Disaat cinta itu datang, kenapa cinta masa lalu ikut datang?
Dilema itu tengah dirasakan oleh dokter ganteng, Regantara Putra Maheswara. Rega menghadapi sebuah dilema saat seseorang di masalalu nya kembali datang untuk menagih sebuah janji.
Akankah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mau Otw rumah sakit nih, rencana sih mau bikin ambyar hati seseorang. Tapi aku yang biasa ini terlalu insinyur kalo liat rakyat good looking.
Cantik Ayu Prameswari . . . .
***
Rega tengah duduk di taman rumah sakit. Netra gelapnya terus mengawasi orang-orang yang berlalu lalang. "Cinta kemana sih. Katanya bentar lagi sampe, dia gak nyasar 'kan?"
Perasaan Rega berubah resah. Lelaki itu dengan cepat mengambil ponsel, dia harus menelepon Caca.
"Regaa!"
Rega mendongak. Senyumannya kian mengembang ketika gadis pujaannya tengah tersenyum seraya melambaikan tangan.
"Cinta," ucapnya riang sambil ikut melambaikan tangan.
Langkah kaki Caca semakin mendekat. Gadis manis itu datang dengan mulut yang mengerucut lucu. "Ih, kan udah dibilang. Jangan panggil Cinta di depan umum."Caca mengingatkan. Rega yang jahil tentu memanfaatkan kekesalan istrinya.
Rega dengan cepat merengkuh Caca kedalam pelukannya. "Aduh cin, gimana ya. Susah buat gak manggil lo begitu. Karena Cintanya Rega, suka bikin lupa diri."
Caca tersipu malu, dia semakin membenamkan kepalanya pada dada bidang milik Rega. Rega sendiri merasa senang, dia bahkan tidak peduli bahwa dirinya tengah berada di area rumah sakit.
Caca merenggangkan pelukannya. Dia mendongak guna menatap Rega yang jauh lebih tinggi darinya. “Oh, ya Cin, hari ini gue udah masakin makanan kesukaan lo. Jangan lupa diabisin ya.”
Rega mengusap surai pirang Caca lembut. "Tentu, gue pastiin semua makanan habis gak ada sisa."
Caca mengangkat tangan lalu menepuk kepala Rega pelan. "Bagus. Suami pinter."
Rega tersenyum. Kemudian menutup mata. Caca dengan cepat mencegah kepala Rega yang semakin maju. "Eits, no no no! Ini rumah sakit Ga. Jangan berbuat adegan gak senonoh. Banyak anak dibawah umur tau."
"Apaan sih, gue cuma mau cium kening lo aja."
"Tetep aja. Gak boleh."
Rega mendengus kesal. "Yaudah, gue masuk dulu. Lo hati-hati, walau naik taksi online hp harus tetep aktif, jangan pasang wajah lugu begitu. Diluar sana banyak pedofil."
Walau kesal Rega tetap saja memperhatikan Caca.
"Cin sini deh, gue bisikin." Caca menyuruh Rega untuk menunduk. Dengan memutar bola matanya Rega tetap mengikuti perintah Caca.
"Apaan!"
"Jangan ngambek. Nanti gue makin cinta," bisik Caca seraya mengakhiri bisikannya dengan satu kecupan singkat di pipi Rega.
"Dadahh, hati-hati di rumah sakit. Jangan genit sama pasien. Gue tunggu malem ini, jadi cepet pulang ya." Caca yang sudah berlari menjauhi Rega berteriak riang, dia juga melambaikan tangannya.
Rega mengangguk singkat, dia balas melambaikan tangan pada Caca.
Rega tersenyum hingga menampilkan jajaran gigi putih milik nya. Ia bergumam pelan. "Istri siapa sih. Kok manis banget."
***
Rega baru saja sampai di ruangannya. Dia dengan cepat membuka bekal makan siang yang di bawakan oleh Caca. Menu makan siangnya kali ini adalah ayam bakar dengan sambal hijau, ditambah dengan sayur brokoli yang ditumis dengan campuran wortel. Benar-benar menggugah selera Rega.
Rega celingukan, dia berusaha mencari sendok dan garpu. "Pasti Cinta lupa bawa garpu sama sendoknya. Yaudah deh makan pake tangan aja."
Rega dengan segera berdiri, dia berniat mencuci tangan lebih dulu sebelum menyantap makan siangnya. Untuk membuang rasa bosan, Rega sengaja memainkan ponsel miliknya, dia ingin tahu apakah Caca sudah mendapat taksi online atau belum.
Bruk...
Rega mendengus kesal. Dia melirik ponselnya yang sudah jatuh dengan begitu mengenaskan. "Kalo jalan liat-liat dong!"
Tanpa melirik siapa yang dia tabrak. Rega kembali mengeluarkan ucapan ketusnya. "Liat tuh, hp gue rusak gara-gara lo!"
"Maap."
Suara yang terdengar itu berhasil membuat pergerakan Rega untuk mengambil ponselnya terhenti. Seolah lupa dengan ponselnya, Rega dengan cepat mendongak. Santi, kenapa dia ada disini.
"Putra," Santi berseru senang. Dia bahkan langsung memeluk Rega. "Gue kangen banget sama lo."
Rega hanya diam, dia tidak membalas pelukan Santi tidak juga menolak. Apa mungkin Rega masih memendam rasa pada Santi mantan terindahnya saat SMA itu?
Santi melepas pelukan mereka. Gadis itu mendongak, menatap Rega yang masih bergeming. "Put, lo inget apa yang lo bilang. Kalo kita ketemu tiga kali tanpa sengaja itu artinya kita jodoh."
Rega langsung mengelak. "Kita Cuma ketemu dua kali. Itu berarti kita bukan jodoh."
"Lo berarti beneran Putra. Walau kemarin lo gak ngaku, tapi hari ini, lo gak bisa ngelak lagi." Senyuman Santi semakin mengembang, gadis itu seperti baru saja menemukan kebahagiaannya kembali.
Anjir, bego banget gua. Kenapa gue kepancing, gue emang beneran sebego itu kah.
"Lepasin, urusan kita udah selesai! Gak usah ganggu hidup gue lagi." Rega kembali berujar ketus, dia bahkan tak segan mendorong Santi agar menjauh.
Seolah tak memperdulikan usiran Rega, Santi kembali mendekat. Dia bahkan dengan lancang menyentuh wajah Rega. "Lo tau gue kan Put. Gue orangnya keras kepala, dan penuh dengan kejutan."
Rega menyingkirkan tangan Santi dari wajahnya. "Gue gak peduli! Mending lo cepet cabut, gue gak ada waktu buat ngeladenin cewe pembohong kayak lo!"
"Okey, hari ini gue pergi. Tapi inget, kita pasti ketemu buat ketiga kalinya Dokter Regantara Putra Maheswara." Santi mengakhiri ucapannya sambil tersenyum manis, gadis itu berkedip genit sebelum akhirnya melangkah mejauhi Rega.
Rega mengerang pelan, buku-buku tangannya memutih menandakan bahwa Rega tengah menahan amarah.
***
Kilatan amarah itu tercetak dengan jelas di balik mata yang selalu memancarkan bahagia. Caca sedari tadi berdiri di balik tembok. Dia sengaja kembali untuk mengantarkan sendok dan garpu yang tertinggal pada Rega.
Tapi yang terjadi adalah Caca harus menyaksikan seorang gadis kurang ajar dengan sangat lancang memeluk suaminya bahkan menyentuh pipi suaminya.
Cewe itu siapa sih. Bener-bener gak ada akhlak. Atau jangan-jangan dia pelakor. Enggak, gue gak akan biarin Rega direbut sama pelakor kurang aja macam dia.
Pokoknya, gue harus bisa ngelawan pelakor. Iya, seorang Cantika Ayu Prameswari gak boleh kalah dari pelakor.
Setelah melampiaskan amarahnya. Caca memilih pergi meninggalkan rumah sakit, lalu membuang sendok serta garpu itu ke tong sampah.
***
Hmm hmm hmm hmm hmm...
Ada pelakor nih, kira-kira Caca atau Santi yang bakalan menang?
Kalian tim mana
Tim Caca
Or
Tim Santi
Jangan lupa vote dan comment. Soalnya comment kalian bisa bikin ngakak rakyat receh macam aku ni. 😆😄