Chapter 20 : s m i l e ?

11 6 3
                                    

Sebuah ketukan terdengar di pintunya. Clara bangkit untuk membukanya.

Saat membuka, ia dikejutkan dengan kedatangan Calvin. Yang harusnya ia tahu.

Calvin melihat Clara yang memiliki mata sembab, rambut yang berantakan dan entah apa yang ia bisa ditambahkan.

"Clara-"

"Hey Calvin, maaf aku lupa kau mengajakku ke karnaval aku akan ganti baju sebentar dan kembali" Potong Clara.

Clara baru saja ingin kembali masuk, tapi Calvin menarik bahu Clara yang menyebabkan Clara sekarang menatap Calvin.

"Ada apa? Aku tidak akan menerima bila kau menjawab tidak apa-apa"

Clara pun hanya menunduk lemas.

"Aku menyukai seseorang. Orang itu akan menikah beberapa bulan lagi" Jelas Clara sambil menunjukan sebuah senyuman.

Calvin tidak membalas apa-apa. Ia hanya memeluk Clara.

Clara yang saat ini sangat membutuhkan dukungan hanya bisa membalas pelukan Calvin.

Ia sungguh benar-benar beruntung memiliki seseorang sepertinya.

Tapi, kali ini Clara tidak akan membuka hatinya dengan gampang untuk seseorang.

Ia tidak ingin dikecewakan lagi.

Ia takut untuk jatuh cinta lagi.

Apa ia selama ini mengerti makna cinta?

Kurasa tidak.

»»----> 'Hope' <----««

Setelah beberapa menit mempersiapkan diri, Clara telah siap.

Ia dan Calvin pergi menuju Karnaval menggunakan mobil milik Calvin.

Setelah sampai, mereka membeli dua tiket masuk dan langsung berjalan menuju gerbang karnaval tersebut.

"Wow, Karnaval ini sangatlah besar" Ucap Clara terpukau.

"Kau benar, ada banyak permainan arkade disini" Ucap Calvin.

"Ayo, kita main semua permainan tersebut dan melupakan kehidupan sebentar. Aku traktir" Tambah Calvin.

Clara yang menatap Calvin hanya bisa tersenyum dan menggangguk.

Mereka mulai permainan mereka dengan melempar bola ke tumpukan kaleng.

Mereka memiliki 3 kesempatan.

Kesempatan pertama. Calvin mencoba terlebih dahulu.

Calvin berancang-acang... Bersiap dan melempar bola pertamanya.

Hasilnya menyedihkan. Tidak kena sama sekali.

Clara hanya menahan tawa melihatnya.

Calvin mengambil bola kedua melemparnya dengan sangat kencang!

Tapi, meleset.

Clara yang tidak kuat hanya bisa mengeluarkan tawanya yang ia tahan.

Clara mengambil bola ke tiga dan melemparnya cukup kuat tapi pasti.

Plang!

Tumpukan kaleng tersebut pun jatuh.

Calvin yang tidak percaya hanya bisa melongo. Clara mengambil hadiahnya dan menghampiri Calvin.

"Lalat bisa masuk ke mulutmu kapan saja" Gurau Clara.

"Lupakan" Ucap Calvin menyerah.

Clara tertawa kecil, tapi ia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya.

"House of Fortune?" Bacanya.

"Kau ingin kesana?" Tanya Calvin.

"Tentu saja, kau tidak keberatan?"

"Tidak sama sekali, ayolah" Ajak Calvin.

Mereka berdua pun berjalan menuju rumah tersebut. Mereka melihat-lihat aksesoris dan furnitur yang ada didalamnya.

Mereka melihat seorang nenek yang kelihatannya seperti seorang penyihir.

Clara pun mendekatinya dan Calvin hanya mengikuti.

"Apa ada yang bisa ku bantu, anak muda?" Tanya nenek tersebut.

"Bagaimana kau bisa membantu kami?" Tanya Clara bingung.

"Aku bisa memberimu sebuah jawaban dari pertanyaan yang membuat hidup mu suram"

Tidak mungkin Clara mempercayai ini. Pikir Calvin.

"Kalau begitu, aku punya pertanyaan!" Jawabnya riang.

Calvin tersedak menyadarinya.

"Tunggu, bagaimana kalau Calvin bertanya dulu?" Usul Clara.

"Aku?"

"Ya, tentu saja" Jawabnya senang.

"Baiklah, tapi pertanyaanku pribadi jadi kau tidak boleh tahu" Ucap Calvin.

"Oke, aku akan keliling ruangan ini sampai kau selesai"

Clara pun berkeliling meninggalkan Calvin berdua dengan wanita paruh baya tersebut.

"Aku tahu ada yang ingin kau tanyakan, anak muda"

"Kapan Clara akan meninggal?"

Seakan sudah menduganya wanita paruh baya tersebut tersenyum.

"Aku tidak bisa memberimu tanggal atau kapan, tapi aku bisa memberimu sebuah petunjuk"

"Apa itu?"

"Ketika perempuan itu sudah berhenti mempercayai adanya harapan"

»»----> 'Hope' <----««

Author note : night! :3

.・゜゜・t h x 💕

• Hope  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang