Bertemu Zia

1.6K 140 134
                                    

Gimana? Udah siap tidur buat mimpiin gue kan? 😎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana? Udah siap tidur buat mimpiin gue kan? 😎

Regantara Putra Maheswara
.
.
.

***

"Lan, elo kok pergi duluan sih. Tadi gue sama Alex nungguin lo, eh lo malah udah di rumah sakit." Rega langsung menceramahi Alan begitu netra gelapnya menemukan Alan yang tengah berjalan dengan seorang lelaki.

Alan hanya menatap Rega datar. "Maap, tadi pagi tiba-tiba aja ada operasi dadakan. Jadi gue pergi duluan."

Rega menerima alasan Alan, dia menyodorkan kotak bekal yang Ara titipkan padanya. "Ini bekel dari Ara. Katanya harus lo abisin."

Alan mengangguk lalu mengambil bekal itu dari tangan Rega.

"Oh ya, kenalin, ini Dimas dokter ahli alergi dan imunologi." Alan mengenalkan Dimas pada Rega. Rega menoleh, detik selanjutnya dia tersenyum senang.

"Dimas! ini lo?! lo kerja disini juga?" seru Rega riang. Dimas mengangguk dengan sangat antusias. Dia tidak menyangka bahwa dirinya akan kembali bertemu dengan Rega pagi ini.

Alan melirik dua orang yang masih terus saja tersenyum dan mengobrol. "Kalian saling kenal?"

Rega menjawab cepat. "Iya, Dimas sahabat gue waktu SMA Lan."

Alan megangguk-angguk. "Yaudah, gue duluan deh. Lo berdua bisa lanjut ngobrolnya."

Setelah berpamitan, Alan langsung meninggalkan Rega dan Dimas.

Di lain sisi Rega memutuskan untuk mengantar Dimas keruangannya yang ternyata bersebelahan dengan ruangan milik Rega. Rega dan Dimas terus saja bercerita sambil tertawa.

"Tadi gue ngechat lo, tapi lo gak ada bales. Bener-bener ngartis banget lo, Ga."

"Emang iya? Gue gak ada cek hp dari tadi. Bentar, gue liat dulu." Rega merogoh saku celana dan jas putih yang dia pakai, namun dia tidak menemukan handphone miliknya.

Rega menepuk dahinya pelan. "Aduh, gue lupa. Hp gue ketinggalan."

"Dasar! udah jadi dokter, tetep aja pikunnya gak berubah." Dimas mengejek Rega. Yang di ejek hanya bisa tertawa tak berdosa.

"Ya mau gimana. Orang ganteng kan selalu pelupa." Rega tertawa saat Dimas dengan gemas menoyor kepalanya beberapa kali.

Dua sahabat itu akhirnya kembali berjalan sambil saling merangkul.

***

"Rega itu kebiasaan banget. Selalu aja ada yang ketinggalan, padahal kan Hp itu penting." Caca terus saja menggerutu. Pagi tadi setelah melihat handphone milik Rega yang tergeletak di atas nakas, Caca bergegas meraihnya lalu mengantarkannya sendiri ke rumah sakit.

Suddenly Married [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang