Chapter 10

8.6K 1.2K 335
                                    

Enjoy guys!
Jangan lupa vote dan comment😘

.

.

***

Insting Jennie tiba-tiba berkata 'neraka semakin dekat'. Melihat gaya bicara ayahnya, ia tahu ini adalah masalah serius. Mencoba berpikir positif, ayah tidak akan pernah melakukan hal buruk pada anaknya sendiri. Ia menjamin. Lebih tepatnya mencoba untuk mencari alasan untuk membela diri.

Dengan berlari-lari kecil ia mengikuti langkah sang ayah dan Taehyung yang begitu cepat menuju ruang kerja ayahnya di lantai 7.

Rupanya pemandangan itu tak luput dari perhatian member BTS yang sedang menikmati sajian ringan di reception room.

"Hyung, lihatlah! Pertemuan anak, calon menantu, dan calon mertua. Mereka serasi, kan?" Jimin berujar sambil memakan beberapa snack ringan.

"Betul Jim, mereka membuatku iri. Kira-kira apa yang sedang mereka bicarakan ya?" tanya Namjoon penasaran.

"Bagaimana jika kita buat taruhan?" timpal Jungkook yang mulutnya penuh dengan makanan.

"Yah Jeon Jungkook, kau suka sekali sih judi." Jimin protes.

"Ah kau ini, kan cuma main-main. Ayo tebak, kira-kira apa yang sedang mereka bicarakan?"

"Hadiahnya apa dulu?"

"Paling temu kangen saja," jawab Suga. "Atau mungkin mau marger perusahaan. Kim Company dengan BTS Radio & Entertainment?"

"Kalau aku curiganya Taehyung dan Jennie sedang di interogasi. Maklum, camer dimana-mana biasanya kan kayak gitu. Harus memastikan bibit, bebet, bobot." jawab J-hope mantap.

"Tapi dari gesture mereka, sepertinya ini obrolan yang lebih serius deh." Jungkook menebak sok yakin, "Ini lebih serius daripada sekedar investasi calon menantu."

"Mungkin mereka sedang membicarakan rencana pernikahan." Jimin menebak dengan percaya diri.

"Serius kau Jimin?" member BTS menghentikan aksi makannya dan mendekati Jimin.

"Lihat muka mereka tegang begitu. Apalagi coba kemungkinannya. Masa mereka bicara pasal hutang, engga mungkin banget kan?"

"Sepertinya tebakan kau benar. Aku dengar Tuan Kim itu memang ingin sekali melihat anaknya menikah." jawab Namjoon, "Jennie itu sering dijodohkan dengan pria-pria papan atas disini. Tapi entah kenapa selalu batal. Mungkin karena dia sudah terlalu cinta pada Taehyung."

"Cieeee, so sweet." member BTS yang lain mengeluarkan paduan suara, sampai-sampai para tamu undangan yang ada diruangan itu menoleh ke arah mereka geli.

"Berisik. Kalian ini membuatku malu saja," Jin memelototi member BTS yang kadang-kadang suka bertingkah kekanakan.

"Wah, jika begitu kita harus bersiap-siap punya keponakan. Asyik, aku akan menjadi seorang Paman." teriak Jungkook kegirangan yang dibalas tatapan sebal member BTS yang lain karena suaranya yang menggelegar membuat mereka kembali diperhatikan lagi oleh tamu undangan yang ada di reception room.

"Sudah, sudah. Kalian ini ngobrol ngolor-ngidul. Nikah saja belum sudah mengkhayal punya keponakan." potong Namjoon antara senang, kesal, dan juga sedikit iri.

Setelah diingatkan, mereka berhenti berbicara tapi terus mengunyah hidangan yang memang sangat lezat. Kim Company tahu saja bagaimana cara menservis para tamu. Mereka tidak tahu bahwa di lantai 7, diruangan yang lain, suasana terasa begitu berbeda. Di ruang kerja Tuan Kim, aura yang keluar begitu menakutkan terutama bagi Jennie yang duduk bagai orang pesakitan di pengadilan. Tuan Kim duduk menghadap Jennie dengan tatapan mata antara marah dan terluka. Taehyung berdiri di belakang wanita itu. Hatinya ikut tegang melihat pemandangan di depannya.

the boss | taennie✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang