Rega tersenyum menatap dirinya sendiri yang begitu terlihat sangat tampan. Dia mengambil parfume lalu menyemprotkannya sebagai sentuhan terakhir untuk menunjang penampilannya malam ini. Saturday Night kali ini, Rega ingin mengajak Caca untuk menonton layaknya pasangan anak muda yang lain.
Rega mengetuk pintu perlahan, berniat untuk memanggil Caca yang tengah berganti pakaian. "Ca, udah belum? Gue mau tagih syaratnya nih."
"Iya, bentar lagi gue keluar," sahut Caca sedikit berteriak.
Rega sedikit menjauh dari pintu saat Caca mulai membuka pintu. Gadis itu keluar dengan setelan baju casual lalu rambut yang digerai dengan memakai jepitan mutiara berwarna putih. Penampilan Caca begitu sederhana namun terlihat sangat cantik, itu terbukti dari respon Rega yang terpaku menatap Caca.
"Oy! Ga." Caca berusaha menyadarkan Rega.
"Eh, iya. Lo udah siap?" sahut Rega begitu dia tersadar dari lamunannya.
"Iya, udah, gue gak salah baju 'kan? Syarat lo gak aneh-aneh 'kan?" tanya Caca, ia cukup mengkhawatirkan syarat yang Rega mau.
Rega menatap Caca dari atas hingga bawah, kemudian, menggeleng pelan. "Enggak kok, lo cukup cantik buat jalan sama gue malam ini."
"Dih, sok ganteng banget lo."
"Ye, gue emang ganteng, ya. Lo aja terkesima kan tadi."
Tapi emang Rega ganteng banget sih malem ini.
"Mana ada. Orang gue biasa aja kok," sahut Caca gengsi.
Rega hanya tersenyum miring. "Iya deh serah lo. Yaudah, ayo berangkat."
Rega mengajak Caca seraya menggenggam tangan Caca erat. Seolah tidak ingin melepaskan Caca dari jangkauannya.
***
Caca sedari tadi berdiri seraya tersenyum. Senyumannya benar-benar terpancar dengan begitu indah malam ini. Ini adalah malam pertamanya pergi nonton dengan seorang lelaki bahkan lelaki itu sudah menjadi suaminya.
Caca melihat-lihat sekelilingnya. Ada banyak muda-mudi yang merencanakan hal yang sama seperti dirinya dan Rega.
Caca mengerjap kemudian tersenyum lagi, netra hitam miliknya melihat pasangan yang sangat islami. Mereka terlihat begitu bahagia bercengkrama tanpa mempedulikan tatapan –tatapan aneh yang mengarah kepada mereka berdua.
"MasyaAllah banget ya mereka. Tetep pede walau mungkin di pandang aneh, "ucap Caca seraya melihat seorang lelaki dan seorang wanita bercadar.
"Hei," sapa Rega riang.
"Lo udah pesan tiketnya?"
"Udah dong. Kita nonton horor malam ini. Gak papa kan?" tanya Rega. Ia tersenyum tipis, Rega sengaja memilih genre horor agar Caca merasa takut selama menonton kemudian Caca akan memeluknya erat.
"Wah, kok lo tau sih kalo gue suka genre horor?" sikap Caca yang terlihat sangat antusias membuat senyuman Rega luntur. Dia menyesali apa yang sudah dia rencanakan. Pasalnya, Rega itu penakut. Jika nanti dia yang berteriak bagaimana? Rega pasti akan merasa sangat malu.
Rega membulatkan mata tatkala melihat keberadaan Alan dan Ara yang tak jauh dari tempatnya berdiri. "Mampus," ucap Rega lirih.
Dengan cepat Rega menarik Caca, membuat gadis itu tersentak kaget. "Kenapa Ga?"
"Shutt ..."
Rega meletakkan telunjuk pada mulutnya. Matanya tetap mengawasi keberadaan Alan. Bisa gawat jika Alan melihat Rega bersama Caca malam ini. Alan dan Ara pasti akan tahu jika Rega sudah menikah.
![](https://img.wattpad.com/cover/229569004-288-k719107.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Married [END]
RomanceDisaat cinta itu datang, kenapa cinta masa lalu ikut datang? Dilema itu tengah dirasakan oleh dokter ganteng, Regantara Putra Maheswara. Rega menghadapi sebuah dilema saat seseorang di masalalu nya kembali datang untuk menagih sebuah janji. Akankah...