Malam yang ditunggu

3K 260 208
                                    

Ternyata cowok ganteng kalo rebahan jadi tampan ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata cowok ganteng kalo rebahan jadi tampan ya.
.
.
.

Regantara Putra Maheswara

Kita beneran jodoh ternyata,  yang black pedenya kebangetan yang white polosnya kebangetan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kita beneran jodoh ternyata,  yang black pedenya kebangetan yang white polosnya kebangetan.
.
.
.

Cantika Ayu Prameswari.

***

Rega baru saja pulang. Penampilannya terlihat begitu kusut, dia sangat butuh berendam. Tanpa tau Caca tengah menunggunya di ruang Tv. Rega tetap berjalan begitu saja menuju kamar.

Caca sendiri memilih diam memperhatikan gerak-gerik Rega. Mata Caca menatap Rega dengan tatapan penuh rasa cemburu. Ish, Rega sampe gak sadar ada gue disini. Kalo Rega begitu gara-gara cewe tadi. Gue beneran harus bertindak. Gue gak akan biarin, pelakor itu rebut Rega dari gue.

Caca mengembuskan napas kasar. Gadis itu menyandarkan kepalanya pada sandara sofa, dia bertekad akan menunggu Rega disini.

Okey, kita liat. Apa Rega masih peduli sama kehadiran gue.

***

Setengah jam berlalu. Rega baru saja keluar dari kamar mandi dengan wajah yang segar, dia juga sudah bergantai pakaian, dan wangi tentunya.

Bola matanya menyusuri setiap sudut kamar. Namun, Rega tetap tidak menemukan Caca. Rega memutuskan mencari Caca di luar kamar. Saat ingin melangkah ke dapur, Rega refleks menghentikan langkah, dia berbalik karena menemukan Caca yang tertidur di sofa.

"Ya ampun Cinta. Lo pasti nunggu gue, sampe ketiduran gini, maapin gue ya."

Cup

Rega mencium kening Caca lembut. Dia membiarkan posisinya diatas Caca untuk beberapa saat, dia butuh Caca dan segala ketenangan yang selalu gadis itu bawa untuknya.

"Rega," panggil Caca lirih.

Rega memberi jarak, dia tersenyum hangat tatkala netra indah itu menatap wajahnya dengan sendu. "Jangan tinggalin gue," ucap Caca lagi, dia menatap mata Rega dengan mata yang berkaca-kaca.

Rega menggeleng. "Gue gak mungkin ninggalin lo Cin, lo pasti abis mimpi buruk, ya. Tenang, sekarang gue udah balik, lo pasti aman."

Rega tersenyum tulus, tangannya terulur untuk mengusap kepala Caca lembut.

Caca sendiri masih diam, gadis itu memilih memperhatikan Rega dari jarak sedekat ini. Gue gak akan mungkin bisa hidup tanpa lo Cin, gak mungkin bisa.

"Cinta," panggil Caca seraya mengalungkan tangannya pada leher Rega. Rega sedikit terkejut, ditatapnya mata Caca dengan penuh kelembutan.

"Kenapa?"

"Malam ini, gue udah siap."

"Cin gak perlu buru-buru. Lo gak perlu maksain diri kalo belum siap. Gue gak papa kok." Rega memberi pengertian.

Caca dengan cepat mengggeleng. "Gue gak boong, gue beneran udah siap."

"Apa harus gue buktiin?"

Setelah mengucapkan itu, Caca mencium seluruh wajah Rega, dari kening, kedua mata, pipi, lalu bibir Rega sekilas.

"Lo—"

Rega menggantungkan ucapannya, dia menatap tubuh Caca yang hanya memakai piyama tipis. Sungguh melihat Caca seseksi ini membuat tubuhnya merasakan efek yang luar biasa.

Rega kembali menatap Caca, tatapan penuh cinta itu sudah tercampur dengan sedikit gairah. "Lo beneran gak akan nyesel?" Rega bertanya sekali lagi, dia masih sadar, dan dia masih menunggu Caca untuk menggeleng, karena Rega tidak pernah mau memaksakan kehendaknya pada Caca.

Caca mengangguk mantap. "Gue gak akan pernah nyesel."

Seolah menerima angin segar. Rega dengan segera menggendong Caca ala Bridal Style. Mereka terus saja saling tatap, hingga sampai di dekat ranjang berseprei putih yang akan menjadi saksi atas cinta tulus mereka berdua.

***

Pukul 11 malam. Rega sedang bersandar pada bantal yang dia taruh dibelakang punggungnya, sedangkan Caca dia bersandar pada pundak kokoh milik Rega. Mereka berdua masih diselimuti rasa bahagia.

Rega yang tengah mengelus kepala Caca lembut tiba-tiba menghentikan aksinya. "Cin, gue mau jujur." Caca langsung menatap Rega. "Soal apa?"

"Tadi, gue ketemu sama Santi, dia bisa dibilang mantan gue waktu SMA."

Caca bungkam. Gue seneng ternyata Rega jujur soal pelakor tadi.

"Gue udah tau kok. Gue seneng lo mau jujur sama gue," ucap Caca seraya mengelus wajah Rega.

"Lo gak marah?"

"Gue bakalan marah, kalo lo gak jujur."

"Lo tau Cin, Cinta itu bukan tentang satu orang aja, tapi tentang kita, masalalu lo itu punya lo. Tapi setelah ada gue, gue tentu berhak tau 'kan." Caca menatap manik mata Rega, dia tersenyum hangat.

Rega ikut tersenyum. "Iya, lo berhak tau tentang Santi."

"Jadi Santi itu mantan gue waktu SMA. Dia ninggalin gue gitu aja waktu gue lagi sayang-sayangnya. Gue gak tau dia pergi kemana, dan kita bener-bener lost contact. Sampai akhirnya, gue ketemu lagi sama Santi waktu kita mau pulang dari pestanya Aletta dan Alex."

Rega menjelaskan. Dia berbicara jujur, bahkan tentang pertemuannya dengan Santi saat pulang dari pesta Aletta dan Alex. Rega menatap Caca yang masih diam. "Cinta, lo marah ya?"

Caca tersenyum. "Enggak kok. Makasih ya Cin, lo udah mau jujur. Yaudah, kita tidur yuk, besok kan lo harus kerja."

Rega mengangguk.

"Okey, mimpi indah Cintaku." Rega mengecup puncak kepala Caca lebih dulu, sebelum dirinya merebahkan diri dengan nyaman.

Caca menatap Rega yang terlelap.

Gue harus temuin dia, sebelum cewe bernama Santi itu bertindak lebih jauh.

***

Part ehemnya mereka selesai juga
Wkwkwk maap tidak ditayangkan adegan dewasa karena saya sayang kalian semua. Eaaaa 😂

Semoga masih betah sama Reca.

Btw mau tanya kalo kalian jadi Caca kalian bakalan ngapain Santi?

Dijawab ya yang gareulis dan garanteng 😄






Suddenly Married [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang