Foto ini di kirimin sama ChocoLia_ dia bilang waktu liat foto ini inget Reca. Aku setuju karena menurut aku foto ini Reca banget.
Menurut kalian gimana? 😊***
Raga terbaring di brankar rumah sakit. Kepalanya diperban, luka lebamnya sedikit memudar. Tangan mungil itu tertancap selang infus. Mulut kecil Raga terbuka, dia menerima suapan terakhir dari mama Cantiknya."Nah, selesai. Anak kasepnya mama pinter." Caca tersenyum. Dia menaruh piring kosong bekas makan Raga di atas nakas. Kemudian memberi minum pada Raga.
Tak lama berselang, seorang suster masuk, dia membereskan peralatan makan Raga. Raga tersenyum manis sambil menatap suster cantik yang bernama Rara. "Makasih suster cantik."
"Sama-sama Raganteng." Rara tersenyum ramah, dia mengusap rambut Raga pelan. Kemudian tersenyum ramah pada Caca sebelum akhirnya keluar dari ruangan Raga.
Raga tersipu. Pipinya memerah, Caca yang tau putranya tengah salting pun tak urung untuk menjahili putranya. "Ciie, pipi Raga merah. Seneng, ya, di panggil Raganteng."
"Mamaaa!"
Caca tertawa. Di ciumnya kening Raga dengan lembut. "Mama sayang Raga."
"Ciie, mama sama Raga sayang-sayangan." Suara ceria Nala terdengar. Caca dan Raga lantas menoleh, keduanya tersenyum seraya menatap Ara, Nala, dan Ile.
"Loh, si kembar mana, Ra?" tanya Caca bingung. Biasanya dimana Nala dan Ile berada maka si kembar juga akan ikut.
Ara melangkah maju. "Assalammualaikum," ucapnya setelah berada disamping Raga.
"Wa'alaikumussalam," jawab Caca, Raga, Nala dan Ile.
Ara menyentuh wajah Raga, dia mengusapnya penuh sayang. "Gantengnya Umi udah baikan?" Raga mengangguk.
Ara beralih menatap Caca. "Si kembar dateng kok. Tapi Aruna malu buat masuk."
Caca mengeryit. "Loh, ngapain malu?"
"Katanya, anak perempuan cerewet nyusahin. Gak bisa punya banyak temen, padahal kan gak begitu, iya kan anak manisnya Umi."
"Iya Umi," jawaban serempak langsung di berikan oleh Raga, Nala dan Ile.
Aruna terus saja berdiri di belakang Juna, dia memegang baju Juna dengan erat. Juna memajukan tubuhnya, mata hitam milik Juna mengerjap. Dia menatap polos pada lima orang yang menatap kearah dirinya dan Aruna.
"Runa, ayo dong, jangan sembunyi terus di belakang Juna." Juna berbisik pada Runa. Dia mencoba membuat Runa keluar dari persembunyiannya yang sudah di ketahui oleh semua orang.
"Aruna, Umi pernah bilang. Orang hebat itu orang yang-" Ara menggantungkan ucapannya.
"Berani ngakuin kesalahannya Umi," jawab Runa seraya berdiri di samping Juna. Juna tersenyum tipis, dia menggandeng tangan Runa lalu melangkah masuk mendekati yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Married [END]
RomansaDisaat cinta itu datang, kenapa cinta masa lalu ikut datang? Dilema itu tengah dirasakan oleh dokter ganteng, Regantara Putra Maheswara. Rega menghadapi sebuah dilema saat seseorang di masalalu nya kembali datang untuk menagih sebuah janji. Akankah...