Jalan-jalan

3.7K 444 317
                                    

Caca berjalan mondar-mandir tidak tau arah. Diam? Salah. Duduk? Salah. Mondar-mandir? Lebih salah lagi. Caca merasa sangat bosan, dia melirik Rega. Cowo jangkung itu terlihat begitu fokus dengan laptop di depannya.

Tak mau mengganggu Rega, Caca memutuskan untuk pergi ke dapur. Mungkin saja, dia bisa berkreasi membentuk makanan atau minuman enak di dapur 'kan? Setelah melihat bahan makanan, Caca baru sadar bahwa bahan makanan mereka sudah habis.

Caca mengembuskan napas kasar, ia merasa sangat kesal. Caca berjalan gontai menuju meja makan. Caca duduk, kemudian menelungkupkan kepalanya di atas meja makan.

"Laper ya?" Caca lantas menoleh saat merasakan usapan lembut dikepalanya, ia mengerjap lucu  melihat Rega berdiri sambil tersenyum manis.

"Loh, kok lo ada di sini?" tanya Caca, ia cukup terkejut melihat keberadaan Rega.

Rega tersenyum, ia masih terus mengusap kepala Caca. "Lo pikir, gue gak peka. Terus, gak merhatiin lo, yang mondar-mandir kayak gosokan."

Caca semakin kebingungan. "Maksudnya, dari tadi lo merhatiin gue?"

Rega yang merasa gregetan, lebih memilih mengajak Caca untuk berdiri. "Udah, lo gak usah nanya apapun lagi, kita pergi sekarang."

"Eh, tapi kan Ga,"

"Udah, gak ada tapi-tapian," final Rega seraya terus saja menarik Caca. Caca pasrah, dia mengikuti langkah kaki Rega dengan sedikit terseret.

***

Rega dan Caca sudah berada di dalam mobil. Selama perjalanan, Caca lebih memilih diam sambil melihat keluar mobil. Sesekali Rega melirik Caca, Rega tak henti-hentinya tersenyum, ketika melihat ekspresi lucu yang Caca tampilkan.

Rega menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Caca yang semula cemberut, menjadi begitu senang, saat melihat banyak penjual makanan.

Caca dengan cepat melihat kearah Rega. "Wah, kita bisa makan di sini?" tanya Caca begitu antusias. Rega mengangguk, "Iya, lo gak keberatan 'kan?"

Caca menggeleng pelan, "Ya pasti enggak, lah. Ayo, Ga, gue udah gak sabar." Caca merengek seraya menggoyangkan tangan Rega.

Rega lantas tersenyum. "Ayo."

***

"Wah, ada banyak banget makanan nya."

"Ada sate, mie ayam, bakso, ya ampun, nasi goreng."

"Eh ada martabak juga. Terus-terus, itu ada telor gulung sama cilor."

"Aaa... jadi pengen bubble tea sama siomay juga."

Rega terkekeh pelan, melihat Caca yang terus saja berceloteh, seraya memperhatikan setiap pedagang di sepanjang jalan ini.

Caca tiba-tiba saja menghentikan langkahnya, membuat Rega menautkan kedua alisnya, "Kenapa Ca?"

Caca menatap Rega polos. "Ga, gue bingung. Kita mau makan apa? Semuanya bikin ngiler soalnya."

Rega terlihat berpikir sejenak. "Gimana, kalo kita mulai dari tukang martabak?"

Caca terlihat meletakkan telunjuk di dagunya. "Kayaknya, kita mulai makan Siomay aja, deh." Caca mengusulkan, gadis itu dengan perlahan mulai melangkah ke arah tukang siomay.

Rega berdecih pelan. "Dasar cewe! Minta pendapat, ujung-ujungnya dia juga yang milih sendiri."

"Rega, ayo cepetan! Kok malah bengong, sih."

"Ini nih, kebiasaan cewe yang kedua. Dia yang lelet, gue juga yang disalahin." Rega lagi-lagi menggerutu. Namun kakinya tetap melangkah guna menghampiri Caca.

***

Caca begitu serius memakan telor gulungnya yang kelima. Gadis berkacamata dengan rambut dicepol satu itu makan dengan begitu lahap. Caca melirik Rega yang tampak begitu malas, "Ga, lo kenapa?"

Rega menggeleng seraya memaksakan senyuman tipis terbentuk diwajah tampannya. Tampaknya, Rega masih merasa kesal karena tingkah Caca yang labil. Mereka berdua menghabiskan waktu tiga puluh menit hanya untuk berjalan-jalan. Caca yang semulai ingin makan siomay, tiba-tiba berubah pikiran. Begitu terus, hingga menghabiskan waktu tiga puluh menit. Dan ya, pada akhirnya Caca hanya ingin makan telor gulung sambil minum ice choco cheese.

Caca yang baru saja menghabiskan telor gulung miliknya, kembali menatap Rega. Caca menggenggam tangan Rega membuat Rega ikut menatapnya. "Maap ya, gue tau, gue labil banget. Pasti, lo capek kan."

Rega tersenyum tulus. "Gak papa kok, asal lo seneng. Gunung aja bakalan gua daki."

"Alah, ngeselin lo. Sok banget, nge gembel."

"Gombal, oyy!" Rega sewot, Caca malah tertawa karena ekspresi Rega sangat lucu.

"Yaelah, santuy dong."

"Hahaha, Ca, gua pikir lo orangnya kaku, tapi ternyata seru juga, ya."

"Iya dong, Cantika Ayu Prameswari gitu loh," ucap Caca bangga seraya berpose dengan begitu manis. Rega malah semakin tertawa, Caca benar-benar gadis yang berbeda, tidak jaim, tidak muluk-muluk, tampil sederhana saja tetap cantik.

Eh, barusan gua muji si Caca?

"Bisa aja lo. Btw, mau makan apa lagi?" tanya Rega guna mengalihkan pikirannya yang mulai tidak terarah.

Caca terlihat berpikir keras, namun, sejurus kemudian gadis manis itu menggeleng. "Kayaknya, gue udah kenyang deh. Kita pulang aja, ya."

Rega mengangguk. Dia menautkan tangannya dengan tangan Caca, lalu mulai berjalan dengan pelan. Caca cukup terkejut, dia menatap tangannya yang digenggam begitu erat oleh Rega. Setelahnya, Caca beralih menatap Rega dengan seulas senyuman indah.

"Ca, lo tau—"

Rega berceloteh riang, Caca dengan antusias mendengarkan. Melihat Rega bercerita padanya membuat Caca merasa dihargai, Caca merasa bahwa dirinya adalah gadis paling beruntung di dunia ini.

Caca menghentikan langkah Rega, Rega lantas menoleh. "Kenapa, Ca?"

"Alan, Ara, Alex, Aletta dan dua orang lainnya itu siapa?" tanya Caca penasaran, pasalnya sedari tadi Rega terlihat sangat antusias menceritakan orang yang bernama Alan dan kelima orang lainnya.

Rega tersenyum hangat. "Nanti gue kenalin lo sama mereka. lo pasti seneng banget, setelah kenal sama sahabat-sahabat gue itu."

Caca mengangguk antusias. Dia pasti akan merasa sangat senang, karena setelah sekian lama, Caca akan kembali memiliki sahabat. Rasanya, Caca sudah sangat tidak sabar untuk bertemu mereka, sahabatnya Rega. Kalau Caca dikenalkan dengan sahabatnya Rega, itu berarti Caca orang spesial kan?

Lagi-lagi Caca menghentikan langkah Rega. "Kenapa lagi, Ca? Lo capek? Pengin di gendong?"

"Bukan. Gue mau tanya, kalo lo kenalin gue ke sahabat lo. Itu artinya gue spesial dong?"

"Iya lah, gitu aja pake nanya."

Jawaban Rega berhasil membuat senyuman Caca semakin mengembang. Caca benar-benar merasa senang. Rega yang melihat Caca bergeming, memilih menggendong Caca tanpa persetujuan gadis manis itu.

Caca melebarkan matanya. "Regaaaa. Kenapa gue digendong?"

"Abis, lo lelet. Ini udah malem, angin malem gak baik buat kesehatan." Rega menjelaskan. Lelaki berhoodie itu kembali berjalan tanpa memperdulikan gerutuan dari Caca yang sok jaim.

Ya ampun, Rega ... kenapa lo manis banget. Aaa jantung gue, jantung gue rasanya mau copot.

Caca yang berusaha menetralisir perasaannya, menarik perhatian Rega. Rega melirik Caca sekilas, senyuman Rega kembali terbentuk dengan indah.

Lo itu unik Ca. Rasanya, gue udah mulai jatuh cinta sama lo.

***

Siang semua.
Ada kah yg laper gara gara Caca absen makanan? 😄

Kalo ada. Jgn lupa makan ya, ehe
Tapi bukan aku yg traktir loh 😆

Eits jgn lupa Votement nya ya

Bye bye

Suddenly Married [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang