Ulang tahun Rega (a)

3K 318 283
                                    

Caca baru saja selesai menyiapkan bekal untuk Rega. Dia masih merasa kesal akan kelakukan Rega kemarin, sebenarnya kekesalannya sudah mereda. Namun temuan Caca pagi tadi, membuatnya mengurungkan niat untuk kembali berbaikan dengan Rega.

Caca mulai mengatur rencana untuk menjahili Rega di hari ulang tahunnya. Karena tepat hari ini tanggal 18 Juni adalah hari ulang tahun Rega. Caca tau ini hari ulang tahun Rega dari KTP milik Rega yang tergeletak di atas nakas.

Caca sudah memulai aktingnya dari pagi, dia sengaja tidak menghiraukan Rega. Hingga lelaki itu sedikit mengurungkan niat untuk pergi ke rumah sakit.

"Bekel lo udah ada di dalem tas," ucap Caca dengan wajah datar tanpa melihat Rega.

"Ca," Rega menahan lengan Caca. "Jangan sentuh gue bisa 'kan?" Caca berujar ketus, dia menghempaskan tangan Rega begitu saja.

"Gue gak tau kalo lo bakal semarah ini. Tapi gue gak maksud jahat kok, tolong maapin gue dong Ca. Lo boleh marah deh, tapi jangan diemin gue kayak gini. Gue gak bisa Ca." Rega menatap Caca sendu, berharap Caca mau kembali menatapnya. Namun, kenyataan selalu tidak sejalan dengan harapan. Caca terlihat tidak memperdulikan Rega, gadis itu malah meninggalkan Rega begitu saja.

Bahu Rega merosot. Rega menunduk dalam, rasanya ia tidak ingin pergi ke rumah sakit kali ini. Namun, kewajibannya sebagai dokter mengharuskan dia untuk pergi dan melawan rasa egonya.

Rega sedikit menyunggingkan senyuman. "Oh, ya, kenapa gak minta pendapat Alan aja. Dia kan udah nikah."

Merasa mendapat sedikit harapan baru. Rega kembali bersemangat, dia melangkah dengan cepat agar bisa secepatnya sampai di rumah sakit.

***

Alan, Alex dan Aletta tengah berunding di taman rumah sakit. Mereka mem Video call Ara, Seila dan Dodi yang tak bisa hadir. Mereka ber enam sepakat untuk memberi Rega kejutan, dengan pembagian tugas yang jelas. Dimana Seila, Ara dan Dodi membeli semua perlengkapan pesta ulang tahun. Sedangkan Alan, Alex, dan Aletta akan membuat drama untuk Rega. Setelah rencana tersusun dengan rapi, sambungan Video diputus.

"Okey, jadi nanti kita cuekin tuh si panglima jomblo. Nah biar keliatan natural, Aletta bakalan jadi yang pro sama Rega. Gue sama Alex yang kontra. Gimana, lo pada setuju?" Alan menjelaskan rencana mereka, Alex dan Aletta mengangguk serempak pertanda keduanya menyetujui rencana Alan.

"Yaudah, kayaknya Rega juga udah mulai dateng. Rega kan hari ini kebagian jadi dokter jaga, Nah kesalahan Rega sekecil apapun, harus kita kuak. Biar dia kesel setengah mampus." Aletta kembali menambahkan, Alan dan Alex setuju.

Mereka bertiga tersenyum menyeringai, seraya membayangkan si panglima jomblo jahil itu dikerjain habis-habisan.

***

Rega sudah mulai kelelahan. Dia melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul dua siang. Dia belum sempat memakan bekal yang dibawakan oleh Caca, bahkan dia hanya sempat melaksanakan shalat dzuhur karena begitu banyaknya pasien hari ini.

Rega menghela napas berat. Kepalanya mendadak pening, dia memutuskan untuk istirahat sebentar. Rega mengambil air mineral botol, kemudian meminumnya dengan rakus. Hari ini benar-benar hari yang melelahkan untuk Rega. Pikirannya bercabang, tubuhnya juga kelelahan. Belum lagi sejak kedatangannya jam 10 pagi tadi Rega tidak bisa menemukan Alan, Alex juga Aletta.

"Suster Rara, saya ingin istirahat sebentar, kepala saya agak sedikit pusing. Jika ada pasien baru, tolong beritahukan pada Dokter Rima ya." Rega memberitahu Rara lewat telpon. Setelah mendapat respon dari Rara. Rega memutuskan untuk menelungkupkan kepalanya di atas meja, kemudian memejamkan matanya untuk sekedar melepas lelah.

Suddenly Married [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang