Chapter 26 : m i s s i o n ?

14 4 3
                                    

"Apa maksudmu tempat itu sulit untuk dimasuki?" Tanya Clara bingung.

"Anak ini pergi ke sebuah perumahan elite. Orang-orang yang tinggal di perumahan itu merupakan para konglomerat" Jelas Naura.

"Lalu, apa yang menyebabkan itu sulit untuk dimasuki?" Tanya Calvin.

"Rumor, beberapa diantara mereka adalah anggota mafia" Jelas Naura lagi.

"Bagaimana kau bisa tahu tentang ini?" Tanya Clara lagi.

"Bisa dibilang aku punya teman yang tinggal disana. Tapi, ia bukan mafia seperti yang kalian pikir" Jelas Naura.

"Hmmm, apa penjagaan disana ketat?" Tanya Calvin.

"Sangat. Setiap penjaga disana dibekali sebuah pistol dan pisau khusus"

"Ini akan menjadi sulit" Ucap Clara.

"Bagaimana kalau kau menelepon temanmu?" Usul Calvin.

"Baiklah, akan kucoba"

Naura pun mengambil hpnya dan mencari sebuah kontak. Setelah menemukannya ia memencet tombol telepon dan menunggu orang yang ia telepon mengangkatnya.

"Halo?" Tanya temannya.

"Umm, Nathan. Aku dan temanku membutuhkan bantuanmu" Jelas Naura.

"Bantuan seperti apa?" Tanya Nathan.

"Kami butuh bantuan rute untuk menyelinap menuju Perumahan Golden River" Ucap Naura.

"Wow. Itu gila.

Kau yakin?"

"Yap, kami yakin" Ucap Naura.

"Aku akan menuju kafemu dan bertemu dengan temanmu yang ingin menyelinap kesini?"

"Kurasa ide bagus. Kami tunggu disini" Ucap Naura.

Nathan pun mematikan telepon tersebut.

"Kami tidak pernah bilang ingin menyelinap" Ucap Clara heran.

"Well, bila kalian ingin menemukan anak itu. Itulah satu-satunya cara" Ucap Naura ringan.

Beberapa menit kemudian seseorang muncul di tangga kafe tersebut. Tidak lain adalah sosok Nathan.

"Jadi, ini temanmu?" Tanya Nathan.

"Perkenalkan, Clara dan?" Ucap Naura karena ia belum mengenal Calvin.

"Calvin. Tetangganya" Sambung Calvin.

"Kalian berdua yang ingin menyelinap?" Tanya Nathan.

"Itu kami" Balas Clara.

"Kalau begitu, kita harus berangkat sekarang. Beberapa orang sedang melakukan rapat. Jadi, tidak akan terlalu ramai" Ucap Nathan tegas.

"Baiklah, kita berangkat sekarang" Ucap Calvin.

Mereka bertiga pun menaruh barang-barang mereka di kantor Naura. Tidak ada gunanya membawa barang berat-berat.

Mereka bertiga berjalan menuju sebuah gang. Saat sampai diujung mereka dipertemukan dengan gerbang yang tidak terlalu besar.

"Ini gerbang yang digunakan hanya untuk emergency" Jelas Nathan.

Baru saja mereka ingin masuk, hingga-

"LUCAS!" Teriak Clara tiba-tiba.

Clara pun berjalan menuju sebuah pos yang dekat dengan gerbang tersebut.

"Lucas apa yang kau lakukan disini?" Ucap Clara khawatir.

"Lucas cuma main sebentar didalam. Trus Lucas ditinggal disini" Jelas Lucas ringan.

"Teman-teman, kabar baik. Lucas ada disini" Ucap Clara.

"Yap, kami dapat melihatnya" Ucap Calvin masih heran.

Clara pun menggandeng Lucas dan membawanya mendekati Calvin dan Nathan.

"Siapa mereka Kak Clara?" Tanya Lucas polos.

"Lucas, ini Kak Calvin dan Kak Nathan" Jelas Clara.

"Mengapa mereka disini?" Tanya Lucas lagi.

"Ceritanya panjang Lucas, ayolah bundamu pasti merindukan dan mengkhawatirkanmu"

"Bunda? Lucas kangen bunda" Ucapnya sedih.

"Kalau begitu, mari kita ke bunda" Ucap Clara.

Mereka berempat berjalan keluar menuju gang.

"Nathan, bisa tolong kabarkan Naura kami sudah menemukan Lucas?" Tanya Clara.

"Dengan senang hati" Balas Nathan.

Nathan pun berjalan menuju arah kafe milik Naura. Meninggalkan Calvin dan Clara bersama Lucas tentunya.

Mereka bertiga melanjutkan perjalanan menuju rumah Clara.

Sebuah perasaan lega muncul di kedua diantaranya.

Lega karena sebuah urusan telah selesai.

Lega karena ia dapat mempertemukan seorang anak dan ibunya kembali.

Hari itu agak melelahkan. Tapi, semua yang mereka lakukan hari ini cukup berarti.

Lucas dan ibunya telah bertemu lagi. Mereka berpelukan cukup lama dan Kate pun menangis. Tangisan seorang ibu yang khawatir terhadap anaknya.

Tangisan yang Clara belum mengerti sampai sekarang.

»»————> 'Hope' <————««

Author note : hEy

.・゜゜・t h x 💕

• Hope  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang