Chapter 33

7.9K 981 200
                                    

Enjoy guys!
Jangan lupa vote dan comment😘

.

.

***
gambar hanyalah pemanis

***gambar hanyalah pemanis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








1,5 tahun kemudian
Jepang


Jennie terbangun dengan kepala yang masih berat. Rintik hujan yang deras telah membangunkan kesadarannya. Ia melihat ke sekeliling, kamar tidur ini begitu indah, dengan nuansa dinding kayu yang menimbulkan kesan hangat dan natural, ranjangnya juga begitu halus dan empuk. Sesaat ia mengagumi hal-hal baru di sekitarnya, sampai kemudian ia kembali tersadar bahwa tempat ini sangatlah asing.

Dimana ia? Kenapa ia bisa ada disini?

Kepalanya tiba-tiba berputar, rasa pusing kembali menderanya. Dalam kesakitannya, ia ingat bahwa sore itu ia tidak sadarkan diri setelah Taehyung membuang semua obat penenangnya.

Taehyung?

Kim Taehyung?

Tiba-tiba otaknya mencoba berpikir jernih bahwa pertemuannya dengan Taehyung bukanlah mimpi. Lantas kemana pria itu sekarang? Apakah pria itu yang membawanya kemari?

Kreek, suara pintu kayu terbuka perlahan. Seorang pria masuk, Jennie tidak bisa berpura-pura tidak tahu menahu apa yang telah terjadi. Sebelum kesadarannya hilang sore itu, ia masih ingat bahwa ia telah dengan gamblang menyatakan semua perasaannya. Ia kini tidak mampu menahan rasa malunya, bodoh sekali kau Jennie. Bagaimana mungkin kau bisa berterus terang seperti itu? Apa pandangan Taehyung terhadapnya kini?

Pria itu mendekatinya dengan membawa sebuah nampan berisi makanan dan minuman. Jennie terperangah, Taehyung tampak terlihat lebih tampan. Ya, pria itu memang selalu tampan, tapi hari ini ia terlihat berbeda. Auranya begitu hangat dan menenangkan, berbeda sekali dengan ketika pria itu ada di pesta dansa dan rumahnya kemarin. Saat itu Taehyung begitu menakutkan sekaligus menggairahkan. Jennie bergidik, ia juga takut dengan dirinya sendiri. Ia masih ingat bagaimana dengan panasnya ia membalas semua sentuhan Taehyung.

"Kau melamun, Jennie?"

Jennie tersenyum kikuk mendengar pertanyaan pria itu. Ia kini sedang terbaring lemah dikasur itu dan Taehyung duduk di pinggir ranjang menghadapnya. Pria itu mengelus-elus dahi dan rambutnya dengan lembut.

"Akhirnya kau sudah bangun, butuh waktu seharian untuk melihatmu sadar kembali."

Mereka saling bertatapan, spontan Jennie menunduk, ia jengah. "Taehyung, aku sedang ada dimana? Apakah aku pingsan begitu lama?"

"Kau pingsan seharian, Jennie. Rumah ini mungkin asing bagimu, tapi tempat ini tidak. Kita pernah punya memori yang baik dan buruk disini."

Jennie terbangun, kepalanya kini menyandar di sandaran ranjang. "Apakah kita masih di Jepang?"

the boss | taennie✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang