Ulang tahun Rega (b)

2.4K 317 216
                                    

Caca tersenyum menatap hiasan yang baru selesai dia kerjakan. Sekarang apartemen milik Caca dan Rega sudah dipenuhi oleh hiasan ulang tahun dengan perpaduan warna emas dan merah. Caca juga sudah mengatur ruangan agar terlihat lebih luas, sehingga nantinya Rega dan dirinya bisa berdansa bersama.

"Alhamdulillah. Semua udah siap, tinggal bawa kuenya kesini. Terus ganti baju dan tunggu Rega pulang."

Caca melirik jam dinding yang menunjukan pukul lima sore, itu berarti dua jam lagi Rega akan sampai. Caca tersenyum kemudian bergegas menuju kamar mereka untuk mandi dan berganti pakaian.

***

Alan, Ara, Alex, Aletta, Seila dan Dodi sudah berkumpul. Mereka ber enam baru saja selesai menunaikan shalat maghrib di masjid dekat apartemen milik Rega.

Aletta membuka pembicaraan. "Setengah jam lagi, kayaknya, si Rega bakal balik. Kita harus cepet kesana."

Alan cs mengangguk. Kemudian mereka segera memasuki mobil milik mereka masing-masing. Lalu melajukan mobil-mobil itu dengan cepat.

Lima belas menit kemudian.

Mereka berenam sudah berada di apartemen milik Rega. Aletta bertugas membawa kue, sedangkan Ara dan Seila membawa angka dua dan angka empat. Alan, Alex dan Dodi bertugas membawa kado juga ornamen penunjang pesta yang lain.

"Bie. Masukin passwordnya," suruh Aletta pada Alex. Alex mengangguk kemudian mulai memasukan password apartemen Rega.

***

Disaat Alan cs tengah berusaha masuk kedalam apartemen. Caca sendiri sudah duduk manis seraya memakai piyama tipis yang baru dia beli. Semua persiapan sudah dia selesaikan walaupun hanya seorang diri.

Caca menunduk menatap dirinya yang tengah memakai baju seseksi ini. Tak terasa pipinya langsung memanas. Detak jantungnya pun menjadi tidak karuan. Dia malu, padahal Rega belum melihat dirinya.

'Aduh, Ca, kenapa jadi deg-degan banget ya. Tapi ini kan udah kewajiban seorang istri.'

'Lo pasti bisa Ca.'

Caca mengakhiri ucapannya dengan memberikan semangat pada dirinya sendiri. Seulas senyuman pun terbentuk saat telinganya mendengar suara pintu yang dibuka. Caca lantas berdiri.

Satu





Dua







Tiga



Surprise

Seruan kekompakan itu berhasil membuat Caca dan Alan cs terkejut secara bersamaan. Alan, Alex dan Dodi refleks menutup mata sedangkan Caca dengan cepat terduduk kemudian berusaha mencari sesuatu untuk menutupi tubuhnya.

Melihat Caca yang kebingungan mencari kain, Ara dengan cepat menyampirkan selendang pada bahu Caca sedangkan Seila yang baru keluar dari kamar Rega dengan cepat memberikan selimut untuk menutupi kaki milik Caca.

Caca menunduk kemudian menangis, dia tidak pernah memperlihatkan tubuhnya pada siapapun. Tapi untung saja lampu tengah yang Caca matikan membuat piyama yang dia gunakan tidak terlihat dengan jelas. Hanya saja, Caca tetap merasa sangat malu.

"Lo kenapa?" Ara bertanya dia memegang bahu Caca berusaha membuat isak tangis Caca mereda. Seila ikut duduk disamping Caca, begitu juga dengan Aletta yang ikut duduk setelah meletakkan kue yang dia bawa diatas meja.

Alan, Alex dan Dodi masih tetap berdiri dengan mata terpejam. Mereka bertiga bersyukur dalam hati karena dengan cepat memejamkan mata sehingga tidak harus menatap hal yang tak seharusnya.

Suddenly Married [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang