Chapter 49 : a n n o y ?

8 3 1
                                    

"Bye, Kate~" Ucap salah satu temanku.

"Bye bye" Balasku.

Enak sekali buat mereka yang cuma punya satu shift.

Semuanya pun berjalan biasa hingga aku merasakan pelukan dari belakangku.

"Ehh?" Ucapku heran.

Aku pun berbalik dan terkaget melihat sosok yang tidak pernah terbayangkan akan kesini.

"Hai" Ucapnya polos.

"Apa keperluanmu disini?" Ucapku karena aku tahu ia kesini bukan karena hal kunjungan biasa.

Ia pun membisikan sesuatu kepadaku dan aku pun mengerti.

"Apa bisa?"

"Yap, 100% bisa"  Ucapku meyakinkan.

"Ini akan seru" Ucapnya.

"Menurutku akan lebih dari itu"

Kami berdua pun tertawa kecil.

»»————> 'Hope' <————««

Adystia telah sampai di rumah sakit dimana katanya Clara berada.

Ia menggunakan jaket, masker dan topi agar tidak menarik perhatian.

Ia hanya membawa 3 orang bawahannya.

Ia pun bertanya kepada resepsionis dimana ruangan Clara berada.

"Bisa aku tahu, dimana ruangan tempat seseorang bernama Clara di rawat?" Tanyaku pelan.

"Boleh aku tahu, siapa dirimu baginya?"

"Aku temannya" Jawabku tersenyum meyakinkan.

"Ah, begitu. Ia ada di ruang F-12" Jelas resepsionis tersebut.

"Terimakasih" Ucapku sopan.

Aku pun segera pergi meninggalkan resepsionis tersebut dan menaiki lift. Pergi ke lantai dua dimana kamar tersebut berada.

Ia harus berjalan agak jauh karena ruangan tersebut berada hampir di pojok lorong lantai tersebut.

Hingga ia sampai di ruangan dimana Clara berada.

Tapi, terdapat seorang perawat laki-laki yang memakai masker di depan pintu tersebut.

"Permisi, apa saya boleh menjenguk Clara?" Tanyaku basi-basi.

"Silahkan" Jawab perawat laki-laki tersebut.

Aku pun masuk dan melihat sosok Clara yang terbangun.

Tetapi, ia tidak terkejut melihat kehadiranku.

Seakan ia sudah mengharapkan kedatanganku.

"Hai Adystia" Ucapnya basi-basi.

"Kau benar-benar jauh lebih pintar dari yang kuduga"

"Terimakasih, kau baik sekali" Ucap Clara sarkastis.

"K-kau menghancurkan semuanya!!" Ucap Adystia marah.

"Aku tidak menghancurkan sesuatu. Aku hanya menghancurkan hal yang memang dari awal sudah hancur"

"A-aku hampir saja ingin menikahi Calvin. P-padahal tinggal b-besok saja"

Clara hanya terdiam.

"Kau merenggut segalanya dariku!!" Ucap Adystia tidak terima.

"Oh ya?"

"Kau tidak mengerti apa rasanya tidak memiliki siapa"

Clara hanya tertawa mendengarnya.

Adystia heran dengan tindakan Clara tersebut.

"Kau tidak tahu apa yang kurasakan. Aku kehilangan ibuku saat umur 10 tahun. Saat itu, aku juga memiliki adik yang hanya 1 tahun"

"Seakan belum cukup, ayahku menelantarkan aku dan adikku. Akulah yang membesarkan adikku. Ayahku menjadi seorang kriminal. Ia dipenjara selama 15 tahun lebih" Tambah Clara.

"Adikku mengidap kanker paru-paru dan harus tinggal di rumah sakit selama setengah hidupnya. Ia meninggal karena tubuhnya yang sudah tidak kuat lagi"

Adystia tidak percaya dengan yang ia dengar.

"Ayahku kembali saat adikku meninggal dan mengira dirikulah penyebab adikku meninggal"

"Aku menyuruhnya pergi dan jangan kembali lagi"

"A-aku tidak tahu kau mengalami itu semua"

"Itu semua memang kenyataan"

"Aku sungguh minta maaf"

"Tidak apa-apa" Ucap Clara hangat.

"Can i hug you?" Tanya Adystia.

"Sure"

Adystia pun mendekat dan memeluk Clara.

Walau terasa canggung, mereka berpelukan beberapa saat hingga-

Adystia mengeluarkan cutter yang ia bawa dan menusuk punggung Clara.

Tapi, usahanya gagal karena seseorang menahan tangannya dengan erat.

Ia menengok kebelakang dan melihat sosok yang ia tidak percaya.

"B-bryan!?!"

"Lama tidak berjumpa, kak"

»»————> 'Hope' <————««

Author note : gimana plot twist nya?
-^-

.・゜゜・t h x 💕

• Hope  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang