Chapter 38 : e s c a p e ?

4 3 0
                                    

Clara menunggu di tempatnya dan memperhatikan sekitar. Beberapa saat kemudian Saafa pun meneleponnya.

Saafa 🐬
° Incoming Call °

Accept / Decline

"Hey, apa mereka mengikutimu?" Tanya Clara pelan.

"Mereka tidak mengikutiku. Artinya, memang kau yang diincar mereka"

"Sudah kuduga"

"Lalu, apa yang akan kau lakukan??" Tanya Saafa khawatir.

"Aku akan menangani mereka. Untuk kau, pulang lah Fa. Aku tidak ingin membahayakan siapa-siapa"

"Tapi, kau tidak bisa begitu saja-"

Call has ended

"Maafkan aku, Saafa. Mereka lah yang mencariku" Batin Clara.

Clara pun memutuskan rute untuk kabur dari hadapan empat orang tersebut.

Ia memperhatikan dan mendapat sebuah rencana.

Kebetulan, Clara memiliki sepupu yang bekerja sebagai manager di sebuah toko di mall ini.

Ia akan datang ke toko itu tanpa diketahui mereka dan akan menumpang untuk bersembunyi sampai mereka kehilangan Clara.

Clara pun memulai misinya dan berjalan dengan santai keluar dari gramedia.

Empat orang itu tidak semuanya mengikuti Clara, hanya dua orang saja.

Clara pikir dua orang lain pasti mengambil rute lain.

Ia harus bergerak cepat atau ia tidak bisa kabur sama sekali.

Ia pun mempercepat jalannya dan turun ke lantai dasar dimana toko tersebut berada.

Ia langsung masuk menuju kantor manager dan sepupunya terlihat terkejut melihat kedatangannya yang tiba-tiba.

"Clara?" Tanyanya bingung.

"Umm hey, ceritanya panjang tapi ada beberapa orang yang mencariku" Jelas Clara.

"Apa yang kau lakukan!?! " Tanyanya panik.

"Aku baik sungguh, mereka entah ingin menculik ku atau apa. Bisa bilang ke pegawaimu untuk bilang bahwa aku tidak disini?"

"Baiklah. Aku percaya padamu"

Sepupunya pun keluar dan mengumumkan pengumuman kepada para pegawainya.

Pegawainya kelihatan bingung tapi menerimanya karena merasa itu merupakan perintah.

Sepupunya pun masuk kembali dan duduk di kursinya.

"Ingin menjelaskan?" Tanyanya.

"Hasya, aku sungguh minta maaf merepotkan mu. Tapi, ini akan terdengar bodoh saat kau mendengarnya" Ucap Clara.

"Aku mendengarkan" Ucap Hasya tak peduli.

"Baiklah..."

"Well, kau pasti tahu Adystia yang baru saja datang ke kota ini bukan?" Tanya Clara.

"Uh-huh"

"Adystia bisa dibilang mengonfirmasi bahwa ia akan menikahi sahabatku" Jelas Clara.

"Sepertinya, sahabatku memberi tahu dia kalau dia menyukai seseorang dan Adys mencari tahu?" Jelas Clara ragu.

"Ah, begitu rupanya. Lalu, maksudmu orang-orang yang mencarimu akan menculikmu?"

"Kurasa?"

"Dipikir-pikir lagi, bila Adys memiliki mu ia otomatis juga memiliki sahabatmu" Tambahnya.

"Kau benar"

"Kau kesini naik apa? Mobil?"

"Yap, aku membawa mobil"

"Akan berbahaya karena mereka bisa saja mengikutimu. Pesanlah taksi dan langsung pulang" Ucap Hasya.

"Mobilku?"

"Aku akan membawakan padamu nanti malam saat mall mau tutup. Berikan kuncinya" Perintahnya.

Clara pun memberikan kuncinya.

"Kau juga butuh penyamaran. Ini, gunakan apron ini agar mereka mengira kau pegawai dan topinya jangan lupa" Jelas Hasya

"Rambutmu tadi di gerai bukan? Ikatlah agar mereka makin tidak mengenalimu" Tambahnya lagi.

Clara pun mengangguk dan melakukan apa yang disuruh.

Ia pun berterimakasih pada sepupunya karena mau membantunya.

Entah apa yang ia akan lakukan bila sepupunya tidak bekerja disini.

Clara pun berhasil menuju pintu depan tanpa disadari beberapa orang yang mencarinya.

Ia memesan taksi dan memberitahu alamatnya.

Ia masuk dan menghela napas. Hari ini sangatlah menegangkan.

Apa yang Adystia mau darinya?

»»————> 'Hope' <————««

Author note : jeng jeng jeng...

.・゜゜・t h x 💕

• Hope  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang