Jefry lari secepat mungkin setelah menerima sebuah pesan dari handphone-nya. Di balik itu ada Herdy yang diam-diam memperhatikan Jefry. Ia merasa keheranan.
Ada apa dengan anak itu, batinnya.
Setelah menemukan angkot, ia menaikinya dengan wajah risau dan keringat bercucuran di wajahnya. Karena rasa ingin tahu yang tinggi yang juga diturunkan pada Seila, anaknya, Herdy pun berniat mengikuti Jefry.
Sampailah Jefry di sebuah gang kecil padat penduduk. Herdy tetap mengikutinya dengan hati-hati. Gang itu sangat sempit dan hanya bisa dilalui maksimal oleh sepeda motor.
Jefry tampaknya kesulitan untuk berlari. Banyak anak kecil yang sedang bermain. Juga banyak remaja yang nongkrong sambil main gitar dan bernyanyi siang-siang begini. Dan ibu-ibu dengan ramainya sedang memeriksa jemuran mereka sambil bergosip.
Untungnya Herdy saat itu berpakaian santai. Jika dirinya sedang mengenakan baju formal mungkin ia akan menjadi pusat perhatian orang-orang sekampung.
Saat Jefry sudah memasuki rumahnya, Herdy menghentikan langkah dan masih diam-diam mengintip. Tak lama keluarlah Jefry dengan atasan serba hitamnya. Dan saat ia akan berangkat, terdengar teriakan wanita paruh baya di dalam rumah.
"Hati-hati, Jef!"
Jefry hanya menoleh sekilas dan mulai mengendarai motor klasiknya. Dan Herdy semakin penasaran dengan pacar anak perempuannya.
Lalu, setelah Jefry sudah melewatinya, ia langsung membuntutinya lagi pelan-pelan karena Jefry juga mengendarai motornya dengan pelan akibat sempitnya jalan.
Jefry pun sudah keluar dari gang kecil itu dan melesat cepat belok ke arah kiri. Lelaki paruh baya itu menyebrang jalan untuk mendatangi mobilnya. Tetapi, saat ia hendak membuka pintu mobil, handphone-nya bergetar.
"Pa-"
"Sei, itu barusan Papa liat cow-"
"Beliin Seila shampo di minimarket!"
"Sei, tapi itu bar-"
Sambungan telepon terputus. Seila hanya akan menelepon papanya saat ia sedang membutuhkan sesuatu yang darurat saja. Itu pun dengan ketus. Papanya akan bicara saja ia memotong ucapannya. Seila sebenarnya peka jika papanya akan membicarakan Jefry, tetapi ia malas mendengar semua omongan dari mulut papanya.
Dengan rasa geram yang akhirnya ia harus turunkan, Herdy pun terpaksa putar balik lagi ke rumahnya. Sebelumnya ia mampir dulu ke minimarket terdekat untuk membeli shampo.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I'm Fear of Losing You [on going]
Teen Fiction"tukang kabur bisa apa?" "gue bisa bikin lo takut kehilangan gue!" Setelah cinta pertamanya di SMA tak terbalas, Seila akhirnya membayar janji Jefry untuk menjadi pacarnya. Sulit untuk berkata bahwa ia perlahan jatuh pada pesonanya. Hingga saat ia m...