Jefry yang berada di belakang Seila tak kuat menahan tawa. Ia melipat dan menyembunyikan kedua bibirnya ke dalam mulut seperti bayi yang tidak mau disuapi oleh ibunya. Dan perutnya bergetar ringan menahan tawa.
Seila yang hendak melangkah pun langsung terhenti begitu saja. Masih dalam posisi mematung, matanya memicing dengan bola mata memutar dan otaknya memikirkan maksud ucapan Jefry. Tak lama, ia mengerti maksud ucapan cowok pemilik wajah tirus itu.
"Bego," gumam Seila sambil memejamkan mata. Tangannya memegang kuat tali tas.
"Kak!" panggil Seila masih dalam posisi membelakangi Jefry. Dan cowok itu hanya menyahut dengan gumaman.
"Badan lo coba jangan ngadep gue dulu, plis!" Seila memohon dengan terbata-bata.
"Lah kenapa?" tanya Jefry pura-pura bodoh. Padahal jelas ia sudah paham bahwa Seila akan melakukan sesuatu untuk menutupi rasa malunya.
"Iiii cepet, mau pulang bareng gak?"
"Iya-iya," jawab Jefry pasrah.
Ia membalikkan badannya.
"Udah belum?"
"Udah bawel," ucap Jefry malas.
Seila langsung membalikkan tubuhnya. Ia melepaskan tali tasnya sebelah dan langsung mengecek apakah roti yang dimaksud Jefry adalah pembalut miliknya atau bukan. Dan ternyata benar.Kini wajahnya semakin memerah karena menahan malu. Lagi-lagi cowok itu yang … ah, Seila ingin lenyap sebentar rasanya.
Tanpa berpikir panjang, ia pun merekatkan retsleting pada tas itu.
"Udah belum? Udah gak sabar nih pengen bonceng cewek bawel." Cowok itu bergurau untuk mencairkan suasana supaya Seila tidak terlalu tegang karena menahan malu.
"Iii-yaa bentar-bentar!" Seila menggendong lagi tasnya. Ia menarik napas dalam-dalam untuk menetralkan emosinya supaya terlihat seperti tidak terjadi apa-apa.
"Udah-udah," ucap Seila terburu-buru.
"Oke, ayo pulang!"
Seila pun melangkah untuk menaiki motor Jefry.
"Eh bentar, pake helm dulu dong." Jefry menahan langkah Seila.
"Emang bawa?" tanyanya polos.
"Bawalah. Tiap hari malah."
"Buat apa? Kan sendiri biasanya juga," tanya Seila lagi. Ia adalah tipikal orang dengan rasa ingin tahu yang tinggi.
"Bentar. Lo pegang dulu ini!" ucapnya sambil menyodorkan helm pada Seila. Setelah itu, tangannya bergerak hendak menyentuh rambut Seila.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I'm Fear of Losing You [on going]
Teen Fiction"tukang kabur bisa apa?" "gue bisa bikin lo takut kehilangan gue!" Setelah cinta pertamanya di SMA tak terbalas, Seila akhirnya membayar janji Jefry untuk menjadi pacarnya. Sulit untuk berkata bahwa ia perlahan jatuh pada pesonanya. Hingga saat ia m...