Caca dan Rega tengah rebahan di sofa yang saling berhadapan. Masih dalam suasana pengantin baru, pasangan suami istri ini terlihat sibuk dengan dunianya masing-masing.
Rega, cowok berkemaja hitam itu tengah sok sibuk menscroll laman Ignya seraya melirik Caca. Caca, cewek dengan jepitan putih di rambut indahnya juga tengah sok sibuk membuka tutup aplikasi di ponsel miliknya. Intinya, mereka berdua sama-sama gabut dan sama-sama gengsi.
"Ehem," Rega berusaha mengambil atensi Caca.
Caca sontak menatap Rega, "Lo mau minum?"
Rega menggeleng. Dia menatap Caca serius. "Gue penasaran, lo kenapa mau dijodohin? Emang, lo gak punya pacar?"
Caca ikut menatap Rega. "Lo sendiri? Kenapa mau dijodohin? Emang, lo gak punya pacar?"
Rega mencebik sebal. "Dimana-mana, kalo ada orang tanya itu dijawab. Bukan malah balik tanya."
Caca tersenyum polos, "Maap. Yaudah, biar adil. Kita jawab nya barengan aja, gimana?"
Rega menganguk-angguk."Oke."
"Karena males."
Rega dan Caca saling tatap. Keduanya sama-sama kaget. Lalu detik selanjutnya mereka berdua tertawa dengan begitu renyahnya.
"Hahaha, jadi lo juga males. Pasti males nyari jodoh, kan?" Rega bertanya dengan memegang perutnya yang terasa sedikit sakit karena terlalu asik tertawa.
Caca sendiri sudah berhenti tertawa. Dia menyunggingkan senyuman tipis. Melihat Rega tertawa begitu lepasnya membuat perasaan Caca sedikit aneh. Caca merasa seperti ada jutaan kupu-kupu yang menggelitik perutnya. Perasaan macam apa ini? Caca sama sekali tidak mengerti.
Rega mengusap air mata yang terjatuh disudut matanya. Mata Caca membulat sempurna, ia dengan cepat mendekati Rega. "Ga, lo gak papa? Elo kok sampe nangis gini?" Caca bertanya khawatir ia memegang wajah Rega yang memerah.
Rega terkejut. Dia refleks menjauhkan tangan Caca dari wajahnya. "Eh, maap Ca. Gue gak biasa dipegang cewek." Rega nyengir membuat Caca gelagapan.
Ish, Ca lo jadi cewe kok agresif banget sih, malu-malu in.
Caca menatap Rega datar."Santai, gua juga gak biasa kok megang cowok rese kaya lo."
Rega kembali tertawa membuat Caca kebingungan. "Lo kenapa dah?"
"Muka lo lucu banget Ca, kek bocah. Beneran deh."
"Enak aja! Muka cantik gini, dibilang kek bocah."
"Beneran, gua gak boong. Liat aja kalo gak percaya."
Rega menyodorkan cermin pada Caca. "Liat, gih."
Caca menatap Rega sinis."Awas ya, kalo boong."
Rega tersenyum miring seraya memperhatikan Caca. "Rega, lu boong ya? Orang muka gua gak kek bocah, ini masih muka gua yang biasa," ujar Caca seraya terus memperhatikan bayangannya di cermin.
"Coba liat terus." Rega menyeringai sambil mengendap-endap untuk mengambil ice cream.
"Terus Ca, perhatiin lebih detail. Kalo masih gak keliatan, mata lo harus di periksa kedokter mata, tuh." Rega sedikit mengeraskan suaranya. Dia tersenyum menatap dua ice cream di tangannya.
"Apaan sih Rega, gue sampe kedip-kedip gini tapi masih gak keliatan juga. Wah, jangan-jangan gua dikerjain lagi." Caca cemberut. Dia mulai menjauhkan cermin dari wajahnya. Caca berkedip dua kali saat menemukan Rega yang tengah tersenyum manis seraya memegang dua ice cream cokelat dihadapannya.
"Rega, lo pasti ngerjain gue, kan?!" tanya Caca kesal.
Rega tersenyum. "Enggak, lo emang kek bocah. Apalagi kalo mata lo kedip-kedip gitu. Keliatan gemesin."
Gila! ini jantung gua kenapa? Aduh, plis Ca jangan baper.
"Nih, buat lo." Rega menyodorkan ice cream cokelatnya pada Caca.
Caca mengambil ice cream itu dari Rega. "Makasih."
Keheningan terjadi. Rega dan Caca saling diam. Mereka fokus menikmati ice cream cokelatnya masing-masing.
Caca menoleh. "Ga," panggil Caca pelan.
"Iya," sahut Rega.
Caca menatap Rega tepat dimanik mata gelap milik Rega, "Kalo lo cuma mau mainin gue, plis jangan baperin gue. Karena kalo gue udah cinta. Gue gak akan biarin siapa pun buat ngambil lo dari gue."
Rega tersenyum lebar. Rega rasa Caca adalah gadis yang selama ini dia tunggu. Rega berkata, "Mungkin alasan kita nikah emang absurd. Tapi gua bukan cowo pengecut yang nyia-nyain cewe sebaik lo Ca. Gimana kalo kita belajar bareng buat pacaran?"
Caca menaikan sebelah alisnya. "Pacaran gimana maksudnya?"
Rega tersenyum lebar."Nanti juga lo ngerti."
***
Up lagi, jangan bosen bosen diawal ya. 😊
Jangan lupa add SM ke library kalian.
See you 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Married [END]
RomanceDisaat cinta itu datang, kenapa cinta masa lalu ikut datang? Dilema itu tengah dirasakan oleh dokter ganteng, Regantara Putra Maheswara. Rega menghadapi sebuah dilema saat seseorang di masalalu nya kembali datang untuk menagih sebuah janji. Akankah...