Disaat cinta itu datang, kenapa cinta masa lalu ikut datang?
Dilema itu tengah dirasakan oleh dokter ganteng, Regantara Putra Maheswara. Rega menghadapi sebuah dilema saat seseorang di masalalu nya kembali datang untuk menagih sebuah janji.
Akankah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Disaat emaknya sibuk nidurin si Raganteng.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Si bapak yg kelewat ganteng malah sibuk berpose ria 😄
. . . .
***
Caca baru saja menidurkan Raga. Dia duduk di depan meja rias, matanya melirik Rega yang masih tetap diam. Lelaki yang sudah menjadi ayah dari anaknya ini jika sudah marah tingkahnya sering tak bisa ditebak.
Caca berusaha bersikap biasa saja. Dia mengoles micellarwater untuk membersihkan make up tipis yang dia kenakan. Setelah dirasa cukup, Caca mengoles krim malam pada wajahnya, setelahnya Caca merapikan rambut lalu menyemprotkan sedikit parfume pada leher jenjang miliknya.
Caca berdiri, dia menarik napas lalu mengembuskan secara perlahan. Tenang Ca, ini Rega suami lo. Jangan gugup, kalo lo bener, Rega gak akan marah.
Setelah menenangkan diri, Caca mulai berjalan perlahan menuju ranjang. Caca menaiki ranjang king size miliknya lalu beringsut maju mendekati Rega yang tengah terpejam.
“Cinta, aku tau kamu gak lagi tidur.” Caca menyentuh wajah Rega. Tangannya menelusuri wajah Rega yang sedikit di tumbuhi bulu tipis.
“Pak dokter kayaknya kamu terlalu sibuk, sampe lupa cukur jenggot gini.”
Rega membuka mata, dia menahan tangan Caca. Lalu menatap Caca dalam. “Kamu inget kan?”
Caca mengangguk paham. “Iya, ini aku mau cerita. Tapi kamu jangan marah loh.”
“Iya, aku gak akan marah.” Rega menjawab dengan cepat.
Caca tersenyum. “Kamu inget sama cowok masa lalu yang pernah aku ceritain di bukit bintang?”
Rega mengangguk. “Iya, cowok yang udah bikin kamu nangis 'kan?”
“Iya, cowok itu Dimas.” Caca menatap Rega dengan takut. Dia takut respon Rega akan sangat berlebihan.
“Dimas.” Rega membeo, kerutan di dahinya kian banyak. Tiba-tiba saja Rega ingat akan satu hal.
“Jadi kamu itu Cantik? orang yang Dimas suka lewat Facebook?” Rega memekik kaget, dia menatap Caca dengan tatapan tidak percaya.
“Iya, Dimas itu ternyata Redi. Jadi waktu aku pamit bilang mau ketemu sahabat lama aku, aku ketemuan sama Zia dan Dimas.” Caca menjeda sesaat, “Jadi, waktu itu Zia dan Dimas jelasin semuanya, tapi aku gak ada apa-apa lagi kok sama Dimas, beneran deh Cin.”
Rega tetap diam.
“Cinta kamu marah?” tanya Caca dia terlihat sangat khawatir.
“Enggak kok, aku cuma sedikit gak percaya aja, ternyata istri aku itu mantannya Dimas.” Rega tertawa. Dia ingat sekali, dulu saat Dimas babak belur karena di bully Rega pernah berkata. ‘Gak ada yang salah kok sama cowok cupu, lo gak perlu minder gini dong Dim. Gue sahabat lo kan, kita gak pernah tau masa depan, bisa aja kan istri gue nanti ternyata mantan lo.’
Caca mengeryit. “Kenapa kamu malah ketawa? Emang ada yang lucu ya?”
“Jadi nih ya Cin, dulu kan Dimas cupu, aku pernah gak sengaja bilang kalau mungkin aja istri aku nanti mantannya Dimas. Dan itu beneran terjadi dong.” Rega kembali tertawa, Caca ikut tertawa dibuatnya.
“Itu bukan cuma kebetulan deh kayaknya.” Caca tersenyum misterius membuat Rega menaikan sebelah alisnya.
“Maksudnya?” tanya Rega penasaran.
“Inget gak, waktu aku pulang dari ketemu Zia dan Dimas, aku terus-terusan aja manggil kamu? Menurut kamu itu kenapa?” Caca menatap Rega dengan senyuman tulusnya.
“Karena kamu ngidam? Kalo ngidam kan kamu suka aneh-aneh,” jawab Rega sekenanya.
“Bukan, itu terjadi karena ini.” Caca menunjukkan layar ponsel miliknya yang menampilkan siluet wajah Rega.
“Loh, itu kan foto aku. Kamu dapet dari mana?” Rega kembali di selimuti kebingungan. Dia tidak mengerti bagaimana Caca bisa memiliki foto dirinya, yang kalau tidak salah Dimas lah yang sudah mengambil foto itu.
“Ini surprisenya. Jadi waktu itu, aku minta foto Dimas terus Dimas ngirimin foto ini. Dan asal kamu tau aja, aku udah jatuh cinta sama kamu sebelum kita ketemu, aku sendiri yang selalu minta buat dijodohin sama kamu di sepertiga malam.” Caca menjelaskan semuanya, dia tersenyum bahagia sambil terus memeluk Rega.
Senyuman Rega ikut terbentuk, dia mengusap rambut Caca dengan lembut. Mata Rega berkaca-kaca. Ada hal yang baru dia pahami sekarang, pernikahan yang terjadi antara dirinya dan Caca bukan lah suatu kebetulan. Ini lah yang namanya jodoh, jodoh akan selalu bertemu di saat yang tepat.
“Cinta, apa kamu tau satu hal?’ tanya Rega, air matanya sudah terjatuh.
Caca melonggarkan pelukan mereka. Dia mendongak airmatanya ikut terjatuh. “Cin, selama pernikahan kita aku udah dapet banyak hal berharga dan pengajaran dari kamu. Tapi ada satu hal yang paling aku pahami sekarang, pernikahan kita terjadi karena skenario indah yang sudah Allah tetapkan.”
Rega tersenyum haru. “Kamu bener sayang, aku juga sadar akan hal itu. Mulai sekarang aku ingin kita saling mencintai karena Allah, aku ingin kita bisa terus berjodoh bahkan sampai ke surganya Allah.”
“Ana Uhibukka Fillah,” ucap Rega dan Caca bersamaan dengan senyuman indah yang terbentuk ditemani dengan keheningan malam lalu derasnya hujan yang turun ke bumi.
The End
Tapi boong 😂
Moon maap aku lagi pengin up sehari sekali. Jadi jangan bosen mampir ya. 😉