Chapter 3 : S c a r e d ?

22 5 1
                                    

Adiknya Aaron masih menatap Clara dengan ekspresi takut. Clara pun bingung bagaimana membuatnya tidak melihatnya dengan takut.

Ia pun memutuskan mendekat dan setengah berdiri agar matanya bisa menatap muka adik Aaron dengan jelas. Setelah derajat mereka sudah sama, ia pun tersenyum.

Senyum yang disebabkan oleh adik Aaron. Ia terpukau bagaiman ia tetap menjalani kehidupan dengan keadaannya. Clara tidak tahu apa yang terjadi padanya, tapi ia senang melihat ia tidak menyerah.

Melihat senyum tulus yang muncul di muka Clara, adik Aaron pun tahu itu senyuman yang asli. Sama seperti milik kakaknya.

"Hai, aku Clara. Aku mendengar kau yang menggantikan bajuku dan membuat sup ya?"

"Iya, itu aku yang melakukannya" Ia jawab sambil menggaruk kepalanya.

"Harus kubilang, selera fashionmu cukup bagus. Aku suka hoodie ini"

"Benarkah?" Ia ucap tak percaya.

"Yap, selera fashionmu harus dihargai"

"Kalau begitu, selamat kak Clara adalah orang pertama yang menghargainya" Ia ucap sambil tersenyum girang.

"Oh ya, dan sup yang kau buat, itu sangatlah lezat. Aku rela mengarungi lautan dan samudera hanya untuk mencicip sup buatanmu"

"Terimakasih, hehe. Kak Clara sepertinya melebih-lebihkan"

"Aku berbicara kenyataan" Ia jelaskan sambil mengangkat kedua bahunya.

"Aku Ameythst, senang bertemu dengan kakak"

"Wow, Amethyst adalah sebuah berlian yang berwarna violet itu ya?"

"Yap, aku terkejut kakak bisa tahu"

"Walaupun aku tahu ini dari kartun, setidaknya aku tahu" Ia ucap.

"Nama itu terinspirasi dari rambutku yang berwarna violet" Amethyst jelaskan.

"Apa itu dari keturunan atau kau yang mewarnainya Amethyst?"

"Sulit dipercaya, tapi ini sebenernya keturunan kok" Ia jawab sambil mengelus rambutnya.

"Wah.. Aku terpukau. Rambut itu memang kelihatan cocok sekali untukmu"

"Terimakasih, aku mendapatkannya dari ayah" Ucap Amethyst.

"Lantas kakakmu, menurun dari ibumu ya?"

"Yap, kau benar. Banyak yang mengira aku anak angkat karena jauhnya perbedaan dari rambutku dengan kakakku"

"Jangan dengarkan orang-orang itu, mereka hanya menilai dari luar" Clara ucap.

"Ya, aku tidak memperhatikan ucapan mereka" Jelas Amethyst.

"Well, mau menjelaskan bagaimana kau bisa menemukan aku di depan apartemenku?"

"Tentu" Jawab Amethyst girang.

"Jadi, aku dan kakakku baru saja berbelanja di supermarket. Ketika menuju apartemen kami, aku melihat kau tergeletak. Aku pun mendekatimu dan memberi tahu kakakku"

"Lalu?" Tanyaku penasaran.

"Kakakku membawamu ke apartemen kakakku dan aku"

"Tunggu. M-membawa seperti apa?"

"Aku hanya membawamu bridal style, bila kau ingin tahu" Aaron jawab sambil mendekat ke hadapan Clara.

Karena aksi Aaron yang mendadak membuat jantung Clara berdetak lebih kencang.

Apa yang ku rasakan? Uhh jantung ini tidak mau memelankan diri

Amethyst yang melihat seluruh kejadian hanya bisa tersenyum seperti seorang shipper.

Aaron pun mundur dan kembali ketempat ia berdiri sebelumnya. Clara yang menatapnya hanya membuat ia memalingkan pandangan darinya. Ia benci kontak mata. Apalagi dengan dia.

Ia makin membencinya entah kenapa.

Clara yang melihat kondisi sudah hening memutuskan untuk pulang ke apartemennya.

»»————> 'Hope' <————««

Author note : TRIPLE UPDATE. what the-

.・゜゜・t h x 💕

• Hope  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang