Seila masih bergeming dalam pelukan Jefry. Napasnya tak teratur. Kedua lengannya menjuntai tak membalas pelukan Jefry karena masih syok dengan apa yang baru saja terjadi akibat kecerobohan dan emosinya semata.
Perlahan kepalanya terangkat, menengadah untuk bertemu wajah yang sedikit gelap milik Jefry. Mulut Seila tampak terbata-bata hendak mengucapkan sesuatu.
"Makasih!" lirihnya pelan dan lembut.
Suara yang dingin tetapi selalu berhasil merusak telinga itu kini nyaris lenyap begitu saja. Lalu, ia melukis kaku senyum simpul di wajahnya. Tersenyum juga ia untuk pertama kalinya pada cowok itu.
Tak lupa, tatapan matanya tergambar jelas bahwa hatinya tersentuh. Sedikit. Seperti biasa, Jefry tersenyum manis dan tulus pada Seila yang lagi-lagi menampilkan lekukan yang dalam di pipinya yang tirus.
Tiba-tiba tangan Jefry melonggarkan lalu melepaskan pelukannya. Tubuhnya sedikit mundur memberi jarak pada cewek yang ia sukai itu.
Ia pun melepaskan tali sebelah kiri ranselnya. Ransel berwarna biru navy yang terlihat seperti tas gunung itu ia alihkan ke depan dadanya.
Jefry membuka perekat pada ranselnya. Kemudian, ia membuka ikatan tali yang menyerutnya.
Seila hanya termenung melihat apa yang akan dilakukan cowok berambut acak-acakan di depannya kini. Sementara itu, Jefry terus merogoh sesuatu ke dalam ranselnya. Dahinya mengernyit karena ia belum menemukan apa yang ia cari. Kepalanya juga terus menunduk sedari tadi.
Beberapa detik kemudian, ia tersenyum dan mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
Mata Seila memicing dan dahinya ikut berlipat karena suara kemasan sobek terdengar samar-samar di antara bisingnya jalanan.
"Nih!" Jefry menyodorkan satu pak minuman berbentuk pendek dan bervolume besar itu. Minuman yang sering terdengar di iklan dengan kalimat yang pasti membuat orang terngiang-ngiang.
Satu pak minuman itu terdiri dari lima botol minuman hasil fermentasi. Kemasan plastik yang membungkusnya itu tidak Jefry lepaskan. Melainkan, ia langsung menancapkan sedotannya pada botol yang menjadi median, posisi ketiga dari kiri maupun kanan di mana mereka dijajarkan sempurna oleh mesin pabriknya.
Seila semakin bengong. Karena pasalnya ia tidak pernah melihat orang yang melakukan hal unik kecuali dalam satu drama korea yang pernah ia tonton dulu.
Tawa Seila tiba-tiba pecah melihat aksi Jefry. Dari mana Jefry terinspirasi melakukan hal unik seperti itu, pikirnya.
"Lah kok ketawa? Mau diambil gak ini?" Jefry terlihat bingung oleh sikap Seila. Padahal, barusan Seila seperti masih tegang oleh insiden yang hampir membahayakan nyawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I'm Fear of Losing You [on going]
Teen Fiction"tukang kabur bisa apa?" "gue bisa bikin lo takut kehilangan gue!" Setelah cinta pertamanya di SMA tak terbalas, Seila akhirnya membayar janji Jefry untuk menjadi pacarnya. Sulit untuk berkata bahwa ia perlahan jatuh pada pesonanya. Hingga saat ia m...