Chapter 10 : O u t s i d e

12 5 0
                                    

"Selamat pagi, Cal" Ucapnya sambil mengusap rambut Calista.

"Kakak?!? Sejak kapan kakak datang aku sangat merindukan kakak" Ucapnya sambil memeluk kakaknya.

Tidak lain adalah Clara.

"Jadi, apa yang kau lakukan selama aku tidak ada?" Tanya Clara.

"Aku sering mengobrol dengan Kate, ia juga memberi tahu kabar kakak"
Ucapnya riang.

Clara hanya bisa tersenyum hangat melihat adiknya.

"Kenapa kakak datang lebih cepat? Bukankah waktu itu kakak bilang kepada Kate akan datang saat operasiku?"

"Well, bisa dibilang aku juga sangat merindukanmu" Ucapnya sambil tersenyum.

Mereka berdua pun berpelukan selama beberapa menit. Mereka merindukan satu sama lain.

"Pagi, Cal saatnya untuk check up-" Ucap Kate yang tiba-tiba masuk sambil membawa catatan.

"Clara?! Kapan kau datang?? Kenapa kau tidak memberi kabar..." Ucap Kate cemberut sambil memeluk Clara.

"Bisa dibilang aku datang lebih cepat?" Jelas Clara.

"Well, aku tidak ingin menggangu pertemuan kecil kalian berdua ini tapi, Clara harus check up" Ucap Kate.

"Tenanglah aku mengerti, aku akan menunggu di luar"

"Bagus kalau kau mengerti, ini tidak akan lama kok"

Clara pun keluar dari ruang inap Calista dan duduk di sebuah kursi yang tersedia di depan ruang tersebut.

»»————> 'Hope' <————««

Calista pun keluar dari ruang inap nya dan menghampiri kakaknya.

"Hai, kak. Aku sudah selesai" Ucapnya riang.

"Baiklah, kau ingin sarapan bersama?"

"Tentu saja! Kakak tidak perlu bertanya"

Clara pun bangkit dari kursinya. Ia pun bertanya kepada Kate apa ia boleh mengajak Kate sarapan di luar. Kate membolehkan asalkan makanan yang Calista makan termasuk makanan sehat.

Clara pun menggandeng tangan mungil adiknya selama perjalanan menuju restauran tempat dimana mereka akan sarapan.

Sesampainya didepan restauran, mereka pun masuk dan memesan makanan dan minuman.

Mereka duduk di kursi yang berdampingan dengan jendela restauran tersebut.

Sambil menunggu, mereka memandang keluar dan melihat pemandangan kehidupan kota.

Calista sudah lama tidak melihat pemandangan seperti ini. Kapan ia terakhir melihatnya? Mungkin 5 tahun yang lalu.

"Kak"

"Iya?"

"Apa ayah masih menanyakanku?"

"Ayah... "

Clara pun berpikir sebentar sebelum menjawab.

"Ayah sangat sibuk belakangan ini. Jadi, kakak belum berkomunikasi dengannya"

Mendengar jawaban itu Calista pun menjadi murung. Clara yang melihatnya, ikut sedih dengan kesedihan yang dirasakan adiknya.

Namun, apa yang sebenarnya terjadi diantara Clara, Calista dan ayah mereka? Inilah dimana semuanya berawal.

»»————> 'Hope' <————««

9 tahun yang lalu. Calista hanya berumur 1 tahun. Hari dimana kehidupan mereka berubah.

Ibu mereka meninggal karena sebuah kecelakaan yang masih belum diketahui pelakunya.

Calista yang masih tidak tahu apa-apa hanya kebingungan. Ia bertanya kepada Clara, kakaknya.

Clara menjelaskan dengan hati hati. Clara pikir ia harus memberi tahu adiknya cepat atau lambat.

Adiknya sangat terpukul mendengar itu. Membuat adiknya memiliki masa kecil yang tidak diinginkan orang-orang.

Ayah mereka? Menelantarkan mereka begitu saja. Alasannya? Tidak ada yang tahu.

Clara terpaksa berbohong soal ayah mereka. Ia tidak ingin Calista makin terpukul karena ini.

Ia hanya ingin melihat adiknya bahagia.

Sungguh.

»»————> 'Hope' <————««

Author note : Maap udah jarang upload :>

.・゜゜・t h x 💕

• Hope  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang