Chapter 34 : h e s i t a t e ?

10 4 8
                                    

Makan malam mereka telah selesai, Clara pun memutuskan untuk mencuci piring.

Kak Danielle menawarkan diri untuk membantu, Clara menerimanya dengan tangan terbuka.

Karena itu, meninggalkan Calvin dengan kedua orang tuanya di ruang keluarga.

"Kau menyukainya bukan?" Tanya ibunya.

"A-apa maksud ibu? Clara? T-tidak kami hanya t-teman" Jawab Calvin.

"Itulah yang papamu jawab saat kakek bertanya padanya saat papamu datang kerumah mama" Gurau ibunya.

"Itu benar" Tambah ayahnya.

"Well, ya.. Aku memang menyukainya" Jawab Calvin menyerah.

"Tapi kau masih mengingat perjanjiannya bukan?" Tanya ibunya.

Muka Calvin berubah menjadi murung.

"Ya, aku masih mengingatnya" Jawab Calvin lemah.

"Dia bisa saja datang kapan saja, nak" Ucap ayahnya.

"Aku tahu, tapi bukanlah itu sudah sangat lama? Ia bisa saja melupakan aku"

"Tapi, apa kau yakin dengan pilihanmu?" Tanya ibunya memastikan.

"Tentu saja, mama bisa percaya denganku" Ucap Calvin menenangkan ibunya.

"B-bagaimana kalau dia datang?" Tanya ibunya khawatir.

"Aku akan menjelaskan padanya" Balas Calvin.

"Kau tahu, ia tidak akan dengan mudah melepaskanmu, nak" Ucap Ibunya makin khawatir.

"Aku usahakan membujuknya, Ma. Kau tidak perlu khawatir"

"Kumohon, bila kau benar-benar menyukai Clara. Nikahilah dia sebelum semuanya terlambat" Ucap ibunya.

"Aku lebih dari menyukainya ma, tapi untuk menikah. Aku bahkan belum tahu apa dia merasakan hal yang sama"

"Tapi kalau tidak-" Omongan ibunya terpotong dengan kedatangan Clara dan Danielle yang baru saja selesai mencuci piring.

"Apa yang kalian bicarakan?" Tanya Danielle penasaran.

"Hanya hal-hal biasa" Jelas ayahnya.

"Oh, begitu" Ucap Danielle tidak percaya.

Clara mengecek hpnya dan menemukan pesan yang belum ia baca. Juga terdapat 10 miss call yang tidak Clara angkat.

Alasannya? Hpnya di silent selama Clara makan malam dengan keluarga Calvin.

Clara pun izin untuk menjawab sebuah telepon kepada yang lain.

Clara keluar rumah dan berjalan menuju depan rumahnya.

Ia kembali mengecek HP nya untuk melihat sosok yang mengirimnya pesan dan meneleponnya.

Aaron 🐋
Last seen 15 minutes ago

There's 3 message that you didnt open yet.

Want to open it?

Yes / No

Hey, Cla.

Bisa kau keluar dari rumahmu sebentar?

Aku ada di kotamu sebentar dan aku pikir aku ingin bertemu denganmu

Melihat pesan itu, Clara bingung. Ia sudah berada di depan rumahnya dan tidak ada siapa-siap kecuali dirinya.

Hingga seseorang menutup matanya dengan tangan dan membuat Clara panik.

Orang itu pun tertawa kecil. Tawa yang sudah lama sekali Clara tidak dengar.

Ia berbalik dan terkejut dengan sosok Aaron yang sangat dekat dengannya.

Sebagai respon, Clara berjalan mundur dan tidak sengaja tersandung sebuah batu.

Clara hampir saja jatuh, tapi Aaron dengan sigap menahan tubuh Clara yang jatuh dengan tangannya.

Sekarang mereka bertatapan dan keheningan muncul diantara mereka.

Aaron yang melihat matanya pindah melihat bibir Clara.

Oh tidak.

Aaron pun hampir saja mencium Clara. Tapi Clara melepaskan diri dan mundur 3 langkah dari Aaron.

"Kau gila!? Kau sudah menikah, Bodoh!" Ucap Clara tak percaya.

Aaron hanya diam mendengarnya.

"Aku sudah tidak mencintaimu lagi, Aaron! Terima itu dan jangan kembali lagi" Ucap Clara tegas.

"Siapa sosok yang menggantikanku, hah?" Tanya Aaron berani.

"A-apa maksudmu!" Ucap Clara menolak.

"Kau akan menderita tanpaku, Clara" Ucap Aaron sinis.

"Kau... Kau berubah. Kau bukanlah Aaron yang kukenal" Ucap Clara.

"Lalu apa? Kau tidak suka? Bagaimana kau mengharapkan aku bersikap biasa setelah kematian Amethys?" Jelas Aaron.

"K-kematian Amethys?!? Ame.. I-ia. Tidak mungkin"

"Itulah kenyataannya Clara. Aku mengerti apa yang kau rasakan" Ucap Aaron.

Clara tertunduk mendengarnya.

Lantas apa yang Aaron lakukan? Ia meninggalakan Clara begitu saja.

Hujan tiba-tiba turun dengan deras. Clara yang tidak dapat percaya hanya diam. Membiarkan seluruh tubuhnya basah.

Hingga seseorang mengangkatnya dan menggendongnya.

"S-siapa?" Ucap Clara lemah.

"Ssh... Aku disini. Janganlah menyerah Clara" Ucapnya lembut.

Ia dibawa masuk kedalam rumahnya.
Tak lupa, ia diberi selimut dan teh hangat.

Setelah pandangannya telah jelas, ia bisa mengenal sosok yang membantunya.

Siapa lagi kalau bukan dia.

Calvin.

»»————> 'Hope' <————««

Author note : Bonus Foto Calvin 🌅

Author note : Bonus Foto Calvin 🌅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bobrok culture~

.・゜゜・t h x 💕

• Hope  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang