Rega baru saja selesai melakukan tindakan operasi. Sekarang ini dia tengah berbincang dengan Aletta mengenai kondisi pasien yang baru saja selesai di operasi. Sembari berjalan Aletta menyipitkan mata, objek yang dia lihat membuat kedua alisnya menyatu .
“Ga, itu Santi mantan lo kan?”
Rega mengikuti arah penglihatan Aletta.
“Loh, iya itu Santi.”
“Dia keluar dari bangsal khusus kanker. Dia sakit kanker?”Aletta bertanya dia melihat kearah Rega yang masih memperhatikan Santi.
Rega beralih menatap Aletta. “Dia sehat kok, mungkin kebetulan aja kali.”
Aletta membulatkan mulutnya lalu kembali berkata, “Yaudah yuk, kita kan harus cepet ke ruang mawar Ga.”
Rega mengangguk. Mereka berdua kembali berjalan menuju ruang Mawar.
***
“Santi kamu yakin mau sendirian disini?” tanya Reza setelah mengantarkan Santi masuk ke dalam ruang rawatnya.
“Iya dok, dokter Reza gak perlu khawatir. Saya selama ini sudah terbiasa sendiri kan.” Santi mencoba membentuk senyuman, wajah yang pucat itu terlihat berusaha untuk baik-baik saja.
Reza ikut tersenyum, walau sebenarnya Reza merasa sangat kasihan pada Santi. Pasien kanker leukimianya ini sudah bisa bertahan selama hampir enam tahun. Namun, kondisinya langsung drop seketika karena orang yang menjadi semangatnya untuk hidup sudah pergi menjauh dari dirinya.
Tatapan Reza berubah sendu. Kilasan ingatan mengenai pertemuannya dengan Santi enam tahun yang lalu tiba-tiba saja memenuhi memori otaknya. Reza bisa mengingat dengan jelas wajah Santi enam tahun yang lalu, gadis lugu berusia delapan belas tahun itu selalu menampilkan senyum kebahagiaan. Selama di Singapura Santi tidak pernah mengeluh padahal dirinya hanya tinggal sebatang kara, Santi juga selalu menyemangati pasien kanker yang lain, dia selalu menebarkan kebahagiaan pada orang lain.
“Kenapa gadis sebaik kamu harus menerima cobaan seberat ini San?” Reza akhirnya menyuarakan apa yang ada didalam benaknya. Dia menyentuh tangan Santi, seraya menatap mata Santi lembut.
Santi ikut menatap Reza. “Ini takdir, dan saya tidak pernah menyesal mendapatkan takdir seindah ini. Saya senang bisa bertemu dokter Reza dan mengenal dokter selama enam tahun terakhir. Terimakasih dokter.” Santi mengulas senyuman diakhir ucapannya.
Reza mengembuskan napas lelah. Seandainya bisa Reza selalu ingin menjadi yang spesial untuk Santi. Seandainya bisa Reza ingin menghapus semua kenangan tentang Putra di dalam hidup Santi. Seandainya bisa Reza bahkan akan menukar hidupnya untuk kebahagiaan gadis yang telah membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama ini.
Reza mengukir sebuah senyuman. Dia memutuskan untuk segera pergi dari ruangan Santi. Dia tidak ingin gadis itu tau bahwa hati dan tubuhnya sedang tidak baik-baik saja.
Santi menatap nanar punggung Reza yang menjauh. Apa sekarang aku sudah mulai mencintai dokter Reza? Kenapa melihatnya sedih membuat hatiku lebih sakit. Kenapa aku berharap bahwa dokter Reza akan menikahi ku. Apa selama ini aku sudah salah dalam mengenali perasaan ku yang sebenarnya?
***
Menutup pintu. Reza yang baru saja keluar dari ruangan Santi sedikit terkejut, pasalnya dia bisa melihat orang yang Santi sebut sebagai Putra. Reza diam memperhatikan Rega dan seorang gadis didekatnya.
Merasa diperhatikan, Rega dan Aletta lantas menoleh. Mereka berdua kebingungan tapi Aletta langsung melontarkan pertanyaan. “Anda dokter yang tadi mengantar Santi kan?”
“Kalian kenal pasien saya?” Reza balik bertanya. Dia terus saja memperhatikan Rega. Anak ini yang sudah membuat Santi menjadi seperti sekarang. Seandainya menonjok orang diperbolehkan rasanya saya ingin menonjok wajah laki-laki ini.
“Kita kenal, ehm lebih tepatnya dia mantan pacar sahabat saya,” jawaban Aletta membuat Rega membulatkan mata.
Apaansih Aletta, ngapain coba pake ngasih tau segala. Lagian gue juga udah gak peduli lagi sama Santi.
“Rasanya saya ingin menonjok kamu.” Reza berucap dengan wajah datar dan sorot mata tajam yang mengarah tepat pada Rega.
“Maksud anda apa ya?” Aletta kembali bertanya, dia ingin meluruskan ucapan Reza.
“Entah kenapa setelah melihat teman anda, saya jadi teringat dengan seorang pria yang sudah membuat pasien saya menjadi drop kembali. Pria tidak bertanggung jawab seperti itu harusnya mati saja.”
Rega mengepalkan tangan. Dia maju mendekati Reza. “Maksud anda apa ya? Saya tau anda dokter senior, tapi anda tidak bisa seenaknya menjudge orang begitu saja.”
Reza tekekeh pelan. “Kenapa anda marah? Saya tidak menyebut nama anda kan.”
“Ya, anda memang tidak menyebut nama saya. Tapi tatapan mata anda membuat saya tidak nyaman.”
“Bagus lah. Ternyata anda masih punya hati untuk merasa tidak nyaman. Tapi sayang hati anda yang sekeras batu itu tidak bisa menerima ketulusan dari gadis sebaik Santi.”
“Lebih baik anda diam. Karena anda tidak tau apapun. Anda hanya seorang dokter!”
“Ya saya hanya seorang dokter. Tapi saya tau apa saja yang sudah Santi lewati selama enam tahun terakhir. Tidak seperti anda, pacar macam apa yang tidak tau pacarnya Sakit dan meninggalkannya dengan menikahi gadis lain.”
Rega terlihat mengepalkan tangan. Dia bersiap untuk melayangkan pukulan kearah Reza.
“Stop!”
Aletta sedikit mengeraskan suara. Dia menahan tangan Rega yang akan memukul Reza. “Maaf ya dok, ini rumah sakit, bukan arena tinju yang bisa kalian gunakan untuk saling tinju. Jika memang ada hal yang harus kalian berdua selesaikan, tolong selesaikan secara baik-baik.”
Aletta menatap tajam Rega dan Reza. Aletta yang mulai jengah dengan pertengkaran keduanya, memilih pergi meninggalkan Rega dan Reza.
Rega berbalik. Dia juga ingin pergi meninggalkan Reza.
“Dia sakit Leukimia stadium tiga. Saya tau Santi tidak pernah memberitahukan hal ini pada anda. Tapi hari ini saya sudah benar-benar muak melihat anda menyalahkan Santi. Padahal pada kenyataannya anda juga bersalah.”
Ucapan Reza berhasil menghentikan langkah kaki Rega. “Leukimia?” ucap Rega pelan. Dengan segera Rega membalikan badan, namun Reza sudah pergi lebih dulu meninggalkan Rega seorang diri.
Rega menunduk dalam. Apa Santi ninggalin gue karena dia sakit leukimia? Tapi kenapa Santi gak pernah cerita apapun ke gue. Gue harus cari tau, ini semua bener atau hanya akal-akalan dokter Reza.
***
Happy Satnight semua
Selamat ngebucin bagi yg ada doi.
Bagi yg gak ada ngebucin aja sama Rega dan Caca 😉
![](https://img.wattpad.com/cover/229569004-288-k719107.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Married [END]
RomansaDisaat cinta itu datang, kenapa cinta masa lalu ikut datang? Dilema itu tengah dirasakan oleh dokter ganteng, Regantara Putra Maheswara. Rega menghadapi sebuah dilema saat seseorang di masalalu nya kembali datang untuk menagih sebuah janji. Akankah...