39. END

23.2K 788 228
                                    

"Lo mau tau semua nya? Kenapa gue bisa lakuin ini semua?" tanya Dea kepada Nasya.

Nasya mengangguk.

"Jadi gini cerita nya, dulu gue dan David itu deket banget. Kita berdua belum pacaran. Di suatu hari gue pergi ke rumah David buat jujur sama David kalau gue sayang banget sama dia dan gue pengen kita berdua pacaran, tapi David menolak nya. Dia gak suka sama gue, dia cuman nyaman tapi gak sayang. Di situ jujur gue sakit banget hati gue mendengar David berbicara seperti itu. Gue sama David udah deket kurang lebih 1 tahun hingga muncul lah rasa sayang gue kepada David, tapi gak ada rasa sayang pun David kepada gue. Setelah gue dari rumah David gue nangis kejer bahkan gue dikatain orang gila ngomong sendiri dan nangis terus menerus" kata Dea.

"Terus karna David gabisa lo milikin lo dendam sama gue?" tanya Nasya.

"Belum sampai disitu aja. Di tengah perjalanan waktu gue berjalan kaki,  gue di hadang oleh beberapa preman yang badan nya cukup besar. Preman itu membawa gue di sebuah gudang kecil dan preman itu memperkosa gue sampe gue ingin mati. Dan untung nya di situ ada warga yang datang karna teriakan gue sewaktu gue di perkosa. Setelah warga itu datang preman itu pergi dan gue pulang dengan keadaan yang sangat hancur. Keesokan hari nya gue mual mual hingga gue beli tespack dan hasil nya itu positif hamil. Di situ gue benar benar bingung dan gue memutuskan untuk aborsi anak di dalam kandungan gue itu. Dari situ gue gak bakal ngebiarin David bahagia sama cewek lain" jelas Dea panjang lebar.

Nasya baru paham, pantas saja waktu pertama kali Nasya bertemu dengan Dea. Dia beneran hamil walaupun itu hanya sebatas bohongan waktu ia bertemu dengan nya. Tetapi di kehidupan nyata memang benar Dea hamil tetapi bukan dengan David. Nasya hanya bisa diam dan bingung.

"Maka dari itu gue pengen lo itu Mati di tangan gue" tegas Dea yang tertawa.

Nasya menggeleng gelengkan kepalanya "Lo udah gila Dea, gue masih pengen hidup" kata Nasya yang masih berusaha melepaskan ikatan tali nya tetapi tidak bisa karna begitu kuat sekali.

Dea mengeluarkan sebuah pisau dari jaket nya "Tapi sayang lo telat Nasya" kata nya sambil tersenyum.

"Dea jangan De" kata Nasya yang masih berusaha melepaskan ikatan tali tangan nya dan kaki nya dan akhirnya nya terlepas.

Dea yang tau langsung saja mengalungkan tangan nya di kepala Nasya dan menyuruh Boby untuk mengingat tangan dan kaki Nasya dengan tali.

Brukkk.

Dea langsung menengok ke arah pintu dan ternyata ada David yang datang.

"Dea jangan lo lakuin itu" teriak David yang berjalan sedikit demi sedikit.

Dea menyuruh Boby untuk menghabisi David, tapi sayang Boby lah yang habis di pukuli oleh David.

"Kalau lo mendekat, pisau ini akan menuju ke arah leher Nasya" kata Dea yang tersenyum licik.

"Gue mohon jangan lo lakuin itu Dea" kata David yang berjalan mendekat ke arah Dea.

Sedangkan Dea berjalan mundur "Kalo lo berani mendekat lo akan melihat mayat Nasya" tegas Dea.

"Oke tapi gue mohon lepasin Nasya" kata David kepada Dea.

Dea tertawa "Gak segampang itu David Mahendra" jawab Dea.

David mencoba memikirkan cara agar Nasya bisa bebas. Dan waktu David mencoba mengambil pisau dari tangan Dea. Justru David telat dan melihat Nasya sudah jatuh lemas di bawah dengan banyaknya darah yang keluar dari leher nya. Dea kaget ternyata ia benar benar sudah membunuh Nasya.

David langsung jatuh dan mendekat ke Nasya lalu memeluk Nasya "Sya jangan pergi" kata David yang menangis.

"Gue udah bilang sama lo David jangan mendekat, ini akibat nya" kata Dea yang tertawa puas.

SMA & SMK [16+] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang