya banyak tas.

"Kalau kau makan yang banyak, ayah akan pikir lagi"

Keduanya saling bertatapan, detik berikutnya sama-sama saling melemparkan senyum paling manis yang mereka miliki.

----------

"Nyonya, barang yang kau pesan kemarin sudah tiba"

Irene masih enggan membuka matanya. Masker wajah yang ia pakai rasanya belum kering. Juga, ia terlalu lama untuk menunggu saat-saat seperti ini. Kapan lagi ia bisa bersantai.

Sungguh, walaupun ia menghasilkan banyak uang, terkadang ia juga tidak dapat membelanjakan uangnya itu.

"Suruh mereka mengirim semuanya ke rumahku. Disini sudah terlalu penuh" jawab Irene hati-hati karena takut maskernya rusak.

"Baik, nyonya"

Sudah penuh, itu tidak mungkin terjadi. Rumah ini sangat luas. Ada banyak kamar yang dapat Irene gunakan untuk menyimpan barang-barangnya.

Alasan itu sengaja ia buat karena tidak ingin pindah ke rumah ini. Sudah menjadi rahasia umum bagi para pelayan disini kalau kedua majikannya itu bahkan hampir tak pernah pulang dan bertemu di rumah ini.

Kalaupun bertemu, mungkin hanya membahas sesuatu. Kalaupun pulang, mungkin ingin mengambil barang atau hanya sekedar istirahat sebentar.

Irene meraba-raba sekitar tempat tidurnya saat mendengar handphone miliknya berdering. Tanpa melihat nama penelpon, ia langsung menjawan panggilan itu.

"Ya?"

"Datanglah kemari. Ayahmu dan aku akan bertemu menghadiri acara resmi. Kau harus hadir." Suara David terdengar.

"Aku tidak mau"

"Kau harus datang jika ingin semuanya baik-baik saja. Kau istriku, itu faktanya dan itu yang semua orang tahu. Jangan buat semuanya rumit"

Sambungan telepon itu terputus.

Jika meyangkut ayahnya, ia tidak bisa untuk menolak.

----------

"Dadahh, ayah. Daahh" Aeri terus melambaikan tangannya saat ia sudah masuk ke dalam sekolahnya.

Vincent juga rasanya tidak ingin berpisah dengan Aeri tapi, tidak mungkin anaknya tidak sekolah hanya karena ia terus-menerus merindukannya.

"Masuklah. Kau akan terlambat" ucap Vincent dari jauh sambil memberi gerakan tambahan.

Vincent seperti biasa selalu menjadi pusat perhatian di sekolah Aeri. Selain hanya karena dia satu-satunya pria yang mengantar anaknya ke sekolah setiap hari, wajah tampannya juga tak luput dari perhatian para ibu-ibu disana. Beberapa diantara mereka bahkan memujinya secara terang-terangan.

"Dia benar-benar tampan dan sangat muda. Apa kau yakin Aeri benar anak kandungnya?"

"Entahlah. Mungkin dia menikah muda"

"Tapi kemana istrinya?"

"Aku tidak tahu. Mungkin dia ditinggalkan oleh istrinya karena kurang mapan"

"Yah itu bisa terjadi. Kau benar. Percuma wajah tampan kalau tidak punya uang yang banyak"

"Benar sekali"

Vincent mendengar pembicaraan ibu-ibu di sampingnya. Ia memilih untuk tidak menanggapi dan berlalu begitu saja.

----------

Vincent mengambil sekantong ayam goreng dari  motornya. Ia lalu kembali melihat alamat yang di berikan guna untuk memastikan bahwa ia tidak salah alamat.

Setelah yakin, ia melangkah masuk ke dalam gedung itu. Ia sempat disuruh berhenti oleh penjaga keaamanan disana. Benar-benar sulit hanya untuk mengantar ayam goreng.

Berhasil lolos, Vincent berlari ke arah lift. Dari jauh tampak segerombal orang sedang menunggu. Agensi besar seperti ini tak mungkin sepi. Ia yakin mungkin dia harus menunggu lift kedua.

Vincent memutuskan untuk naik tangga darurat saja. Meskipun lelah, ia bisa sampai lebih cepat. Masih banyak pesanan yang harus ia antar hari ini.

Lantai 5 tidak terlalu jauh, kan?

Langkahnya terhenti saat ia mendengar suara dua orang yang sedang bertengkar. Tepat di atasnya.

"Apa kau ingin citramu buruk di depan semua orang? Kau ingin terlihat seperti istri yang tidak perduli terhadap suaminya? Ayolah, kau tahu apa yang akan terjadi jika itu sampai kejadian"

"Kau jangan melibatkanku dengan urusan pribadimu. Urus bisnismu sendiri dengan ayahku dan jangan libatkan aku. Apa kalian tidak puas menghancurkan hidupku?"

"Apa yang kau sebut hancur? Hm? Kau menikah denganku dan perusahaan ayahmu tidak jadi bangkrut. Karirmu semakin bagus. Dimana yang kau sebut hancur?"

"Kenapa kau meminta ayahku untuk menikahkanmu denganku? Kenapa harus aku?"

"Kau artis yang terkenal, Irene. Membuatmu bersamaku benar-benar membawa banyak keuntungan"

"Apa kau ---"

Perhatian keduanya teralihkan oleh suara dering handphone. Mereka menengok ke bawah dan mendapati Vincent yang sedang berusaha mematikan dering handphonenya.

Tatapan mereka bertemu. Tahu dalam kondisi yang tidak tepat, Vincent berlari kembali menuruni anak tangga itu secepat mungkin.

"Sial!" umpat David lalu menghubungi anak buahnya. "Cegat pria pengantar ayam yang menggunakan jaket berwarna kuning. Dia akan keluar gedung. Bawa dia ke rumahku"

----------

Apa kabar kalian?

Semoga semuanya sehat-sehat. Aamiin.

Vincent-Aeri siap menemani quarantine's day kalian.

Cerita ini masih butuh saran dan kritik yang membangun.

Jangan lupa vote yah.

Love,
Bekicotmangap.

Vice Versa (COMPLETE) ✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang